Qiana
Kejadian semalam benar-benar membuatku merasa takut. Sepertinya memang aku harus mempekerjakan seorang satpam di sana agar tidak ada lagi kejadian seperti ini. Aku memang harus lebih berhati-hati lagi. Kita tidak pernah tahu kapan kejahatan itu akan mengintai.
Aku berusaha melupakan semuanya. Jangan sampai hal seperti ini membuatku terus-terusan merasa ketakutan. Aku tentu tak mau itu terjadi.
Sampai di kantor, seperti biasa, aku langsung masuk ke ruanganku. Dan satu batang Bunga mawar sudah tergeletak di atas mejaku. Lagi-lagi Davie yang mengirimkan.
Reflek, aku mencium bunga tersebut, dan menatapnya dalam. Dia benar-benar berusaha keras untuk mendekatiku. Aku tersenyum kecil melihat usahanya, dan bersikap malu-malu ketika aku mengingat kejadian semalam, dia menggenggam tanganku dengan erat seolah memberi kekuatan.
Aku seperti remaja tanggung saja sekarang. Terkekeh seorang diri, malu-malu sendiri, seolah semua ini adalah hal yang sangat membahagiakan.