Davie
Aku menjemput Devie atas permintaan gadis itu. Sepertinya manjanya sudah mulai kumat sekarang, bahkan dijemput oleh sopir pun dia tidak mau. Aku melihat mobil Qiana yang masih terparkir di depan QD. Untuk sekarang ini, kalau memang ada waktu, Qiana akan datang kesana dan mengecek semuanya. Devie pernah bilang seperti itu.
"Kakak belum pulang." Adu Devie ketika sudah masuk ke dalam mobil dan siap untuk kembali ke rumah.
"Udah malam, Lho." Sambungku.
"Kalau udah kerja mana peduli." Jawaban Devie membuatku hanya sanggup menutup mulut rapat. Aku mengira-ngira, kalau aku balik lagi kesini setelah mengantarkan Devie pulang, apa dia masih ada di sana? Aku tentu saja khawatir.
Kemudian aku melajukan mobil dengan cepat agar bisa segera sampai ke rumah. Devie bahkan bingung kenapa aku ngebut sekali.
"Turun!" perintahku ketika kami sudah sampai di depan rumah.
"Lho, Abang nggak masuk?" tanyanya dengan wajah heran.