Suasana nampak lebih tenang sekarang, Aldi dan Zara kini diadili. Pengakuan dari dua sejoli (menurut mereka) ini sangat diperlukan untuk keputusan akhir.
Aldi sudah merapikan diri, tidak lagi hanya mengenakan boxer, dia sudah memakai kaos oblong bertuliskan Kenzoo dan celana panjang berwarna gelap. ia duduk disisi Zara.
Mata nyonya Almira masih merah menyala. Zara tertunduk lesu. semua menanti salah satu dari mereka buka suara.
.
Dalam hati Zara berharap Aldi mengatakan sesuatu.
"nak... bisa kau ceritakan bagaimana ini bisa terjadi..." suara tuan Wildan memecah kesunyian, pertanyaan yang ditujukan pada Zara .
Zara melirik Aldi yang tak bergeming.. sepertinya memang dia yang harus bicara...
"a..a..aku dan Aldi..." Zara mulai bercerita tentang awal dia bertemu Aldi ditaman, Zara yang menemui Aldi sekedar untuk mengucapkan terimakasih namun apalah daya ia tak tega meninggalkan seseorang yang sedang sakit sendirian, sampai kejadian memalukan pagi ini.
"aku bicara yang sebenarnya, Aldi tidak tahu sama sekali kalau aku ada disini..." mata Zara berkaca menatap kearah Aldi yang masih diam seribu bahasa, namun tangannya mencengkram kuat jemari kecil Zara.
"bunda.. bunda sangat mengenal Zara kan?? bunda percaya?"
sang bunda memalingkan wajah ia menitikan air mata, bagaimana bisa putri baik dan penurut ini menghancurkan hati nya sedemikian rupa.
"bunda percaya pada Zara,, tapi tidak pada lelaki ini" nyonya Almira melirik sinis.
"aku percaya putraku.." seloroh momy Aldi tak mau kalah. dan dua wanita yang sama-sama mencintai putra dan putri mereka memulai perdebatan tidak penting ciri khas ibu komplek yang saling pamer benda mewah mereka.
Aldi masih sibuk dengan pikirannya, dia coba menggali apa yang terjadi kemarin, kenapa dia tidak sadar seperti itu.
satu hal yang ia tahu, hatinya kini kembali koyak karena Aura...
Aura kembali dari Prancis tapi sama sekali tidak menemuinya, dan Aldi mendapati foto mesra aura dinstagr*m bersama seorang pria yang wajahnya ditutupi emoticon, dengan caption 'honey...'
Aldi mengerti.. mungkin pria itu adalah alasan mengapa Aura acuh ketika Aldi menyatakan perasaannya, gadis itu kekeh memposisikan Aldi di level sahabat!!
Tentang apa yang terjadi antara dia dan Zara sungguh diluar prediksi.
"hentikan... " suara Aldi terdengar kemudian, membungkam mulut aksi saling sindir dua wanita anggun dihadapannya.
"aku akan menikahi Zara..." kalimat itu terucap dari mulut seorang Aldi si tetangga misterius!
tuan Wildan tersenyum tipis. Dia yakin putra yang dibesarkan dengan baik tidak akan lari dari tanggung jawab. Meskipun Aldi sendiri suka menentangnya berkali-kali, seorang anak yang ingin punya jiwa kebebasannya sendiri, ingin sukses tanpa embel-embel nama besar orang tuanya. Wildan percaya Aldi punya hati yang manusiawi!
"kau bicara apa??" Zara berbisik gemetar. Aldi hanya mengikuti ritme keadaan,, semua yang ada diruang tamu nya itu pasti mengharapkan kata yang baru ia ucapkan. kecuali Zara,, Zara sangat tidak berharap, menurut nya hal itu hanya akan menyudutkan dirinya, dengan mengamini pikiran mereka bahwa dia dan aldi melakukan.... ahhh... Zara mengeluh.
"kau yakin??" tuan Wildan serius
"ya aku yakin..." tidak lebih dari dua detik Aldi mengatakan dengan mantap, Zara tertunduk...
"aku.. aku tidak siap..." sela Zara cepat bagaimana pun dia masih seorang mahasiswi yang sebentar lagi naik semester lima, belum saatnya ia menyandang status istri membayangkan dirinya harus melahirkan disaat yang lain menikmati masa muda sungguh membuatnya ngilu. lagi pula meskipun Aldi sangat tampan dia punya kriteria sendiri, dan masih menunggu hati seseorang untuknya.
"gadis bodoh..." nyonya Almira geram "kau ingin hidupmu sendiri hancur??" sang bunda siap menerkam kembali tapi dihalangi shanum.
Zara terkulai...ia Tidak biasa berdebat dengan bundanya.
Aldi terlihat lebih tenang dan banyak diam.
oohh Tuhan... apa aku dikutuk..??!!!