"boss... ini konsep desain interior cabang baru kita sudah 70% selesai.. coba dilihat dulu baru kalau sudah sesuai kita lanjutkan lagi..." Dimas menunjukkan beberapa foto dari tab ditangannya,, desain cabang Als cake and resto.
Membuka cabang sangat penting tujuannya agar bisa menjangkau lebih banyak pelanggan yang ujungnya akan meningkatkan omset.
Aldi memperhatikan dengan seksama, sementara desainnya sudah sesuai dengan yang diinginkan, konsep cafe yang mengusung tema industrial. Aldi tidak ingin mengubah ciri khas restonya, jadi walaupun akan ada beberapa cabang desain nya akan sama seperti yang utama.
"bagaimana dengan permintaan waralaba cendol kita??"
"oh iya sudah ada beberapa permintaan, sudah saya kirim ke email anda bisa memeriksa nya"
"baiklah aku akan coba membaca..."
Aldi mulai sibuk memeriksa tiap email yang masuk.
"ee.. boss,, hari ini ada jadwal meninjau lokasi untuk rencana cabang ketiga,, kita sudah membuat janji dengan pemilik" lanjut Dimas yang sudah layak seperti asisten pribadi,, yeah! itulah jabatan Dimas merangkap, manager dan asisten boss!!!
"astaga Dimas aku lupa.. " Aldi menimpuk dahinya. Dimas mengerjabkan mata bingung. "aku ada janji mengantar calon mertua ku kebandara sore ini,, "lanjut Aldi polos membuat Dimas terbahak.
"AA..aapaa boss?? mertua?? kau sungguh akan menikah dengan gadis itu" Dimas melewati batasnya membuat Aldi geram. Pria berwajah Arab itu tertawa geli. ia masih ingat bagaimana Zara mengajak Bossnya menikah!!! Dimas juga tau soal skandal mereka yang terbaru..
"kau pria yang bertanggung jawab juga boss..." ledeknya senang
Aldi melayangkan pena ke dahi makhluk yang menertawakannya tanpa henti. Dimas terpaksa mengulum tawanya.
"aku serahkan padamu,, nanti beritahu saja bagaimana kesepakatan nya.." Aldi mulai beranjak, ia melirik jam sudah lewat jam makan siang.
***
Bandara.
Suasana nampak ramai hiruk pikuk orang-orang berlalu lalang dengan kesibukan masing-masing, ada yang baru akan mau berangkat, ada yang bersiap menyambut kedatangan pesawat.
Di pintu keberangkatan ada seorang gadis yang enggan melepas ibunya.
"bundaaa... tinggal lah lebih lama..." Zara merengek memeluk sang ibunda.
"hentikan anak baikk.. ini sudah melebihi janji bunda pada bibi Linda mu... " bunda minta pengertian "kau tahu bibimu kewalahan mengatur warung sendirian..."
Keluarga Almira tergolong kelas menengah, sang ibu seorang UKM dengan usaha warung pindang yang sudah banyak pelanggan dan cukup terkenal juga di Palembang walaupun sudah sekian tahun tidak punya cabang juga! disana sang ibu bisa punya rumah walaupun sederhana tapi punya sendiri, mobil ,dan beberapa pintu rumah sewaan. Jadi ngga miskin-miskin amat!!!
"bunda akan lebih lama disini sebelum dan sesudah pernikahan mu...." janji sang bunda membuat Zara melonggarkan pelukannya.
"janji ya Bun..."
Almira mengangguk lalu mencium dahi sibungsu. Matanya melirik pada calon mantu yang terlihat bingung tidak tau mau ngapain...
"nak Aldi..." suara nyonya Almira membuat Aldi merasa akhirnya keberadaan dirinya diakui juga. "bisa kita bicara sebentar..."
Aldi menjawab dengan anggukan mengekori calon mertua menjauh dari calon istri...
"apa aku bisa mempercayai mu..."
deg!
pertanyaan pembuka yang membuat Aldi tersentak, dengan seksama dia mendengarkan apa yang dikatakan nyonya Almira.
Akhirnya wanita paruh baya itu menghilang masuk kedalam pintu keberangkatan. Zara melambaikan tangan,, matanya mulai berkaca-kaca,
-bunda... aku masih butuh bunda...-desis Zara lirih.
"Baiklah ayo kita pulang anak baikk..." Aldi merangkul tubuh mungil Zara "aahh aku sangat lapar sejak siang aku belum makan.. kau harus beri aku makan..." rengek Aldi manja ke pada calon istrinya.
"jangan manja... ayo kita pergi makan..."ajak Zara bersemangat, ia jadi tak enak hati kalau pria tampan satu ini sungguh belum makan apapun.
"tapi ngomong-ngomong.. apa yang bunda katakan??" selidik Zara penasaran.
Aldi menggeleng tanda itu rahasia!!!
yah jadikan lah rahasia antara calon mertua dan calon menantu.. lalu calon istri tak dapat bagian nya!!