Roda-roda mobil Agy* Shanum meluncur mulus memasuki pelataran parkir rumah keluarga besar Wildan Mahardika, seorang pengusaha properti, mall dan beberapa hotel. Rumah bergaya Eropa dengan menggunakan ornamen batu alam di dinding, tangga dibagian depan dan terdapat ukiran cantik di sekitar jendela dengan warna yang mengkilap seperti emas, dua pilar menjulang tinggi dengan bentuk hexa memberi kesan mewah pada hunian calon mertua Zara.
kedatangan mereka disambut tuan dan nyonya Wildan, satu wanita cantik nan elegan dengan rambut lurus sebahu mengenakan gaun selutut berwarna pastel, disampingnya berdiri seorang pria yang sama tampannya seperti Aldi mengenakan kemeja berwarna gelap, dan disebelahnya wajah pria yang tidak asing lagi, Aldi!
Tuan Wildan menyalami rombongan calon besan yang diundangnya untuk makan malam dirumah.
sengaja dirumah biar bisa lebih saling mengenal satu sama lain, lagi pula tuan Wildan sudah ancang-ancang kalau terjadi keributan seperti tempo hari hanya mereka saja yang tahu.
Zara dan keluarga terkagum dengan kemewahan rumah tuan Wildan,, saat masuk pemandangan pilar-pilar didalam rumah yang menjulang dari bawah hingga atas, dan jendela yang berukuran besar serta ornamen batu serta ukiran ciri khas Eropa juga tersaji didalam. patung berukuran besar, dekorasi vas bunga antik, jam berukuran besar dengan bandul, pajangan dari marmer, hingga lampu kristal berukuran besar yang digantungkan di tengah ruang keluarga.
sungguh tak pernah dibayangkan sebelumnya.
"baiklah kita langsung saja kemeja jamuan..." tuan Wildan memberi instruksi.
Beberapa pelayan yang ada 'diruang jamuan' dengan sigap membuka kursi-kursi makan yang mewah agar lebih mudah duduk.
"perkenal kan ini kakaknya Aldi ,, Esa Nugraha" yg disebut melipat tangan didada " disampingnya istri Esa,, Olivia, dan ini istri cantik ku" tuan Wildan tertawa renyah.
Aldi memang punya seorang kakak laki-laki sudah menikah 2 tahun tapi belum punya keturunan. Esa seorang CEO calon penerus bisnis keluarga nya, Aldi sendiri sejak kuliah tidak terlalu tertarik dengan dunia CEO CEO an.. dia lebih suka kehidupan yang bebas sesuai nalurinya sebagai petualang dan pecinta makan.
Dia bangga dengan bisnis yang ia mulai dengan jeri payahnya sendiri, bahkan sampai sebuah mobil dan apartemen pun dia beli dari hasil keringatnya mendirikan bisnis cendol dan cake seperti sekarang.
Makan malam pun dimulai dengan ramah tamah saling berkenalan, beberapa sajian terlihat lezat seakan memanggil untuk segera minta santap.
Zara dan Aldi duduk berhadapan. Berapa kali Aldi mencuri pandang kearah Zara yang nampak cantik dibalut dress selutut model plisket slim berbahan chiffon dengan motif bunga summer bewarna biru muda.
"begini nyonya Almira,, " tuan Wildan buka suara setelah semua yang diruang jamuan sibuk berkutat dengan piring makanan mereka masing-masing. Nyonya Almira menengadah menunggu kelanjutan. "sudah kami putuskan awal bulan depan kita langsungkan pernikahan Aldi dan Zara"
sontak Zara terbatuk kaget,, sungguh ini terlalu cepat baginya. Sekarang baru tanggal 2 itu artinya beberapa hari kedepan...
akh!!
Shanum coba menenangkan Zara dengan menggosok punggung nya.
semua mata tertuju pada Zara yang belum tenang...
"yah.. saya setuju lebih cepat lebih baik..." nyonya Almira mengamini... membuat Zara tersenyum pahit .
Matanya memberi kode pada Aldi, tapi yang diberi kode malah pura-pura sibuk sendiri.
"bagaimana nak Zara??" tuan Wildan bertanya ke arah Zara.
"he... saya tergantung Aldi " Zara menginjak kaki seseorang didalam kolong meja.
"aucchh .." tepat sasaran itu kaki Aldi . "yaah... aku ikut kata papi"
-oohh ya ampun Aldi ...- Zara mengeluh pria ini benar-benar Sulit dipercaya...
Zara bermuram durja, ia menekuk wajah sampai berapa lipat.