"Apa?" Tiara tak percaya dengan apa yang baru didengarnya.
"Aku sayang kamu." Jay mengatakannya sekali lagi tapi kali ini secara perlahan.
"Aku sayang kamu dari pertama kali kita ketemu cuman aku ga berani aja ngomongnya bukan karena takut tapi aku ga enak sama pacar kamu, sekarang aja aku mikirin pacar kamu. Aku ga mau ganggu hubungan kalian. Aku cuman pingin ngungkapin perasaan aku aja." Jay dengan tatapan seurius kali ini Tiara tak lagi memakan burgernya. Dia memilih menyimpan burgernya lalu membersihkan mulutnya dengan tisu.
"Pacar?kata siapa aku punya pacar?" Tiara melipat tangannya dan meletakkanya di atas meja.
"Galih pacar kamu kan?banyak kok foto kamu sama cowok di akun kamu."
"Emang kalo aku posting artinya pacar aku?"
"Ya...habis mesra."
"Aku ga punya pacar." Tiara menegaskan status dirinya saat ini.
"Meskipun kamu ga punya pacar tapi kamu suka Kak Dirgakan?."
"Aku ga bilang suka."
"Kemarin-kemarin waktu kita di cafe kamu bilang kak Dirga cakep malah nanya dia udah punya pacar atau belum."
"Aku cuman bilang mungkin." Tiara mengingat perkataannya waktu itu. Jay sekarang malah terdiam dan bingung dengan apa yang harus dia katakan selanjutnya sementara Tiara menunggu Jay berbicara lagi.
"Jay.."
"Hmm.."
"Ngomong kek sesuatu." Tiara kesal karena sedaritadi dia menunggu namun Jay masih diam.
"Ngomong apa?"
"Kok ngomong apa?aku udah bilang aku ga punya pacar."
"Terus?"
"Udah ah aku pingin pulang." Tiara tanpa sadar menggebrak mejanya pelan dan berjalan keluar. Jay masih mencerna setiap perkataan Tiara tadi dan mencari kata apa yang membuat Tiara kesal sekarang padahal Jay tak berniat membuat Tiara seperti itu. Di dalam mobil pun Tiara tak mau berbicara bahkan dia melihat keluar dan memiringkan badannya agar tak melihat Jay.
"Kamu marah?"
"Aku masuk ya.." Tiara tak menjawab pertanyaan Jay membuat Jay ikut keluar mobil dan mengejarnya.
"Ayo pacaran." Jay yang sudah mengerti maksud perkataan Tiara tadi langsung mengejar Tiara yang tampak kesal dengan dirinya.
"Maaf, maaf Ra aku ga tahu, ini pertama buat aku. Aku belum pernah nembak cewek, belum pernah ngajak pacaran orang lain. Cuman kamu yang pertama jadi aku bingung harus gimana."
"Aku kesel sama kamu."
"Iya maaf jangan marah, hm?maaf ya.." Jay memohon kali ini dan tak menjauhkan wajahnya seinci pun dari Tiara.
"Harusnya kamu tuh bilang aku sayang kamu, mau ga jadi pacar aku."
"Ya udah mau aku ulangi?"
"Ish..nyebelin." Tiara malah memukul dada Jay dan kali ini Jay menangkap tangannya.
"Aku sayang kamu, Aku pingin jadi pacar kamu, Kamu mau ga?" Jay benar-benar mengulangi perkataannya namun Tiara tak menjawab.
"Sekarang malah kamu yang diem."
"Ga enak kan?ga enak didiemin?" Tiara kali ini berani memandang lelaki yang ada didepannya.
"Iya ga enak." Jay dengan lembut tanpa membalas perbuatan Tiara.
"Jadi gimana?aku masih salah?kamu ga mau?Aku pulang besok nih."
"Iya." Jawaban Tiara membuat Jay terkejut. Dia sangat senang dan mengembangkan senyuman diwajahnya bahkan rasanya kebahagian itu akan meluap keluar sekarang.
"Apa aku ga salah denger?"
"Mau aku rubah?"
"Jangan-jangan." Jay dengan cepat dan tak henti tersenyum. Dengan gerakan kaku dia mendekati Tiara dan memeluknya.
"Makasih, makasih kamu udah nerima perasaan aku."
"Baru juga jadian kamu udah pulang besok."
"Nanti aku ikut mommy kesini lagi."
"Kapan?"
"Secepatnya."
"Aku ga suka jawaban kaya gitu."
"Bulan depan." Jay menjanjikan.
"Kamu mau bilang ke orang tua kamu kita pacaran?"
"Hm..iya nanti pas pulang aku bilang."
"Ya udah, kamu pulang udah malem nanti lupa jalan." Tiara melepas pelukannya.
"Ini rasanya pacaran?pingin deketan terus." Jay tanpa malu mengatakan lagi perasaannya.
"Udah sana..." Tiara malu-malu.
"Iya aku pulang, bye.." Jay masuk kedalam mobilnya dan kembali ke hotel dengan senyuman yang terus ia pamerkan. Tiara kini menjadi miliknya tak sia-sia dia menunggu selama 7 tahun.
****
"Sayang.." Kenan menyentuh istrinya yang sedang tidur memunggunginya.
"Kamu marah?" Kenan berbicara lagi tapi Jesica tak membalasnya.
"Ka...ngomong dong Mas tahu kamu belum tidur." Bujuk kenan lagi.
"Iya Mas minta maaf sayang, maaf Mas cemburu gitu." Kenan berbicara terus tapi Jesica diam saja tidak lama dia bangun dan mengambil ponselnya.
- Halo mom.
- Kamu dimana?.
- Dihotel.
- Oh kirain masih diluar.
- Engga kok aku udah balik lagi cuman tadi takut mommy sama Daddy udah tidur jadi belum balikin kunci mobil."
- Ya udah, kamu tidur aja.
- Momm..
- Iya.
- Aku boleh pacaran kan?
- Boleh, kenapa?.
- Ga papa besok aja ceritanya.
- Ya udah good night.
Jesica menutup teleponnya, saking kesalnya tadi dengan Kenan dia sampai lupa jika Jay sempat ijin keluar tadi.
"Jay udah balik lagi?"
"Udah." Jesica singkat.
"Ih..Mas ga suka deh di cuekin gini." Kenan memperhatikan Jesica yang tampak berjalan menuju tempat tasnya berada.
"Ya habis Mas, cemburunya gitu banget. Aku udah jelasin juga.."
"Iya maaf, Namanya juga baru denger refleks aja jadi gitu." Kenan masih duduk di tempat tidurnya. Jesica yang sudah lelah dengan kegiatan hari ini sebenarnya malas untuk berdebat apalagi berdebat hal yang tak terlalu penting seperti ini. Dia yang semula berdiri kini duduk di ujung tempat tidurnya dan lagi-lagi membelakangi Kenan. Kakinya dia biarkan menjuntai ke lantai sementara kedua tangannya dia letakkan dipinggiran kasur.
"Udah dong jangan kesel, Mas udah minta maaf."
"Mas tuh kalo jauh aja bikin kangen giliran deket malah nyebelin."
"Iya udah ga usah dibahas lagi." Kenan mendekati istrinya dan ikut duduk disana.
"Jangan marah." Kenan mencium pipi istrinya.
"Kalo ga mau aku marah Mas jangan nyebelin."
"Iya sayang." Kenan yang kini memilih mencium bibir Jesica.
"Mas..." Jesica mendorong dada suaminya.
"Kenapa?"
"Mas cape ga?"
"Engga, Kenapa?"
"Aku pingin..."
"Mas juga pingin." Kenan langsung memotong perkataan Jesica.
"Bukan itu, maksud aku..aku pingin ayam goreng."
"Ayam?jam segini?"
"Iya aku pingin ayam goreng."
"Pesen aja ayam di hotel."
"Engga, aku pingin yang dipinggir jalan gitu loh Mas."
"Pinggir jalan?"
"Iya, jam segini pedagang masih banyak kok yang buka."
"Ya udah bentar Mas pake baju dulu." Kenan mengambil kaosnya.
"Kunci mobilnya di Jay sayang."
"Ya udah bentar aku mintain, Mas kalo udah selesai keluar."
"Iya, bentar lagi udah kok." Kenan yang tak lama menyusul Jesica yang sudah menunggu di depan pintu.
"Jay ga sekalian diajak?"
"Engga, Katanya dia mau tidur aja."
"Mungkin dia cape tadi keluar." Kenan sambil menggandeng istrinya berjalan menuju parkiran dan mencari pedagang kaki lima yang menjual ayam sesuai keinginan Jesica.
****To be continue