Jay melihat ke arah kalender di meja belajarnya. Hampir setiap hari dia selalu menandai tanggal dengan spidol warna merahnya untuk mengetahui berapa hari lagi dia akan berjumpa dengan Tiara.
"Oke 5 hari lagi..." Jay selesai membuat tanda dan segera beralih ke laptopnya.
"Persiapan untuk kencan pertama..." Ketiknya di halaman pencarian dan tak lama muncul hasil dari kalimat tadi. Jay mengklik beberapa artikel dan membacanya dengan seksama seolah itu adalah pelajaran yang wajib dia pelajari. Suara telepon berdering mengalihkan perhatiannya tapi dia tak merasa tak terganggu karena itu dari Tiara.
- Halo
- Tadi kamu telepon ya?Maaf tadi aku lagi dijalan.
- Darimana?.
- Ke minimarket Tara nangis pingin ice cream.
- Oh kirain pergi sama temen-temen kamu lagi.
- Engga kok, Kamu lagi apa?.
- Hm...lagi dikamar aja.
- Mau tidur jam segini?.
- Engga, habis belajar aja.
- Rajin banget.
- Iya supaya nilai aku bagus, IPK aku tinggi terus aku bisa lanjut sekolah di kampus terbaik di Jogja.
- Kamu niat lanjut disini?
- Iya, kamu kan disana, aku ga suka pacaran kaya gini.
Perkataan Jay membuat Tiara tertawa.
- Kenapa?
- Kalo kangen ga bisa ketemu cuman bisa teleponan atau video call. Aku ga suka.
- Emang kalo kamu disini mau ngapain?
- Aku mau kerumah kamu terus liatin kamu.
- Kamu lucu.
- Kenapa lucu?
- Lucu aja kalo lagi ngomongin soal pacaran.
- Gaya pacaran aku aneh ya?kamu ga suka?
- Engga bukan gitu tapi keliatan amatirnya.
Tiara sambil tertawa kecil.
- Ya namanya juga baru pertama jadi ya begini tapi kalo kamu ga suka kamu bilang aku jadi tahu harus gimana.
- Aku suka kamu yang apa adanya, aku ga mau ngerubah kamu jadi siapapun.
Tiara membuat Jay tersenyum-senyum dibalik telepon.
- Aku sayang kamu.
- Kamu setiap hari suka ngomong itu terus.
- Soalnya selama 7 tahun cuman kata itu yang aku pingin omongin ke kamu.
- Iya aku juga sayang kamu.
- Aku beneran ga sabar pingin cepet-cepet hari Kamis.
- Kamu kesini sama siapa aja?
- Mommy, Daddy, Tante Dinda sama Om James.
- Rombongan ceritanya.
- Daddy ikut karena cemburu sama temen mommy.
- Cemburu?ternyata Daddy kamu masih kaya gitu ya.
- Cemburu itu rasa ga suka ya?
- Iya rasa ga suka kalo pasangan kamu bareng orang lain. Cemburu itu tanda sayang.
- Berarti dari dulu aku suka cemburu soalnya aku ga suka kamu deket cowok lain. Aku sebenernya ga terlalu suka liat medsos kamu karena banyak postingan kamu bareng cowok yang kata kamu temen itu tapi karena pingin tahu keadaan dan liat wajah kamu jadi aku paksain liat.
- Harusnya kamu tuh ngomong dari dulu tahu ga.
- Kan kamu punya pacar aku ga mau ganggu.
- Kamu emang cowok baik-baik.
- Aku ga mau putus dari kamu.
- Emang aku mau?
- Aku ga tau, tapi kalo suatu hari nanti kamu pingin kita putus karena kamu udah ga sayang lagi sama aku dan nemu yang lebih baik aku ga papa.
- Kok kamu ngomong gitu sih?
- Ya aku pingin kamu seneng aja, kalo sama aku kamu ga seneng ya buat apa.
Jay tanpa ragu mengatakan hal itu pada Tiara.
- Aku seneng kok sayang.
- Sayang?
Jay baru mendengar Tiara memanggilnya dengan mesra.
- Kenapa?kok kaya kaget?.
- Iya soalnya selain mommy ga ada yang pernah panggil aku gitu.
- Ya udah aku panggil kamu gitu aja mulai sekarang.
- Eh jangan, aku malu.
- Kenapa mesti malu?.
- Malu aja tapi aku seneng sih dengernya.
- Ya udah ga papa aku panggil sayang aja tiap hari.
- Kamu jangan kaya gitu dong aku jadi tambah kangen.
- Ih apaan sih orang panggil sayang doang.
- Kata sayang dari mulut kamu tuh berarti buat aku.
- Ya udah makannya aku panggil gitu aja kamu ga usah malu segala.
- Kalo kita berdua aja ya kalo di depan mommy aku masih malu.
- Iya sayang.
Tiara lagi-lagi menggoda Jay yang masih tersipu dengan ucapan Kekasinya.
- Eh Tara nangis lagi tuh, aku dipanggil papah, aku ke bawah dulu ya.
- Iya, jangan tidur malem ya.
- Iya sayang....
Jay menutup telepon dengan perasaan berbunga-bunga di hatinya.
"Jay.." Suara ketukan terdengar.
"Iya Masuk.."
"Jay pinjem kemeja dong."
"Kemeja?bukannya Kakak punya."
"Iya tapi ga ada yang warna hijau."
"Kenapa harus warna hijau?ada acara apa?"
"Udah deh kamu punya kan kalo ga salah." Kay segera melihat ke arah lemari yang kini mulai dibuka Jay.
"Yang ini?"
"Nah ini bagus nih." Kay mengambil kemeja hijau yang dia cari.
"Aku pinjem ya nanti dibalikin lagi."
"Iya boleh."
"Makasih Jay.."
"Eh Kay, ehm...aku boleh nanya ga."
"Nanya apa?"
"Kalo kita kencan itu harus kaya gimana?" Pertanyaan Jay disambut senyuman oleh Kay. Tak lama Kay duduk di kursi belajar Jay dan menghadap ke arah adik kembarnya itu.
"Kamu mau kencan?"
"Iya.."
"Emang udah punya pacar?"
"Udah."
"Hah?seurius?"
"Tanya aja mommy kalo ga percaya, mommy kenal ceweknya."
"Siapa?"
"Tiara.."
"Anaknya Tante Dena?"
"Iya.."
"Oh...jadi itu cewek yang kamu kejar-kejar? terus sekarang mau kencan."
"Iya, 5 hari lagi aku bakalan ke Jogja dan ketemu dia lagi, kira-kira apa yang harus aku lakuin kay?"
"Udah ga usah gugup anggap aja jalan-jalan bareng keluarga."
"Ya bedalah kay, ini kan cuman berdua ga rombongan."
"Jay, pokoknya jangan gugup, gugup itu adalah sumber kekacauan. Dandan yang cakep, percaya diri, buka obrolan tapi jangan terlalu cerewet juga nanti cewek ga suka karena kamu banyak ngoceh, dengerin baik-baik setiap dia cerita terus komentar balik supaya dia anggap kamu bener-bener nyimak. Bayarin apapun yang kalian beli jangan sampe cewek ngeluarin duit dan jangan lupa puji dia, terakhir ajak dia dinner romantis supaya dia ga akan lupain first date kalian kalo bisa kasih dia hadiah."
"Banyak banget sih aturannya."
"Eh..justru ini yang bikin kamu dapet hadiah di akhir nanti."
"Hadiah?tadi kata kay aku yang harus kasih hadiah."
"Bentukannya beda Jay."
"Hadiah apa?"
"Siapa tahu kamu dicium." Kay menggoda Jay.
"Cium?emang boleh?engga-engga nanti Tiara marah."
"Ye...itu bonus Jay dan Tiara juga ga akan marah."
"Aku takut ketahuan nanti om Fahri sama Tante Dena marah dan ngadu ke mommy."
"Ya liat situasi kali Jay."
"Kakak waktu itu ciuman ketahuan sama aku kan." Jay yang sebelumnya pernah memergoki Kay berciuman dengan pacarnya di mobil.
"Ya itu beda lagi, lagian Jay kamu sama Tiara kan LDR jarang-jarang ketemu ya buat pemanis hubungan deh."
"Kay..aku kayanya ga bisa, aku masih takut."
"Apaan sih kaya ngapain aja ntar juga biasa."
"Apa rasanya ciuman?" Jay kini malah penasaran membuat Kay tertawa.
***To be continue.