Jay sudah rapi namun belum juga mau keluar dari kamarnya. Dia masih sibuk dengan laptopnya seolah ada yang seru di dalam sana. Dia sudah punya rencana tentang keikutsertaannya ke Jogja. Tidak lain adalah karena ingin melihat Tiara. Wanita yang selama ini selalu menganggu pikirannya.
"Cara mendekati wanita...ah engga-engga bukan ini." Jay mengetikkan sesuatu tapi kembali dia hapus.
"Tips membuat wanita jatuh cinta, apa ini ya?engga-engga ini juga salah." Jay ragu dan menghapusnya lagi.
"Ah...kenapa sih susah banget." Jay mengacak-ngacak rambutnya sendiri dan menyandarkan badannya sampe belakang kursi.
"Ini salah, Tiara udah punya pacar aku ga boleh deketin dia." Jay tersadar dan menutup halaman pencariannya namun tak lama dia membukanya lagi.
"Apakah boleh merebut pacar orang..." Jay mengetikkan kalimat yang ada dalam pikirannya saat ini dan keluarlah hasil dari pencarian itu.
"Cara merebut pacar orang dalam waktu singkat, hukum menikung pasangan orang lain, azab perebut pacar orang, apaan nih ngeri banget." Jay semakin pusing dengan setiap judul artikel yang dia baca.
"Jay..." Ara membuka pintu membuat adiknya terkejut.
"Kak ketuk pintu dulu bisa kan?untung aku ga lagi ngapain-ngapain."
"Ngapain-ngapain gimana maksud kamu?"
"Ya...ganti baju, kenapa?"
"Ayo makan sekalian anter Daddy mau pergi, betah banget sih di kamar. Lagi ngapain?" Ara mencoba mengintip ke layar laptop adiknya.
"Me...re....but pacar orang.." Ara membaca sekilas tulisan yang di lihat.
"Ih kepo." Jay langsung menutup laptopnya.
"Kamu mau nikung?" Ara menahan tawanya.
"Apa engga, kakak salah paham."
"Bilangin mommy ah.." Ara langsung berlari meninggalkan adiknya.
"Jangan kak..." Jay menyusul.
"Mom...mom..." teriakan Ara terhenti kala Jay menutup mulutnya dengan tangan membuat Kay yang sedang makan malam bingung.
"Kenapa sih kenapa?" Kenan dan Jesica yang baru turun tangga langsung melihat tingkah kedua anaknya
"Lepasin..." Ara menarik tangan Jay.
"Kakak salah paham."
"Dad...Jay mau ngerebut pacar orang." Ara membuat Jesica menatap ke arah Jay.
"Engga Dad, bukan gitu."
"Tadi aku liat sendiri Dad Jay searching di laptopnya."
"Jay?" Jesica kali ini penasaran.
"Bukan gitu mom, ehm...." Jay bingung menjelaskannya.
"Duh ada-ada aja kamu." Ara mengacak-ngacak rambut Jay dan duduk dikursi makannya.
"Jay, coba jelasin ke mommy kenapa?" Jesica sambil membawakan jacket Kenan.
"Aku..aku cuman lagi searching apa dosa kalo kita ngerebut pacar orang, kalo dosa aku ga akan ngelakuin kok mom.." Jay dengan polosnya bercerita membuat Kenan yang sudah siap pergi menahan tawanya.
"Engga Jay, kalo kamu ga sholat baru Dosa." Ara meledek dengan tawanya.
"Jay ngapain sih aneh deh." Kay ikut meledek sementara Jay masih berdiri dengan bingung.
"Emang kamu suka sama pacar orang?" Jesica bertanya lagi dengan lembut diantara semua keluarganya hanya Jesica yang tidak tertawa.
"I..iya tapi aku ga ngapain-ngapain kok mom, aku ga ganggu mereka." Jay berbicara seolah dia melakukan kesalahan besar jika melakukannya.
"Siapa?"
"Engga, aku ga bisa ngasih tahu kalo soal itu."
"Kenapa?biar nanti kakak bantu gangguinnya, biar mereka putus." Ara semakin menjadi-jadi.
"Kakak..." Tegur Jesica.
"Udahlah mom ga papa, aku cuman iseng aja." Jay ingin menyudahi topik ini.
"Selama janur kuning belum melengkung kalo kamu suka kejar aja tapi pake cara yang bener."
"Ga mau Dad, itu ga baik aku nanti dapet dosa bikin salah satu mereka sedih aku udah dzolim sama orang."
"Subhanallah..." Ara tak henti menggoda adiknya.
"Daripada kamu penasaran Jay, hal kaya gitu harus diungkapin. Suatu hari kamu punya pacar terus ketemu dia lagi ga enak loh karena masih penasaran, ya...meskipun ga jadi pacar minimal udah diungkapin."
"Pengalaman Daddy tuh.." Sindir Jesica yang mengingatkan kejadian tentang Dinda.
"Engga sayang.." Kenan langsung memegang tangan istrinya sementara Jay terdiam dan berpikir tentang ucapan Kenan.
"Oh iya Daddy pergi ya, kalian hati-hati dirumah jangan bikin mommy pusing terutama kamu Ara sama Kay jangan ribut-ribut mulu."
"Iya Dad, hati-hati." Ara memeluk Kenan.
"Hati-hati Dad." Ucap Kay.
"Jangan bandel ya kamu."
"Iya engga."
"Sampe ketemu di Jogja Dad."
"Jagain mommy ya Jay."
"Mas yakin ga mau dianterin sampe airport?"
"Engga, ga usah kamu dirumah aja."
"Hati-hati ya." Jesica merangkul suaminya.
"Ga cium Mas?"
"Ada anak-anak Mas."
"Kakak, Kay, Jay coba liat kebelakang."
"Kenapa?"
"Udah cepet, banyak protes." Perintah Kenan dan setelah anaknya berbalik Kenan langsung mencium bibir Jesica. Kenan sedikit menundukkan kepalanya agar bibirnya bisa sampai ke bibir Jesica.
"Udah belum, lama banget." Ara protes.
"Iya udah.." Kenan melepaskan ciumannya.
"Orang ga ketemu 3 hari doang." Ara terus mengoceh dengan mulutnya.
"Nanti rasain kalo punya suami." Kenan membela diri dan tak lama dia pergi dengan supirnya menuju bandara.
"Aku mau pergi mom.."
"Engga Kay, kamu dirumah ini hukuman buat kamu."
"Tapi..."
"Udah janji nurut kan?"
"Iya-iya.."
"Kalo aku boleh pergikan mom?"
"Mau kemana?"
"Main sama temen.."
"Sama siapa?"
"Temen."
"Mommy nanya namanya siapa, masa namanya temen."
"Wira."
"Kamu udah ganti lagi kak?"
"Ga ganti emang kakak ga ada pacar mom."
"Jay kamu mau pergi?" Tanya Jesica seolah mengabsen anak-anaknya.
"Engga mom, aku dirumah aja."
"Mana ada dia pergi dia masuk kategori kupu-kupu."
"Apa kupu-kupu kak?" Jay tak mengerti.
"Kuliah pulang kuliah pulang." Kay memberitahu singkatannya membuat Ara tertawa lagi.
"Ya udah kakak harus pulang sebelum jam 10 ya." Jesica memberikan aturan ketat pada anaknya.
"Iya-iya Mom.." Ara segera bersiap untuk pergi.
"Kay jangan BT gitu dong."
"Engga kok Mom.."
"Makannya mau tambah lagi?"
"Engga, udah cukup."
"Jay ga makan?"
"Aku pingin makan sama telur dadar aja mom."
"Ya udah bentar mommy bikinin." Jesica segera menuju dapurnya dan membuatkan telur dadar sesuai keinginan Jay.
"Mom...Daddy masih marah ga sama aku?" Kay mengajak ngobrol ibunya.
"Enggalah, kan Daddy juga biasa aja ke kamu."
"Aku takut Daddy sebenernya masih marah."
"Daddy kalo marah sekali waktu aja udah itu ya udah selesai lagian kamu udah nyeselkan?"
"Iya nyesel, aku mau berubah kok. Aku janji nilai aku bakalan aku perbaiki."
"Nah gitu dong."
"Jay kenapa sih ngelamun aja?" Jesica yang diam-diam memperhatikan anak bungsunya
"Iya kenapa sih Jay?cerita kek." Kay ikutan penasaran.
"Engga ga papa."
"Aku kan cowok kali aja ngerti."
"Nanti aja berdua Kay."
"Jadi ga mau jujur sama mommy?" Jesica sambil memberikan piring berisi telur dadar dan nasi.
"Aku pasti ngasih tahu mommy kok tapi ga sekarang ya."
"Iya sayang.." Jesica kembali memasak.
*****To be continue