Chapter 35 - Kelahiran

Beberapa bulan Kemudian...

Kenan POV

Untuk pertama kalinya aku menangis hanya karena mendengar suara tangisan yang begitu nyaring. Tangisan bayi kecil yang selama ini aku dan Jesica nantikan. Ini moment paling mengharukan dan membahagiakan sepanjang hidupku. Inikah rasanya menjadi ayah?sebahagia ini?aku bahkan tak bisa menghilangkan senyumanku dari wajahku. Aku masih takjub dengan pemandangan bayi yang terus saja menangis meskipun sudah berada dalam pelukan Ibunya. Tepatnya malam ini Jesica berhasil melahirkan seorang bayi perempuan dengan normal setelah sehari sebelumnya merengek kesakitan akibat kontraksi yang baru pertama kali dia rasakan. Aku yang semula tak tega melihat Jesica seperti itu ingin memilih operasi caesar saja agar dia tak kesakitan lagi tapi entah mengapa Jesica bilang dia ingin menunggu sampe dia benar-benar menyerah dan nyatanya dia benar-benar menjadi wanita yang kuat untuk bayiku. Aku tak tahu lagi harus berterima kasih sebanyak apa atas setiap perjuangan dan pengorbanan yang sudah dia lakukan untuk anak pertama kami. Kini hanya ada air mata haru Jesica saat melihat bayi mungil itu terbaring di dadanya. Tidak lama sang suster mengambil bayi itu dan membersihkan terlebih dahulu sebelum membiarkan aku menggendongnya. Aku sebenarnya masih takut tapi aku benar-benar tak sabar untuk mendekapnya. Aku menggendongnya dengan hati-hati sesuai dengan pelajaran yang sudah aku dapatkan dari para kakakku. Wajah tidurnya sungguh manis, lucu, imut. Entahlah aku tak tahu kata apa yang pantas untuk menggambarkan wajah bayi mungilku, aku kehabisan kata-kata. Selesai melakukan skin to skin contac dengan putriku. Aku segera menemui Jesica yang kini sudah siap pindah dari ruang bersalin ke ruang perawatan begitupun dengan bayi kami yang akan tidur tepat disamping tempat tidur Jesica.

"Persis kenan banget..." Komentar ibuku saat melihat cucunya.

"Ini Kenan versi cewek." Kakakku yang juga sudah datang langsung ikut berkomentar. Disaat keluargaku dan keluarga Jesica sibuk memperhatikan wajah bayi kami aku lebih memilih untuk memastikan keadaan Jesica.

"Ada yang sakit sayang?"

"Engga kok, ga ada."

"Kamu hebat deh bener. Makasih sayang." Aku mencium kening Jesica sebentar.

"Aku juga makasih, Mas udah tepatin janji Mas temenin aku lahiran."

"Iya sayang sama-sama jadi namanya mau pake yang mana?"

"Yang pertama aja Mas."

"Kamu mau istirahat?capekan dari kemarin ga bisa tidur."

"Engga, nanti aja. Mas makan dulu sana."

"Iya nanti sayang." Aku sambil memperhatikan oramg-orang yang belum juga membubarkan diri dari box bayi anakku. Tidak lama setelah suster datang melihat keadaan bayi dan ibunya, bayi kecilku merengek menangis petanda dia minta sesuatu dan itu adalah ai susu, dengan sigap mertuaku langsung menggendong dan mengerahkan bayi itu pada Jesica. Semua orang seketika keluar untuk membiarkan Jesica menyusui anaknya.

"Keluar ga ya Mah?"

"Keluar, pelan-pelan aja ka liat bayinya kan gerak tuh mulutnya juga." mertua ku menjawab ke khawatiran Jesica tapi karena sebelum lahiran Jesica sudah menjalankan tips dari ibu-ibu mulai dari harus seperti ini makan ini makan itu jadi tidak ada kendala dengan air susunya sekarang. Aku tersenyum saat melihat kecilnya mulut bayi itu menghisap air susu yang ada di dada Jesica. Ini pemandangan yang baik.

"Mamah keluar dulu ya kalo ada apa-apa panggil."

"Iya mah." Aku dan Jesica kompak menjawab perkataan mertuaku dan setelah itu aku duduk disamping ranjang sambil memainkan perlahan pipi chubby anakku.

"Mas..jangan diganggu nanti nangis loh."

"Habis lucu...."

"Kasian lagi Mimi dulu Mas."

"Ih gemes..." Aku menahan diri untuk mencubit pipinya. Jujur aku tak tahan untuk memainkan wajah imutnya tapi karena masih terlalu kecil dan baru lahir aku takut melukainya.

"Bener kata mamah mirip Mas banget."

"Kenapa sih bisa langsung tahu mirip siapa mirip siapa kan masih kecil."

"Ya keliatan kali Mas dari bentukannya, Ga ada akunya nih."

"Ada, sifatnya mungkin sayang. Jadi dibagi dua deh.."

"Apa yang dibagi dua?"

"Itu..." Aku sambil menatap ke arah dada Jesica.

"Ih Mas apaan sih."

"Kamu harus adil loh." Aku menggoda Jesica.

"Ini cuman boleh sama anak aku."

"Ih jahat nih."

"Sabar Mas, belum juga sehari aku lahiran."

"Iya Mas sabar, Mas nanti pulang dulu ya sayang bersihin kamar bayinya dulu."

"Iya mas dan aku ga mau pake pingin ngurus anak aku sendiri?"

"Kamu yakin? emang ga butuh bantuan?"

"Engga, biar aku ngerasain jadi ibu beneran lagian kan ga dibantu juga ada bi suci nemenin." Jesica tersenyum menatap bayinya. Ah..adem aku melihat pemandangan ini.

"Ya udah gimana kamu aja tapi kalo butuh apa-apa bilang Mas."

"Iya Mas.."

"Pasti temen-temen kamu pada nyerbu kesini."

"Pastilah Mas, nanti aku kenalin anak mommy yang cantik ke kakak Dirga." Jesica terlihat mengajak ngobrol anaknya.

"Masih kecil juga udah dijodoh-jodohin."

"Bukan dijodohin, di kenalin Mas."

"Ada yang kurang ga ya persiapan dirumah sayang?"

"Perasaan udah semua Mas.."

"Kita belum beli makan bayinya."

"Mas...bayinya boleh makan nanti pas 6 bulan jadi selama ini dia makannya dari air susu aja."

"Itu minum namanya."

"Aku yang harus banyak makan."

"Tapi kamunya susah makan."

"Aku ga biasa makan banyak aja."

"Sekarang bukan masalah banyak makan juga tapi perhatiin apa yang kamu makan soalnya otomatis dimakan anak kamu juga."

"Wih Mas udah beneran kaya bapak-bapak."

"Pingin cepet-cepet Mas bawa pulang."

"Jangan lupa mas siapain acara syukurannya."

"Iya sayang, dirumah aja ya."

"Iya Mas."

"Mas udah ngasih tau namanya?"

"Belum, secepatnya Mas kasih tahu kan nunggu kamu tadi."

"Kalo dia udah gede, aku ada temen belanja, temen masak, temen dandan."

"Mas ga diajakin?"

"Ya diajakin Mas maksud aku kalo Mas kerja aku jadi ada temen."

"Sekarang jalan-jalan jadi bertiga."

"Belum selesai nyusuinnya?" Ibuku kali ada datang menghampiri.

"Belum mah."

"Eh iya dari tadi mamah belum tahu namanya siapa."

"Emang belum Ken kasih tahu kok."

"Tapi udah ada?"

"Udah mah."

"Jadi siapa namanya?"

"Namanya Arabella Aderald Seazon." Aku untuk pertama kalinya memperkenalkan nama putriku. Sebenarnya nama ini nama pilihanku. Arabella itu memiliki arti cantik sama seperti wajah anakku sekarang sementara Aderald dan Seazon adalah nama keluarga kami berdua dimana Jesica tetap besikeras untuk memasukan nama ayahnya disana tapi menurutku Aderald juga memiliki arti yang baik dan aku sama sekali tak keberatan. Aderald sendiri melambangkan menggambarka yang mulia, berani, dan tegas meskipun cocok untuk anak laki-laki tapi aku harap anakku akan menjadi wanita pemberani dab percaya diri sementara Seazon adalah nama keluarga yang ayahku buat dari kata bahasa Inggris season yang berarti musim. Itu berkaitan dengan keinginan ayahku yang selalu ingin anaknya bahagia dan kuat pada musim apapun.

**** To be Continue