Suasana di mobil tampak hening dan tegang. Kenan tampak fokus menyetir sementara Jesica belum mau berbicara karena dia tak suka bertengkar di dalam mobil. Sesampainya di rumah mertuanya mereka disambut oleh orang tua Kenan yang langsung melihat Ara yang terbangun gara-gara suara bising.
"Ara.....ketemu lagi sama Oma." Ibu Kenan antusias melihat cucunya dan langsung mengambil alih dari gendongan Jesica.
"Yah.." Jesica dan Kenan langsung menyalami orang tuanya secara bergantian dan setelah itu Kenan membawa barang bawaanya ke kamar.
"Eh udah ada kak Bella juga.."
"Iya, kakak juga nginep disuruh kak Riko mau bikin suprise katanya."
"Suprise buat?"
"Kak Lisa ulang tahun."
"Syukur deh aku jadi ada temen ngobrol."
"Si Ken lagi BT ya?" Bella sambil berjalan bersama Jesica ke ruang tengah dimana anak-anaknya bermain.
"Iya lagi badmood tuh dari pagi."
"Kenapa?"
"Ga tau kak."
"Pantes cemberut terus di kantor."
"Tadi kakak kesana?"
"Iya kakak tadi nyamperin Mas Dikta."
"Mas Diktanya mana sekarang?"
"Lagi mandi.."
"Jadi gimana surprisenya?"
"Kenan belum cerita?"
"Gimana dia mau cerita ngomong ke aku aja kak singkat-singkat kayanya emang aku ada salah."
"Sabar..ntar juga baik lagi tuh anak dia suka begitu kalo lagi kesel tapi 3 harian juga udah nanya lagi."
"Satu hari aja aku udah ga tahan kak gimana 3 hari."
"Ya udah tanya sana."
"Aku mau mandiin Ara dulu tadi habis jalan-jalan takut keringetan."
"Udah gampang sama kakak aja."
"Eh ga enak aku kak."
"Kalo ga sama kakak palingan sama mamah, liat tuh diajak main terus." Bella memperhatikan ayah dan ibunya sedang bermain dengan Ara ditemani Edward dan Ethan.
"Mah...Ara mau aku lap dulu tadi habis jalan-jalan belum ganti baju juga."
"Ya udah sama mamah aja bawa baju sama bedaknya ke kamar."
"Tuh kan.." Bella yang tadi menebak langsung tersenyum ke arah Jesica.
"Bentar aku ambil dulu ke atas." Jesica segera mengambil baju serta perlengkapan Ara dan mendengar suara di kamar mandi sepertinya Kenan di dalam.
"Ini mah baju sama bedaknya."
"Ara...ayo kita ke kamar mandi dulu sama Oma..." Ibunya berdiri diikuti Jesica.
"Mah..aku tinggal dulu ya mau liat Mas Kenan."
"Iya ka, Ara pasti anteng kok sama mamah."
"Makasih mah."
"Iya sama-sama.."
Jesica segera menaiki tangga dan kali ini melihat Kenan sedang mencari bajunya.
"Sini aku cariin." Jesica berjalan ke arah lemari.
"Udah ketemu kok." Kenan langsung menarik kaos dan memakainya.
"Mas kenapa sih?"
"Kenapa apanya?"
"Ya kenapa Mas kaya gini."
"Gini gimana?"
"Cara ngomong Mas ke aku beda dari tadi pagi sampe sekarang Mas tuh aneh kak Bella aja sampe nyadar Mas lagi BT. Aku minta maaf kalo aku salah."
"Kalo?berarti ga ngerasa salah ya udah ga usah minta maaf." Kali ini Kenan dengan cukup keras.
"Apa gara-gara kemarin?" Jesica membuat Kenan diam.
"Mas kita udah komitmen loh kalo ada apa-apa diomongin, aku ga mau ya kita diem-diem kaya gini, aku ga nyaman Mas, belum lagi ini kan dirumah orang tua Mas ga enaklah diliatnya."
"Ka...Mas udah nahan-nahan loh sampe 3 bulan terus giliran udah mau kamu tinggalin gitu aja."
"Tinggalin?Mas aku ga ninggalin, Ara nangis masa aku biarin dia nunggu kita begituan kan ga bisa Mas." Jesica sedikit kesal.
"Mas tangan aku tuh cuman dua badan aku juga satu aku tuh harus kaya gimana sih kalo Mas pingin itu Ara pingin ini. Pasti kok aku turutin mau Mas tapi kan ada waktunya."
"Ya tapikan..."
"Mas..." Jesica meraih tangan Kenan yang sedang berdiri di hadapannya.
"Aku juga kepingin kok Mas, beneran deh tapi kan sekarang udah ada Ara. Kita kan bisa cari waktu yang pas buat itu kalo kemarin kan karena mendadak dan Ara juga udah cukup lama tidurnya pasti bakal ada bangunnya minta susu." Jesica kali ini dengan suara lembut.
"Mas tuh kesel kemarin karena udah tanggung, Mas tuh ga enak tahu ga udah tegang ditinggal gitu aja, kepala Mas jadi pusing." Kenan dengan nada marahnya.
"Iya maaf Mas."
"Kamu tuh beneran nyebelin deh semalem." Kenan menarik tangan Jesica dan memeluknya.
"Aku juga kangen kok mesra-mesraan sama Mas." Jesica membalas pelukan Kenan.
"Maafin Mas, Mas juga ga ngerti kondisi kamu kemarin."
"Nanti aku ganti sama malam yang 'hot' eh bukan deh 'super hot'."
"Super hot?" Kenan mengerutkan dahinya.
"Iya super hot." Jesica kini membisikan kata itu di telinga Kenan.
"Kapan?malam ini?" Kenan melepaskan pelukannya dan menatap Jesica penuh harapan.
"Ga malam ini, ga enak dirumah mamah."
"Ga papa, kamar Mas kedap suara."
"Kalo malem ini berarti ga pake supernya."
"Kenapa?" Kenan semakin penasaran.
"Karena yang spesialnya ga bisa malem ini Mas."
"Apaan sih?bikin penasaran."
"Nanti adanya kalo udah pulang."
"Kalo gitu kita pulang sekarang aja."
"Mas..ga enak kan mau ngasih surprise buat kak Lisa."
"Mas udah ga bisa nahan lagi sayang."
"Ya udah malem ini aku kasih pemanasannya."
"Ga mau, Mas pingin yang super hot."
"Besok deh besok Mas aku janji."
"Besok ya Mas rela nunggu lagi loh."
"Ih Mesum." Jesica mencubit hidung Kenan.
"Udah 3 bulan nih Mas ga keluar yang.."
"Iya sayang, udah ya jangan Badmood lagi." Jesica mengusap halus pipi suaminya.
"Iya engga, cium Mas dulu dong." Kenan membuat Jesica menciumnya dari kening, pipi sampe bibirnya.
"Mas ga mau cium yang gitu, Mas pinginnya gini." Kenan langsung mencium bibir Jesica, menciumnya sampai terdengar bunyi akibat bibir yang sudah basah.
"Kalo malam super hot ciumannya lebih dari ini ya?" Kenan senyum-senyum.
"Iya lebih, lebih hot." Jesica menggoda.
"Ara mana?"
"Lagi sama mamah."
"Main bentar yuk."
"Emang ga papa?nanti Ara nangis Mas udah tanggung terus ngambek lagi sama aku. Dia belum tidur lagi soalnya." Jesica membuat Kenan tertawa.
"Ih gemes.." Kenan mencium lagi Jesica.
"Aku kangen banget sama Mas." Jesica memandang Kenan dan melingkarkan tangannya di bahu Kenan.
"Cape sayang ngurus anak?" Kenan membenarkan rambut Kenan.
"Engga cape mungkin belum terbiasa aja."
"Mata kamu udah item tuh, pergi ke salon kapan-kapan atau kemana kek perawatan sama temen-temen biar Mas yang jaga Ara."
"Mana bisa."
"Eh kata siapa, bisa kok."
"Engga ah kasian Ara."
"Mas panggil tukang pijet kerumah ya."
"Emang ada?"
"Ada, di aplikasi online juga banyak tapi harus cewek."
"Aku kira Mas punya kenalan."
"Ada kenalan mamah, mau?"
"Boleh deh."
"Ya udah nanti Mas panggilin."
"Makasih sayang." Jesica sangat senang dengan perhatian suaminya.
****To be Continue