"Ish..apaan sih ganggu mulu, sana.." Ara marah saat adik kembarnya mengganggunya dikamar.
"Makannya bantuin aku ngerjain tugas kak.."
"Tanya Jay sana dia kan pinter ga kaya kamu main Mulu." Ara masih sibuk dengan cat kukunya.
"Jay ga mau kasih contek."
"Iyalah dia ga mau, yang ada kamu minta diajarin bukan minta contek." Ara masih mengomeli adiknya.
"Ih kakak sama Jay sama aja aku bilangin mommy."
"Sana bilangin paling dimarahin."
"Aku bilangin kakak masih pacaran sama kak Bisma."
"Eh mulut kamu ya.." Ara langsung melempar bantal sementara Kay langsung menghindar dan pergi.
"Dad..dad.." Kay bersembunyi di balik badan Kenan.
"Kenapa sih?"
"Itu Dad, kak Ara..."
"Dad Kay tuh ga mau kerjain tugas malah mau nyontek sama Jay.." Ara langsung memotong kalimat Kay.
"Kebiasaan deh kamu sana kerjain sendiri jangan ribut-ribut terus."
"Dad..kak Ara.."
"Udah malem kerjain Kay nanti tambah malem kamu malah gadang mommy marah loh."
"Tuh denger kata Daddy sana ke kamar."
"Awas ya.." Kay sambil menatap tajam kakaknya. Dari dulu Kenan dan Jesica memang tak suka dengan Bisma karena kelakuannya yang tak sopan sementara Ara masih ngotot untuk dekat dengannya.
"Kakak juga masuk kamar sana udah malem jangan main ponsel terus."
"Dad...aku minta uang buat belanja."
"Uang?skripsi kakak benerin dulu baru Daddy kasih."
"Udah aku benerin kok."
"Besok Daddy liat baru kasih."
"Ih Daddy pelit."
"Beneran ya ngomong gitu, Daddy bisa beneran pelit nih."
"Engga-engga bercanda dad." Ara langsung mengaitkan tangannya dilengan Kenan sambil tersenyum.
"Mau belanja apa sayang?" Kenan merangkul anaknya sambil berjalan menuju kamar Ara.
"Aku pingin beli baju buat pergi kuliah, baju aku dikit."
"Dikit?itu lemari udah 2 lebih kamu bilang sedikit?"
"Yah bosen dad.."
"Beli sama mommy sana.."
"Nanti mommy bilang tanya Daddy."
"Iya boleh tapi syaratnya penuhin dulu."
"Iya-iya besok aku kasih liat."
"Nah gitu dong, cepetin kerjainnya."
"Aku ga mau lanjut udahan ah sekolahnya dad."
"Eh apaan engga-engga lanjut aja."
"Aku lulus SE aja udah syukur."
"Kakak..mumpung Daddy masih mampu nih sekolah lagi aja."
"Aku pingin nikah aja."
"Emang nikah itu gampang apa."
"Tapi.."
"Udah tidur sana jangan ribut terus sama Kay, good night." Kenan mencium kening putri sulungnya itu lalu segera beranjak ke kamarnya.
"Aku tadi denger ribut-ribut kenapa?" Jesica langsung bertanya saat melihat Kenan masuk.
"Biasa Kay sama Ara."
"Dua anak itu ya ga bisa apa adem kaya Jay.."
"Anaknya siapa tuh..."
"Anak Mas lah." Jesica yang semula menatap layar langsung memandang Kenan.
"Yang jelek-jelek dibilang anak Mas yang bagus-bagus dibilang anak kamu." Canda Kenan sambil membaringkan badan lelahnya.
"Sayang bikinin Mas cemilan dong, Mas lapar nih."
"Kalau lapar ya makan aja jangan cemal cemil."
"Mas lagi pingin sosis goreng bikinin dong tapi ga usah pake nasi tambah kentang aja ya."
"Ada lagi pesanannya?" Jesica berdiri menatap suaminya yang tertawa.
"Minumnya jangan lupa yang seger-seger." Kenan membuat Jesica pergi ke dapur kali ini. Dilain tempat Ara kini sedang berbicara di balik telepon dengan seseorang.
- Iya, aku lagi kerjain tugas aja disuruh Daddy.
- Tugas apa?.
- Benerin revisian skripsi, kamu ga benerin?bukannya lusa bimbingan?.
- Engga, nanti aja pingin telepon kamu dulu.
- Idih apaan sih, kerjain sana nanti nyalahin aku lagi kalo skripsinya ga beres-beres.
- Ya emang gara-gara kamu. Aku lagi mikir kenapa kamu ga mau balikan sama aku.
- Bisma yang udah ya udah aja.
- Kenapa emang?pasti ada cowok lain ya?.
- Engga, ga ada.
Ara memutar bola matanya padahal jelas memang ada pria lain yang sedang ia pikirkan.
- Aku denger Sandi lagi deketin kamu.
- Aku sih ga tahu dia deketin aku atau engga tapi ya kita temen biasa aja.
- Kamu orangnya cepet move on ya, kayanya sama jari aja mantan kamu udah ga ke itung.
- Udah deh aku mau lanjut beresin skripsian.
- Bentar, besok jalan yuk.
- Ga bisa, aku mau pergi sama mommy.
- Kemana?
- Kepo banget.
- Berarti bohong.
- Bukan urusan kamu juga kan aku pergi sama siapa terserah aku.
- Sama Sandi ya.
- Ya Allah ampun deh, aku tutup ya bye.
Ara kesal lalu menutup teleponnya belum juga semenit ponselnya berdering lagi.
- Halo apalagi?.
Ara kesal tanpa melihat nama di layar ponselnya.
- Apalagi?.
Suara dibalik telepon tampak heran.
- Eh...
Ara segera melihat layar telepon dan tertulis David.
- Sorry tadi ada orang yang nyebelin nelpon.
- Nyebelin?siapa?.
- Bukan siapa-siapa kok, kenapa?.
- Besok jadi aku jemput?mau jam berapa?.
- Oh iya jadi-jadi, Jam 9 aja aku ada kelas jam 10.
- Ya udah jam 9 teng aku udah di depan rumah kamu, aku udah beli tiket nih jadikan nonton?.
- Jadi-Jadi.
- Kamu lagi apa?.
David menanyakan hal yang sama dengan Bisma membuat Ara bosan untuk menjawabnya.
- Lagi revisi skripsian.
- Udah malem bukannya tidur.
- Nanggung dan aku udah janji sama Daddy mau benerin skripsi aku.
- Oh ya udah lanjutin aja, jangan tidur malem-malem ya besok telat lagi bangunnya.
- Iya Vid. Bye.
Ara lagi-lagi menutup panggilannya lalu kembali menatap laptopnya. Dia memang cukup playgirl dari dulu tepatnya sejak SMA kelas 1. Tak heran juga sih karena paras Ara yang cantik banyak lelaki yang mencoba mendekatinya dan hal itu dimanfaatkan Ara untuk beberapa hal seperti belanja dan membantunya mengerjakan tugas. Jika hari ini Ara putus mungkin dalam hitungan jam dia sudah memiliki kekasih baru. Ara tak pernah seurius soal percintaan makannya dia tak keberatan ketika Kenan menyuruhnya putus dengan Bisma. Ara tak tahu alasan kenapa dia seperti itu yang jelas dia senang dengan kehidupannya sekarang. Ara sendiri cukup dekat dengan Kenan karena ayahnya itu seperti pelindung bagi Ara. Kenan selalu lembut ketika marah dan memberitahu kesalahannya dengan cara yang unik oleh karena itu Ara tak pernah berani melawan Kenan namun bukan berarti dia tak dekat dengan Jesica. Untuk urusan wanita Ara banyak bercerita dengan ibunya itu bahkan sahabat-sahabatnya banyak yang iri dengan kedekatan mereka dan tak jarang banyak orang yang menganggap Jesica dan Ara adalah kakak beradik bahkan hal ini membuat Kenan sempat cemburu karena banyak pria yang memperhatikan istrinya saat Jesica pertama kali ikut mengambil rapot anaknya. Berhubung Ara dulu merupakan anak yang paling ditunggu Kenan dan Jesica maka segala keinginannya pasti selalu diwujudkan hal ini yang membuat Ara semakin bahagia dengan perlakuan kedua orang tuanya.
****To be Continue