Ara kini sudah 2 tahun dia sudah bisa berjalan dan berbicara meskipun belum terlalu jelas dalam artikulasinya. Dia tergolong anak yang sangat pintar hingga membuat Kenan kewalahan setiap kali bermain bersama Ara sementara Jesica justru sangat senang dengan pertumbuhan Ara.
"Ara pelan-pelan naik tangganya sayang." Kenan mengikuti Ara dari belakang saat dia pergi menuju kamar.
"Kalau naik turun jangan lupa pegangan." Kenan membungkuk sambil mengarahkan tangan Ara ke pegangan disampingnya.
"iya..dada.." Ara dengan suara imutnya. Dia belum bisa memanggil Kenan dengan sebutan Daddy jadi dia selalu menyebut dada.
"Kamu kenapa?"
"Aku ga enak badan Mas."
"Mau ke dokter?"
"Engga ah, ga usah Mas."
"Ya udah biar Ara Mas yang tidurin."
"Ara di dongengin sama Daddy ya."
"Cucu...."
"Minumnya digelas ya, Daddy ambilin."
"nda mau, Ara ngin mom..."
"Mommy nya lagi sakit sayang sama Daddy ya.." Kenan membujuk lagi namun anaknya menggeleng.
"Iya ya udah sama mommy, ayo tidur." Jesica setuju dan mengendong putri kecilnya ke kamar.
"Ara udah tidur?" Kenan melihat Jesica mulai bangkit dari tempat tidur Ara yang baru dibelikannya. Tempat tidur itu berada tepat disamping tempat tidurnya.
"Udah Mas.." Jesica membuka anting-anting dan bajunya lalu segera ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya.
"Kamu ga enak badannya kenapa sayang?pusing?atau apa?Mas bikinin teh tuh supaya enakan."
"Aku ga mau teh Mas aku pingin kopi."
"Kopi?kamu ga biasanya pingin kopi."
"Kayanya kopi enak aja."
"Ya udah Mas bikinin." Kenan beranjak lagi ke dapur dan membuatkan kopi sesuai permintaan istrinya.
"Mas..sekalian sama roti ya.." Teriak Jesica dari atas dan untungnya Kenan belum sempat naik jadi dia bisa mengambil roti sebelum akhirnya benar-benar naik.
"Ini sayang.." Kenan meletakkan kopi dan rotinya di meja kamarnya Jesica lalu menyambut antusias mukanya tak sepucat yang tadi. Sebagai ucapan terimakasih dia mencium pipi Kenan.
"Tumben kamu makan yang beginian."
"Ga tau pingin aja Mas."
"Tadi pas jalan-jalan Ara lincah banget Mas sampe kewalahan ngejarnya."
"Mas waktu kecilnya gitu kali." Jesica tertawa.
"Ara emang lagi seneng main kayanya."
"Mas cuti dong kita ajak Ara main dipantai."
"Ke Bali?"
"Iya kemana kek supaya Ara makin seneng." Jesica sambil mengunyah rotinya.
"Iya sayang, Mas cuti nanti sekalian bikin adik buat Ara."
"Apaan sih Mas."
"Ara udah 2 tahun sayang, udah ga papa kok punya adik."
"Ga kebayang ada 2 anak dirumah."
"Lebih rame sama lebih seru."
"Mana masih kecil-kecil."
"Kan Mas ikut ngurusin sayangku."
"Iya-iya.." Tidak lama Jesica kembali ke kamar mandi dan memuntahkan isi roti yang baru dimakannya. Kenan menyusulnya dan melihat dia terus muntah.
"Kita ke dokter aja yuk." Kenan mengusap punggung Jesica yang kini lemas. Dia berkumur lagi bersandar di dada bidang kenan.
"Besok pagi aja Mas."
"Ya udah kamu istirahat." Kenan menuntun istrinya berjalan ke arah tempat tidur.
"Mas mau kemana?Mas disini aja."
"Mas beres-beres dulu sayang takut ada semut di meja."
"Jangan lama-lama."
"Iya sayang, kamu tidur." Kenan mengecup kening sebelum membereskan sisa makan malam Jesica.
******
"Ara diem sayang.."
"ngin iat mom...." Ara yang sejak tadi tak mau diam dalam pangkuan Kenan.
"Tuh tuh selesai mommy." Kenan melihat Jesica berjalan bersama dokter yang tadi memeriksanya.
"Jadi gimana dok, istri saya kenapa?"
"Jesica ga kenapa-kenapa, itu gejala awal kehamilan aja."
"Hamil?" Kenan terkejut sementara Jesica senyum-senyum sepertinya tadi dia sudah mengobrol dengan sang dokter pribadinya.
"Iya Ken, hamil udah memasukin Minggu ke 15 jadi hati-hati ya masih rawan, Ara jadi kakak nih.." ucap Dokter Mila yang merupakan dokter yang sama saat menangani Ara dulu sementara Ara hanya menatap Daddynya. Mereka sudah cukup akrab karena kebetulan dokter Mila teman dari katerina.
"Tapi ga ada yang seurius kan?"
"Ga ada kok ken cuman makanannya jangan sampe telat ya soalnya Jesica kan punya mag diatur juga soalnya bayinya kan ada 2 sekarang."
"Dua?" Kenan lagi-lagi dibuat terkejut oleh perkataan dokter.
"Jesica hamil anak kembar Ken."
"Kembar.." Kenan kali ini senyum-senyum.
"Ini aku kasih vitamin aja ya, jangan cape-cape Ka.." Dokter Mila memberi kode agar tak melakukan aktivitas yang berat.
"Makasih dokter Mila.."
"Iya, kalo ada apa-apa telepon aja, bye Ara..." Dokter Mila melambaikan tangannya dan disambut dengan lambaian juga dari Ara.
"Duh..gimana ini Ara mau punya adik 2 lagi.." Kenan mencubit pipi Ara yang ada di gendongannya.
"Baru juga kemarin kita obrolin soal anak kedua Mas.."
"Mas seneng banget deh kamu hamil anak kembar."
"Aku aja ga nyangka.."
"Cium mommy.." Kenan mendekatkan Ara untuk mencium pipi Jesica.
"Kayanya beneran Mas harus cari baby sitter sekarang, supaya ada yang merhatiin Ara juga."
"Mas aku bukannya ga mau, aku ga suka nanti Ara deket sama baby sitter dibanding ibunya."
"Ya terus gimana kamu ga boleh cape-cape."
"Kan ada bi suci Mas.."
"Bi Suci kan cuman siang aja."
"Sore kan ada Mas." Jesica sambil mengaitkan tangannya di lengan Kenan.
"Ya udah Mas jadi baby sitter nya." Canda Kenan dan mulai mencari keberadaan mobilnya.
"Sini gendong mommy, Daddy mau nyetir."
"Suruh Ara duduk dibelakang aja, kamu jangan gendong-gendong, berat." Kenan lalu menyiapkan car seat Ara.
"Mom..." Ara merengek sambil merentangkan tangannya.
"Nanti gendong Daddy lagi sayang, kita pulang ya." Kenan mendudukkan Ara.
"Mas Ara nangis loh.." Jesica melihat ekspresi Ara dan benar saja tidak lama Ara menangis.
"Udah ga papa cuman dipangku doang."
"Ya udah iya, jangan nangis sayang.." Kenan menuruti keinginan Ara.
"Mas langsung ke kantor?"
"Iya anterin kamu dulu baru ke kantor."
"Mas beli sop buah dulu yuk."
"Tuh mommy udah ngidam sayang." Kenan menghibur Ara sehabis menangis.
"Ara mau?" Jesica bertanya dan disambut anggukan Ara.
"Atau Mas ga usah kerja aja yang?"
"Loh kok gitu?"
"Ga ada yang terlalu penting kok hari ini."
"Ga enaklah Mas sama kak Riko sama Mas Dikta."
"Mas lagi pingin jalan-jalan juga."
"Jalan-jalan kemana?baru juga kemarin Mas."
"Ya kemana gitu.."
"Mas masuk aja kan mau cuti."
"Ga jadi ke Balinya orang kamu lagi hamil muda gini."
"Waktu hamil Ara aku ke Jogja ga papa."
"Waktu itu kan mana tahu kamu hamil yang itu juga untung kamu kuat."
"Ya sekarang juga aku ga papa Mas."
"Sayang diperut kamu ada dua bayi loh bukan satu."
"Daddy cerewet.." Jesica meledek Kenan sambil melihat ke arah Ara yang senang melihat jalanan dari kaca mobil.
****To be continue