Chapter 37 - Hambar

Ini sudah 3 bulan sejak kehadiran Ara dan kehidupan kenan memang jauh lebih bahagia tapi entah mengapa dia merasakan ada sesuatu yang kurang. Sesuatu yang entah itu apa. Dia selalu berpikir apakah sesuatu yang berasal dari dirinya atau bukan. Hari-hari berjalan dengan normal Jesica akan sibuk dengan Ara dan Kenan kerja seperti biasa. Setiap hari pula Jesica akan menyiapkan sesuatu yang dibutuhkan Kenan sebelum dia pergi ke kantor bahkan sesampainya di rumah lagi Jesica sudah memasak makanan kesukaan Kenan kemudian setiap malam Jesica tak pernah lupa untuk menyusui anaknya tanpa membuat keributan yang membuat Kenan terbangun. Sejauh ini Kenan merasa Jesica cukup baik untuk menjadi istri dan seorang ibu sekaligus tapi entah mengapa masih saja ada yang kurang. Apa?apa itu?.

"Main dong kerumah Ken." Kak Riko langsung berbicara setelah meeting usai sementara Kenan mulai bernanjak dari kursinya.

"Iya, rencananya Minggu ini kok kak mau kerumah ayah."

"Ya udah nanti kakak kesana bawa anak-anak. Kamu nginep disana?"

"Engga deh kayanya cuman main aja."

"Ya udah nanti kakak kasih tahu Bella."

"Eh iya mana Mas Dikta ga keliatan."

"Dia lagi dinas ke Manado."

"Sampe ga nyadar Mas Dikta ga ada."

"Kenapa?ada yang dipikirin?"

"Engga kok, ga ada."

"Hebat banget Jesicca ngasih sendiri Ara."

"Gimana lagi, keinginan dia sendiri."

"Dari tadi meeting kamu ngelamun aja, ada apa?berantem lagi sama Sica?"

"Enggalah, aku sama Sica sejak punya anak udah jarang berantem. Ya udah deh kak aku buru-buru nih aku duluan ya." Kenan segera berjalan ke ruangannya dan melihat James sempat tersenyum padanya.

"Maaf pak tadi ada yang kirim ini katanya buat bapak." James menghentikan langkah Kenan.

"Dari siapa?" Kenan menerima bingkisan yang ditujukan padanya.

"Dari istri bapak."

"Oh iya makasih." Kenan segera membawa bingkisan itu yang ternyata berisikan makanan. Dengan segera Kenan menelpon istrinya.

- Halo Mas.

- Kamu kirim makanan sayang?

- Iya Mas, buat makan siang Mas tadi pagi kan buru-buru ga sempet karena ada meeting.

- Kenapa repot-repot sih sayang, Mas ga papa kok.

- Ga repot kok tadi pas Ara tidur aku bisa masak bentar terus suruh Pak Kahar deh anterin.

- Makasih sayang.

- Iya sama-sama.

- Kamu lagi apa?.

- Lagi ganti popoknya Ara.

- Oh ya udah lanjutin dulu aja.

- iya Mas, jangan telat makan ya

- Iya sayang bye.

Kenan menutup teleponnya dan segera membuka semua bekalnya di meja. Suara ketukan mengganggu Kenan yang sedang beristirahat.

"Iya masuk."

"Ken.." Alex membuka pintu sambil menenteng sesuatu di tangannya.

"Eh lu Lex, kenapa?"

"Gw ikut makan disini supaya ada temen." Alex tanpa menungggu perintah langsung duduk berhadapan dengan Kenan.

"Beli apa lu?"

"Ayam geprek." Alex sambil membuka makanannya.

"Biasanya katerin kasih bekel."

"Engga, dia ga sempet. Kecapean kali harus bangun pagi terus nyiapin bekel gw kasian habis begadang."

"Jesica justru sebaliknya masih sempet-sempetnya ngirim makan siang."

"Mantep dong."

"Iya." Kenan dengan wajah datar.

"Iya?kenapa cuman iya?" Alex heran melihat ekspresi wajah Kenan.

"Iya gw bersyukur."

"Kenapa?lu ga cerita sama gw nih."

"Hm...gw bingung." Kenan berhenti mengunyah dan mengambil minumannya.

"Bingung kenapa?"

"Gw seneng sih Lex punya anak, seneng banget malah karena ini kan yang dipingin kita dari dulu tapi sejak punya anak ga tau kenapa masih ada yang kurang gitu, ga tau apa padahal hubungan gw sama Sica baik-baik aja. Dia tuh cepet banget beradaptasi menjadi seorang ibu. Dia ga ada baby blues, dia sigap banget malah ngurus Ara dia juga tetep bisa ngurus gw disaat dia mungkin udah cape seharian ngurus Ara. Semua keliatan normal kan Lex?tapi apa ya?apa yang salah?."

"Hm.." Alex berpikir sambil melahap makanannya.

"Coba deh apa lu sama katerin gitu juga?"

"Engga kok Ken, gw sampe katerin biasa aja nikmatin aja. "

"Gw masih mikir nih sampe sekarang apa."

"Menurut gw sih lu coba tanya sama kakak lu, kalo nanya gw kan gw juga baru jadi ayah kalo sama kakak lu mereka kan dulu udah pernah ngelewatin itu kali aja mereka ada ngerasain seperti yang lu rasain."

"Gw malu nanyanya."

"Ngapain musti malu sih?"

"Ya malu aja."

"Daripada lu sekarang hidup keliatan normal tapi lu sendiri masih ada yang ngeganjel di pikiran atau hati lu." Alex memberi saran lagi membuat Kenan hanya terdiam berpikir.

**

Kenan merapikan mejanya sebelum dia pulang dan segera keluar dari ruangannya begitu dia selesai. Saat berjalan menuju lift dia melewati ruang kerja kakaknya. Dia tampak ragu untuk masuk atau tidak.

"Kak.." Kenan langsung membuka pintunya membuat Riko sedikit terkejut karena di dalam dia bersama Lisa istrinya sedang bermesraan.

"Ketuk pintu dulu Ken."

"Maaf kak, tuh kan kakak ga suka kalo ada yang masuk ga ketuk pintu. " Kenan seolah membalas perlakuan Riko padanya dulu.

"Duh ganggu aja." Riko menjauhkan dirinya dari Lisa.

"Sore kak Lisa."

"Sore Ken."

"Lain kali pintunya di kunci." Kenan sambil tertawa kecil.

"Ada apa?"

"Cuman absen doang." Kenan tampak ragu untuk mengatakannya karena ada Lisa disana.

"Masa?jarang-jarang kamu ke ruangan kakak."

"Emang ga boleh apa."

"Ya udah aku tunggu di mobil ya." Lisa sepertinya tahu tentang Kenan yang sedikit canggung langsung pergi.

"Iya sayang." Riko mengecup pipi istrinya sebelum pergi.

"Mesra banget."

"Ya haruslah, jadi kenapa?"

"Kak..kakak pernah ngerasain sesuatu yang kurang ga pasca punya anak."

"Maksudnya gimana?"

"Gimana ya, aku sama Sica baik-baik aja sih kak tapi sejak ada Ara hubungan kita berasa gimana gitu padahal Jesica jadi lebih baik jadi istri, dia udah jarang cemburuan, jarang marah mungkin gara-gara ada Ara."

"Oh tahu ini kakak kenapa."

"Kenapa kak?"

"Kapan terakhir mesra-mesraan sama Sica?"

"Mesra?setiap hari mesra kok."

"Mesra Gimana?"

"Ya pijitin dia, dia bikinin aku makan, siapin aku baju."

"Itu mah bukan mesra."

"Maksud kakak apa sih."

"Ya misal, pelukan, ciuman atau apa yang dilakuin berdua."

"Udah jarang sih kak, Sica kan lagi sibuk ngurus Ara sekarang."

"Nah itu tuh masalahnya, sekarang kakak tanya sejak sica lahiran udah pernah nyentuh dia lagi?"

"Nyentuh gimana?"

"Hubungan suami istri."

"Belum sih kak, ga enak sica keliatan cape."

"Jadi Ken, kamu sama Sica itu emang baik-baik aja hidup normal kaya suami istri tapi kalian ga punya quality time berdua sejak ada Ara bukan nyalahin Ara tapi kalian juga harus punya waktu berdua Ken. Kaya tadi tuh kakak sama Kak Lisa udah punya 2 anak aja masih nyari waktu buat pacaran, mungkin sekarang Sica perhatiannya masih ke Ara itu karena dia ngerasa hal yang dia impikan punya anak terwujud makannya dia merhatiin Ara terus tapi kan hubungan ga cuman sama anak sama suami juga harus dibangun."

"Iya sih, kadang aku cium pipi dia aja dia cuman senyum, dia udah ga manja-manja lagi."

"Coba deh kamu omongin sama Soca supaya hubungan kalian makin harmonis. Wajar kok kaya gitu kakaknya ngalamin dulu pas anak pertama." Kak Riko memberi saran lagi namun Kenan hanya menjawab anggukan kali ini.

****To be Continue