Sejak adanya Ara Jesica selalu terlihat terbangun dimalam hari untuk menyusui putrinya sementara Kenan beberapa kali menemani Jesica begadang dan beberapakali pula dia asyik tertidur karena lelah setelah seharian bekerja. Selang sebulan setelah Jesica melahirkan sahabatnya Katerina juga melahirkan seorang anak lelaki yang diberi nama Samuel Harigan. Jesica memang belum sempat menengok mengingat dia juga masih punya bayi kecil tapi Kenan sempat menyempatkan diri untuk datang menjenguk Katerina.
"Anaknya Katerina gimana Mas?"
"Cakep, rambutnya tebel banget."
"Katerin sama siapa disana?"
"Sama Alex terus ada Nadya sama anaknya Sam."
"Bisa ya mereka akur."
"Baguslah daripada ribut-ribut, kok kamu malah aneh."
"Ga aneh cuman kalo aku jadi katerina aneh aja ada cewek yang dulunya mantan suami aku."
"Iya Mas ga akan gitu." Kenan tahu kemana arah pembicaraan Jesica.
"Apa sih Mas, orang aku ga ngomong apa-apa."
"Ara mimi mulu nih, udahan dong." Kenan mengalihkan pembicaraan dengan memperhatikan anaknya.
"Mas ga mandi?"
"Udah kok tadi."
"Masa sih?"
"Kamu kalo udah sama Ara mana ada sih perhatiin Mas."
"Perhatiin cuman lupa aja kali."
"Kamu udah makan sayang?"
"Udah Mas, Mas mau makan apa?biar aku masakin udah ini."
"Mas pingin nasi goreng, Ara biar Mas yang jaga." Kenan melihat Ara yang belum mau tertidur juga.
"Ya udah..." Jesica menidurkan Ara di kasurnya dan membiarkan Kenan untuk mengajak main anaknya sementara dia langsung turun kebawah dan memasak untuk suaminya.
"Ara...Ara ga tidur sayang pingin main ya sama Daddy." Kenan mencoba mengajak bicara anaknya sambil memainkan tangan mungil Ara sementara bayinya itu hanya menggeliat. Begitulah dia mengajak anaknya bermain sampai Ara menangis entah kenapa dan membuat Kenan harus menggendongnya.
"Mommy lama ya.." Dia terus mengayunkan anaknya berjalan keluar kamarnya.
"Kenapa Ara?" Jesica yang terlihat menaiki tangga.
"Ga tau nih ngantuk kali."
"Makanannya udah aku simpen di meja Mas, aku tidurin Ara dulu."
"Iya makasih sayang." Kenan dengan perlahan memindahkan Ara dari pangkuannya lalu segera beranjak ke bawah karena dia sendiri sudah lapar. Dia melahap habis nasi goreng dengan campuran sosis dan baso di tambah telor ceplok tak lupa ice lemon tea kesukaannya sudah Jesica siapkan juga. Sambil makan Kenan memainkan ponselnya mencari tahu tentang arti tangisan bayi. Belakangan dia memang sedang mencari artikel mengenai mengasuh bayi sendiri hal itu dilakukan karena ingin membantu Jesica yang sejak awal melahirkan sibuk mengasuh Ara sendirian meskipun dia sedikit lega karena di siang hari ada bi Suci yang membantu istrinya.
"Nasi gorengnya enak. Makasih sayang." Kenan mencium pipi Jesica sambil duduk tepat disampingnya.
"Aku cuci piring dulu kalau gitu."
"Udah kok sekalian tadi. Kamu udah makan belum?"
"Udah Mas."
"Bener?"
"Bener Mas."
"Ya udah kamu istirahat sana, biar Mas yang jagain."
"Pegel-pegel nih." Jesica sambil membenarkan bantalnya membuat Kenan langsung menghampiri istrinya. Dia duduk tepat di belakang Jesica dan langsung memberikan pijatan sebisa yang dia tahu."
"Ngapain Mas?"
"Katanya pegel.."
"Udah ga papa aku istirahat aja."
"Mas juga ga papa, istirahatnya pas udah Mas pijet aja."
"Tumben, ada angin apa?"
"Kasian kamu pegel nyusuin Ara ya belum lagi gendong Ara, bangun malem, terus ngurus Mas."
"Ga papa kan istri harus kaya gitu."
"Tapi Mas ga maksa kamu harus lakuin semuanya sendiri, kalau kamu apapun tinggal bilang aja." Kenan sambil terus memijat baju Jesica.
"Aku ikhlas kok Mas."
"Hm...Ara kapan boleh diajak keluar?kita ajak main aja."
"Main kemana?Ara kan belum bisa apa-apa."
"Ya jalan-jalan aja sayang."
"Masih kecil ah Mas nanti aja lagian dijalan juga paling tidur, kalo engga Mimi."
"Ya ajak aja misal kerumah mamah atau ke kakak aku yang."
"Ya kalo itu ga papa, nanti deh kapan-kapan aku cari waktunya."
"Mau Mas cariin supir?"
"Buat apa?"
"Buat anter-anter kamu sama Ara kalo Mas ga ada kan ga mungkin kamu nyetir sendiri."
"Ga usah Mas, emang Mas ga mau nemenin kita pergi?"
"Bukan ga mau takutnya pingin tiba-tiba atau apa kan ada supir enak. "
"Takutnya malah ga kepake justru Mas lagian bukannya Pak Kahar juga bisa nyetir?"
"Wah?Mas ga tahu sayang."
"Ntar deh aku tanya kalo dia bisa ya udah ga usah nyari lagi tapi kalo dia ga bisa juga aku ga mau."
"Kamu kebiasaan deh apa yang Mas tawarin selalu aja di tolak. Waktu kamu Mas bilang mau nyewa bodyguard kamu ga mau, Mas bilang bikin lift ga mau, sekarang Mas tawarin supir ga mau, suruh belanja aja pake kartu Mas kamu jarang-jarang pake."
"Aku bukan nolak Mas, aku cuman belum butuh aja kalau aku butuh pasti aku minta Mas kok."
"Nunggu kamu ngomong gitu rasanya lama banget Mas sampe ga ngerti sebenernya apa yang dibutuhkan kamu."
"Aku cuman butuh support Mas aja kalau soal uang aku tahu Mas pasti ada, Mas pijitin kaya gini aku seneng kok."
"Bukannya ga enak pijitan Mas?"
"Iya, bikin tambah pegel." Canda Jesica.
"Sayang." Kenan meletakan dagunya di pundak Jesica tangannya dia lingkarkan di perut istrinya.
"Iya Mas.."
"Ga jadi deh, kamu istirahat aja Mas pingin ke air dulu." Kenan beranjak dari tempat tidurnya dan menuju ke kamar mandi."
"Apaan sih ga jelas." Jesica kali ini benar-benar membaringkan badannya yang sudah seharian dipakai untuk mengasuh Ara.
*****To be continue