WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa harap kebijaksanaan pembaca.
"Lagi apa sayang?" Alex melihat katerin yang sedang mengaduk susu hamilnya di dapur.
"Bikin susu, kamu mau aku bikinin kopi?"
"Engga, ga usah." Alex memeluk istrinya dari belakang sambil mengusap perut sang istri yang semakin membesar sementara Katerina mulai meminum susu yang dibuatnya.
"Sam udah tidur?"
"Udah kok sayang dikamarnya."
"Kenapa mesti ngomong di kamarnya segala." Katerina tersenyum dan mengerti maksud Alex.
"Ya...jadi kita bisa main gitu."
"Main?main apa?" Katerin pura-pura tak mengerti.
"Apaan sih nanya-nanya ga ngerti nih." Alex menghujani Katerin dengan ciuman.
"Di kamar aja ya." Katerina segera menghabiskan susunya dan pergi ke kamar bersama Alex.
"Pelan-pelan dong.." Katerina protes saat Alex mencoba membuka baju tidurnya.
"Aku udah tegang nih, jangan lama-lama bukanya." Alex kali ini membuka bajunya sendiri dan membiarkan Katerina membuka sendiri bajunya. Belum juga Alex memulai permainannya suara dering hp katerina berbunyi.
- Halo..
- Kat...
Suara Jesica sambil menangis membuat katerina terkejut.
- Ka lu kenapa?
Katerina cemas namun Jesica masih menangis di balik telepon.
"Sayang bentar ya." Katerina langsung menghentikan aksi Alex yang sedaritadi sudah berusaha membuka bajunya.
"Yang..udah tanggung nih."
"Bentar...aja ya." Katerina memohon dan pergi keluar lagi menuju ruang tengah.
- Ka, kenapa?ada apa?
- Kenan...Kenan...selingkuh Kat.
- Selingkuh?lu yakin?
- Ia dia yang ngaku sendiri.
- Hah??gila tuh cowok.
- Gw ga percaya ternyata kecurigaan gw bener kat.
- Lu masih di rumah orang tua lu?
- Masih Kat.
- Baguslah, bilang aja sekalian ke bokap lu ka.
- Gw masih takut Kat.
- Sumpah gw ga nyangka Kenan kaya gitu. Dasar cowok sinting lu lagi hamil gini sempet-sempetnya dia main cewek.
- Gw..gw ga tau harus gimana.
- Ka, berhubung lu ga sendiri lagi lu juga harus inget sama anak lu. Lu tenangin deh pikiran lu dulu terus bilang ke nyokap lu kali aja dia punya jalan keluar.
- Gw ga tahu ceweknya siapa.
- Ntar gw tanya sama Alex deh kali aja dia tahu sesuatu.
- Pantes Kenan pulang telat terus mungkin dia lagi sama selingkuhannya.
- Ka...sabar.
Katerina mencoba menenangkan Jesica yang masih menangis sedih.
- Besok-besok mungkin dia udah minta ijin keluar kota biar bisa jalan-jalan sama ceweknya.
- Ka udah-udah. Lu tenang ya gw cari tahu dulu ke Alex.
- Iya, makasih ya Kat
Jesica menutup teleponnya dan dengan segera Katerina menemui suaminya.
"Udah sayang." Alex tampak sumringah melihat katerina masuk.
"Yang aku mau nanya sesuatu dulu."
"Nanti aja deh ya, udah diujung nih."
"Ini penting sayang.." Katerina mulai naik ke atas ranjangnya mendekati Alex yang terduduk disana.
"Iya apa?" Alex meletakkan tangannya di pinggang Katerina sambil menunggu katerina menanyakan sesuatu yang menurutnya lebih penting dibanding keinginan birahi Alex sekarang.
"Kenan selingkuh sama siapa?"
"Selingkuh?"
"Kamu jangan pura-pura ga tahu ya terus nutup-nutupin kebusukan Kenan."
"Aku beneran ga tahu tapi belakangan dia emang aneh."
"Aneh gimana?"
"Setiap istrirahat dia suka ga ada diruangannya. Aku udah berkali-kali keruangannya kata si James dia pergi dan baru kemarin aku tahu dia suka kemana."
"Dia kemana?"
"Ke cafe seberang kayanya dia ketemu Dinda secara pas kita kesana Kenan sempet muji-muji Dinda cantik."
"Jadi Dinda orangnya."
"Eh aku cuman nebak jangan berasumsi beneran dia selingkuhannya."
"Kalo bukan dia siapa lagi?apa pernah Kamu liat Kenan sama cewek lain?"
"Ga pernah sih kecuali sama Natasya karena kan dia baru pindah departemen juga."
"Atau Natasya ya?secara kata kamu dia seksi."
"Lagian apa bener Kenan selingkuh?"
"Kamu tahu ga tadi Sica telepon aku sambil nangis-nangis terus bilang Kenan sendiri yang ngaku kalo dia selingkuh cuman Sica ga tahu siapa ceweknya."
"Duh..masa sih?gila tuh anak."
"Nekat banget kan? Udah tahu istri lagi hamil dia malah berbuat yang aneh-aneh."
"Ya udah besok aku pancing-pancing dia ngaku. Sekarang udah kan nanya-nanyanya."
"Iya-iya udah." Katerina senyum lalu melahap bibir Alex seolah menunjukkan jika dia juga sudah menahan hasratnya tadi gegara permasalahan sahabatnya.
*****
Kenan masih memikirkan sikapnya kemarin pada Jesica. Semalaman mereka tak berbicara bahkan Jesica tak keluar kamar membuat orang tuanya sempat curiga namun mereka berpikir bahwa mungkin itu bawaan kehamilan anaknya. Dia kini berdiri menatap jendela tepatnya menatap ke arah cafe di depan gedung kantornya.
"Ken..." Alex langsung membuka pintu tanpa mengetuk.
"Apaan sih lu ga ngetuk dulu, lagian mana James biarin orang nyelonong masuk aja."
"Udah ga penting. Gw mau ngomong sama lu." Alex langsung menutup rapat pintunya.
"Ngomong apa?gw ga konsen nih jangan suruh gw mikir keras."
"Lu beneran selingkuh?"
"Gw..."
"Ken..gila ya lu. Gw beneran ga nyangka lu kaya gitu. Lu yang ajarin gw buat jadi lelaki bener ternyata lu sendiri gini."
"Gw cuman..."
"Dinda orangnya?hah?ngomong sama gw."
"Dinda ga tahu apa-apa Lex."
"Sinting lu ya!!Jesica lagi hamil Ken..Lu ga kasian apa sama dia?dia bawa anak lu kemana-mana. Lu pikir hamil itu mudah?gw liat katerin mual-mual ga bisa makan aja khawatir padahal dia pingin makan. Lu ga mikir istri lu rela kesiksa gitu demi anak lu apa?lu pikir hamil makin sini makin enak?lama-lama mereka tuh bakalan kesulitan tidur, serba salah tapi mereka nikmatin itu. Lu tuh harusnya jadi suami yang dampingin istri lu bukan malah niat main sama cewe lain."
"Lu sendiri dulu ninggalin Nadya!" Kenan ikut kesal membentak Alex.
"Karena gw pernah salah ninggalin Nadya makannya gw sadar sekarang! Gw ga mau katerin sendirian. Apa iya gw ga cukup jadi contoh buat lu?hah?!!dan lu mau cari contoh sendiri dengan ngelakuin kaya gini?!!"
"Lu tahu ga istri lu malem-malem telepon katerin nangis-nangis ngomongin kelakuan lu!Lu ga liat sedihnya dia gimana?! seneng lu nyiksa anak orang?ga cuman 1, anak lu juga lu siksa." Alex semakin emosi pada kenan.
"Lex gw bakal selesain ini semua gw janji." Kenan melembut lagi saat tahu apa yang dilakukan Jesica kemarin.
"Ken..lu bakal nyesel suatu saat nanti." Alex memperingatkan Kenan.
"Lex tunggu.." Kenan menghentikan langkah Alex yang sudah muak berada terlalu lama di dalam ruang kerjanya dan mulai berbicara tentang alasan kenapa dia melakukan hal itu. Alex terdiam dengan cerita Kenan, dia seperti membeku sendiri. Semua dugaannya semalam sudah terjawab sekarang.
****To be Continue