Happy reading...
****
Keesokan pagi Clara berlari kecil menuju kelasnya. Ia hampir saja terlambat. Meskipun hari itu adalah hari terakhir ia bersekolah di Garuda. Ia ingin di hari terakhirnya bersekolah disana, ingin memberikan kesan yang baik untuk sekolah dan teman-teman sekolahnya.
Akhirnya ia pun sampai ke dalam kelas, tak ada guru yang memberika mata pelajaran.
Clara berdiri depan kelas. Ia menyuruh teman-temannya untuk tenang dan senyap. Setelah senyap, ia baru saja menjelaskan panjang lebar didepan teman-temannya bahwa ia akan pindah sekolah. Semua teman kaget mendengar ucapan Clara, mereka harus kehilangan teman yang baik, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa, karena itu keputusan dari Clara.
Jam istirahat tiba, semua siswa berkeliaran ke kantin, kecuali Clara. Ia hanya duduk di bangku bersama seorang laki-laki yang mengantarkannya kemarin. Ia sepertinya sedang menanyakan beberapa soal kepada laki-laki itu.
Suasana senyap dan tenang dengan puntu tertutup. Tiba-tiba pintu terdorong keras sampai terbuka. Clara menganggkat kepalany, tubuh terlonjak melihat kearah pintu yang sudah di penuhi dengan kerumunan siswa.
Mereka semua berdiri didepan kelas. Clara berdiri, disusul oleh laki-laki itu yang berjalan menghampiri siswa yang sedang berdiri didepannya.
Kejutan kecil yang diberikan teman-teman kelas Clara, beberapa kado yang mereka keluarkan dari tas mereka masing-masing.
Sedikit ucapan dari beberapa temannya yang menyentuh, membuat Clara meneteskan airmata. Ia tak menyangka bisa mendapatkan kejutan kecil yang tak terduga dari temannya. Satu persatu temannya mendekati Clara sambil memberikan sebuah hadiah kenang-kenangan. Dua orang yang memeluk erat tubuh Clara, membuat siswa yang lain ikut menyusul mendekati Clara dan memeluknya. Haru dan semua meneteskan airmata, meskipun hanya satu tahun tapi kebersamaan itu tak bisa dilupakan begitu saja. Clara dikenal anak yang baik, peduli terhadap teman-temannya.
Kini Clara pun berjalan menuju perpustakaan, karena ia harus mengembalikan buku yang ia pinjam sebelumnya.
Langkahnya terhenti disudut koridor karena tangannya ditarik seorang laki-laki. "Loh mau kemana?" tanya laki-laki itu yang sedang berdiri di samping Clara.
"Gue mau keperpus. Kenapa?" tanya Clara.
"Gue temenin ya." seru Laki-laki itu.
Baru saja Clara ingin melanjutkan percakapan, terpotong karena tangannya
sudah di tarik oleh laki-laki itu.
Mereka pun sampai di perpus, ia duduk di hadapan pak Beryy, petugas perpustakaan. Ia memberikan sebuah buku kepada Berry. Kemudian ia beranjak duduk dan pergi dari hadapan Berry.
****
Baru saja ia masuk ke halaman rumah, ia menemukan kedua orang tuanya yang sedang sibuk memasukkan beberapa koper masuk ke dalam bagasi mobil. Ia kemudian masuk ke dalam. Setelah beberapa menit ia sudah menggantikan baju, lalu langsung masuk ke dalam mobil.
Fadil menyalakan mesin mobil, kemudian berjalan meninggalkan tempat itu.
Beberapa jam akhirnya mereka pun sampai di bandung tempat mereka yang baru.
Fadil mengeluarkan beberapa koper, lalu diseret ke dalam rumah.
Clara yang sudah kekelahan, akhirnya ia memutuskan langsung masuk kekamarnya.
Pukul 19:00 Clara duduk di balkoon rumahnya bersama Fadil. .
Dewi yang baru saja keluar sambil membawa kan sepiring gorengan serta minuman anget lalu di letakkan diatas meja.
"Wah gorengan, kayaknya enak nih yah." Clara mengambil gorengan lalu di makan.
"Ya dong. Bunda itu paling pinter kalo bikin ayah gorengan kayak gini." Fadil langsung menyantap gorengan yang ada didepannya, serta meneguk segelas kopi.
Setelah itu Fadil mengajak Dewi dan juga Clara ke sebuah Cafe mewah.
Mereka duduk di meja VVIP, sepertinya mereka sedang menunggu seseorang.
Tiba-tiba seorang pasangan yang baru saja datang, sepertinya itu adalah rekan bisnis Fadil.
"Selamat malam pak Fadil." ucap seorang laki-laki yang juga sebaya dengan Fadil.
"Selamat malam. Udah lama ya nunggu nya?" balas Riki. Ia langsung duduk dibangku kosong.
Mereka bersalaman.
Berbincang-bincang singkat, mereka pun meninggalkan kafe.
****