Happy reading.
****
Pagi ini hujan deras secara tiba-tiba, matahari tampaknya sedang bersedih.
Hujan deras menyebabkan para siswa bersekolah membawa payung, jas hujan atau di antar dengan mobil.
Fadil sudah menunggu nya dimobil.
"Bunda, Clara berangkat dulu ya." pamit Clara, ia langsung menyalami Dewi.
"Iya sayang, hati-hati ya. Ayah juga hati-hati nyetirnya." gumam Dewi.
"Siap bunda." sahut Fadil.
Kini mereka pun sudah sampai di depan gerbang sekolah.
"Clara, kamu mau ayah anter sampai kedalam?" tanya Fadil sambil membuka sabut pengaman.
"Gak yah, Clara kan bawa payung." ucapnya. Ia langsung menyalami Fadil, lalu turun dari mobil secara hati-hati. Hujan yang begitus deras sehingga jalannya agak licin.
Fadil melajukan mobilnya tanpa melihat kearah Clara, sedangkan Clara berjalan menuju pintu gerbang halaman sekolah, ia berjalan sangat hati-hati karena jalannya sedikit licin.
Di tengah perjalanan tali sepatunya pun lepas, sehingga ia harus jongkok untuk membenarkan tali sepatunya, ia meletakkan payung di samping tubuhnya.
Angin yang begitu kencang, membuat payung Clara pun terbang di tiup angin, Clara yang sibuk membenarkan tali sepatunya, tanpa mengetahui jika payungnya sudah dibawa angin kencang.
Seseorang yang memegang payung, ia berdiri di belakang Clara. Ia melindungi tubuh Clara dari derasnya hujan yang akan membasahi tubuh gadis yang tidak terlalu tinggi itu.
Clara mengangkat kepalanya, ia menoleh kebelakang melihat seorang laki-laki yang sedang memayunginya.
Clara berdiri, ia menatap Bayu.
Seolah tak percaya jika seorang bayu, yang duduk sebangku dengannya kini sedang berdiri memberikan payung untuk melindungi tubuhnya dari derasnya hujan.
Siapa lagi kalo bukan Bayu. Ia memberikan payungnya untuk melindungi tubuh Clara.
Alhasil mereka berdua sampai di depan kelas dengan satu payung.
Bayu menutup payungnya, lalu masuk ke dalam kelas melewati Clara.
"Loh baru datang Ra?" tanya Rania.
"Iya. Tadi payung gue terbang ditiup angin." sahut Clara.
"Ya udah kita masuk yuk." ucap Rania, ia menarik tangan Clara sampai kedalam kelas.
Clara duduk dibangku, ia menoleh kearah kiri terlihat Bayu sedang sibuk menulis.
Bagaiamana bisa ia tidak tahu naman teman sebangkunya sendiri? Apalagi menegur sapa?
Karena laki-laki yang ada di sebelahnya begitu dingin, dan tanpa menoleh kearahnya. Clara merasa tak di anggap oleh laki-laki itu.
*****
Pelajaran pertama dan kedua selesai, murid-murid berhamburan kekantin sekolah, tak terkecuali Bayu.
Tak sengaja, melihat Clara melihat Bayu yang sedang menikmati makanan di mejanya, Clara mengurungkan niatnya masuk ke dalam kantin.
Ia memperhatikan setiap sudut kantin yang sudah dipenuhi oleh murid-murid, hanya meja Bayu yang masih tersisa satu bangku. Ia malah lebih memilih pergi dari kantin.
Clara berjalan menuju toilet, disana ia menemukan Rania yang sedang mencuci tangan.
"Clara..!! Loh disini, gue pikir loh masih dikantin" gumam Rania.
"Gak jadi, tiba-tiba mood makan gue hilang."
"Kenapa?"
"Gak papa." Clara yang sedang mencuci mukanya.
Mereka berjalan masuk ke kelas.
Pelajaran sedang berlangsung, semua siswa mencatat semua tulisan yang ada di papan tulis.
Tidak terkecuali Bayu, yang sepertinya sedang menikmati kehidupan di dalam mimpi.
Bayu menyenderkan tubuhnya di bangkunya, matanya terpejam.
Tak ada yang memperhatikan Bayu, hanya Clara yang berusaha ingin membangunkan Bayu.
Clara yang sibuk membangunkan Bayu. Clara menepuk-nepuk tangan Bayu, tapi ada respon sama sekali dari Bayu.
Suara Clara terdengar dari guru didepan yang sedang menjelaskan pelajaran di depan kelas.
"Clara." panggil pak Joshua dengan suara lantang.
"Ya pak." sahut Clara.
"Kamu lagi ngapain? Kamu tau kan saya lagi ngejelaskan materi di depan kamu malah mengobrol di belakang." jelas pak Joshua lagi.
"Ini pak saya." ucapnya terpotong.
"Saya gak mau tau, kamu berdiri dibawa tiang bendera sampai jam pulang."
"Tapi pak.!"
"Clara." ucap pak Joshua menatap tajam.
Clara pun keluar dari kelas, ia berjalan munuju lapangan. Berdiri dibawah tiang bendera.
Panas yang begitu terik membuat tubuhnya sedikit melemah, tenaganya terkusan. Keringat sudah membasahi dahinya.
Tidak lama kemudian, disusul oleh Bayu yang berjalan menuju ke arahnya.
Ia ikut berdiri disamping Clara.
Clara yang tak bisa mengimbangi tubuhnya, akhirnya tubuhnya terjatuh.
Bayu yang menyadari Clara tergeletak pingsan, ia bergegas menggendong Clara ke UKS.
Saat memasuki ruang UKS, ia memanggil semua petugas UKS untuk mengecek keadaan Clara.
Karena Clara masih keadaan pingsan, Bayu memutuskan untuk kembali kekelas. Ia ingin memberitahukan kepada pak Joshua. Sehingga pak Joshua pun bergegas menghampiri Clara di UKS.
Ia di ijinkan pak Joshua untuk pulang lebih awal dan istirahat dirumah.
Rania membereskan buku-buku Clara ke dalam tas, lalu ia bergegas menghampiri Clara di UKS.
Ia menuntun Clara menunggu taxi, agar mengantarkan Clara dengan selamat.
****