Chapter 6 - 6

Happy reading..

****

Hari itu mata pelajaran sekolah, semua siswa kelas Clara berkumpul dan berbaris di lapangan karena pak yogi sudah menunggu di tengah lapangan.

Semua siswa memakai seragam training olahraga, kecuali Clara yang masih memakai baju putih abu-abu. Namun Clara sangat mentaati peraturan, ia pun ikut berdiri tepat disamping Bayu.

"Clara." panggil pak Yogi.

"Ya pak..!!" sahut Clara.

"Karena kamu tidak punya seragam olahraga, kamu silahkan duduk di sana. Nanti kalo kamu udah ada seragam baru, baru kamu bisa ikut." jelas pak Yogi.

Clara mengangguk tunduk, ia duduk di sebuah taman dibawah pohon besar.

"Semangat Rania." teriak Clara.

Rania menoleh kearah Clara, ia tersenyum lebar.

Semua siswa berkeliling lapangan serta, melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum melakukan olahraga lain.

Pelajaran olahraga pun selesai, semua siswa berhamburan masuk kekelas ataupun ke toilet untuk mengganti baju.

Rania menghampiri Clara." bentar ya ra, gue ganti baju dulu."

Clara mengangguk."Gue tunggu disini ya."

Setelah beberapa menit, Rania pun kembali menghampiri Clara sudah berseragam putih abu-abu.

Mereka duduk dan mengobrol.

Terlihat murid laki-laki yang sedang bermain bola di lapangan basket, di antaranya ada Bayu yang sedang mengelinding bola dan lalu melempar ke ring basket. Karena Bayu sangat jago bermain basket sehingga dengan sangat mudah ia memasukkan bola ke dalam ring.

Sebuah lemparan keras salah satu dari mereka, sehingga bola itu jatuh tepat dipangkuan Clara. Dengan refleks Clara menangkap bola tersebut. Ia seketika ia mematung menatap bola itu

Bola itu langsung di rampas Bayu dari tangan Clara. Bayu menatap Clara dalam, kemudian ia mengulurkan tangannya.

Clara pun juga mengulurkan tangannya, dengan matanya menatap Bayu.

"Gue bayu."

"Gue Clara."

"Sorry, atas nama temen-temen gue. Kalo gitu Gue mau lanjut main dulu." ucap Bayu nyengir, matanya tak lepas dari Clara.

Clara mengangguk, ia terus memandang Bayu yang sudah jauh di lapangan. Hanya cengiran yang terlihat di wajah Clara.

"Yaampun, biasa aja dong liatnya. Gitu amat sih Ra." cibir Rania.

"Apaan Nia, udah biasa tuh."

"Ya udah kekelas yuk." ajak Rani, sambil menarik lengan Clara.

Pelajaran sedang berlangsung, Bayu fokus dengan soal-soal fisika yang diberikan pak Ridwan, karena pak Ridwan tidak masuk, alhasil hanya tugas yang diberikan agar siswa tidak berkeliaran di luar.

Bayu yang fokus dengan soal fisika, sepertinya ia sangat kesulitan untuk menyelesaikan soal itu sampai selesai.

Clara yang menyadari kesulitan Bayu, akhrinya ia sedikit menggeser tempat duduknya, hingga jarak hanya lima jari.

"Soal nya susah ya? Sini gue ajarin." ucap Clara, ia mengambil buku Bayu dan pulpen. Ia berusaha menjelaskan beberapa rumua untuk menyelesaikan soal-soal itu. Sedangkan Bayu ia hanya mendengar dan melihat penjelasan Clara, sesekali ia memandang wajah cantik Clara.

Clara menyadari kalau Bayu tidak memperhatikan penjelasannya, ia menoleh ke arah Bayu.

Sehingga Bayu berusaha memalingkan pandangannya ketempat lain.

*****

Pukul 20:00 Clara berkumpul dengan kedua orang tuanya di meja makan, mereka sedang menikmati hidangan diatas meja.

"Sayang, gimana sekolah kamu?" udah punya temen belom?" tanya Fadil. Sejenak ia menghentikan tangannya.

"Alhamdulilah yah, menyenangkan banget. Udah" jawab Clara.

"Bagus dong kalo kamu udah punya temen baru."

"Clara, ntar habis kamu makan temenin bunda ya." ucap Dewi, yang duduk ikut makan.

"Emang bunda mau kemana?"

"Mau kerumah temen bunda. Mau ngambil pesanan bunda." balasnya.

Kini mereka sedang di perjalanan, tempatnya yang tak jauh dari rumahnya.

Tak sengaja, ia melihat Bayu yang sedang bermain basket.

"Itu kan Bayu, ngapain dia main basket malam? Dasar cowok aneg." ucap Clara dalam hati.

"Sayang, kamu lagi liatin apasih?" Dewi menoleh kebelakang, penasaran apa yang menjadi fokus Clara.

"Oh itu, kirain apa. Kamu kenal salah satu dari mereka?"

"Iya bun, laki-laki yang berbaju merah, sepatu cats itu temen sekolah aku, kita satu kelas." ucap Clara.

"Oh jadi ia teman kelas kamu, ganteng ya." sindir Dewi.

"Apaan sih bun, biasa aja kayak gitu dibilang ganteng. Udah yuk, nanti kita kemaleman."

Mereka melanjutkan perjalanan.

******

"Istirahat dulu yuk, capek banget gue." ucap Bayu ngos-ngosan, ia duduk di lapangan, sesekali ia mengibas-ngibas leher menggunakan sapu tangannya.

"Kita bentar lagi kan tanding, jadi gimana kalian udah siap belum?" tanya salah satu teman Bayu.

"Gue sih udah siap, makanya kita harus tetap latihan terus. Biar menang, menang buat sekolah kita sekaligus buat kita sendiri nantinya.

Bayu mengambil botol minum dalam tasnya, kemudian ia tuangkan kemulutnya.

Setelag itu melanjutkan bermain basket.

****