Chapter 7 - 7

Happy reading..

****

Rania selesai memberikan kartu undangan ulang tahun untuk teman-teman sekelasnya. Dan saatnya ia memberikan kepada Clara dan Bayu yang sudah berada di kantin. Ia berjalan menuju kantin menyusul Clara dikantin bersama teman lainnya.

Rania menemukan Bayu dan yang lainnya duduk di meja sudut kantin. Rania segera menghampiri Bayu. "Hai guys." sapa Rania semangat. Rania membagikan kartu ulang tahunnya kepada Bayu dan juga teman-temannya. "Jangan lupa dateng ya. Gue tunggu kalian di rumah gue malam minggu."

"Loh ngundang cewek-cewek cantik kan Yak?" tanya Raga.

"Iya, lumayan buat akhiri kejombloan gue selama bertahun-tahun."

"Iya, makanya kalian harus dateng."

Bayu menggeleng kepala melihat tingkah konyol teman-temannya itu.

Setelah membagikan undangan, ia pun menghampiri Clara yang juga sedang menikmati makananya.

"Hai guys." Rania duduk di bangku kosong seberang Clara. Ia memberikan kartu undangan kepada Clara dan juga dua orang yang sedang bersama Clara. "Jangan lupa kalian dateng. Terutama loh Clara, awas ya kalo loh sampe gak datang. Gue bakal marah."

"Iya-iya, insyallah gue pasti dateng."

Clara bangkit, ia berjalan menuju meja kantin. Ia baru saja mau mengambil beberapa goreng masuk ke piringnya, tiba-tiba sebuah tangan yang mengarah ke tempat yang sama, dan tangan itu menggenggam tangan Clara. Clara menoleh kesamping, terlihat seorang laki-laki bernama Bayu yang berdiri di sampingnya, keduanya saling menatap satu sama lain.

"Ya udah loh duluan." ucap Bayu. Ia menarik tangannya kembali.

"Gak papa loh duluan aja. Gue yang lain aja." balasnya.

"Yaampun ribet amat sih loh berdua, kalo gitu gue aja yang ngambil." sewot Rania yang baru saja datang, ia langsung mengambil gorengan yang sebelumnya jadi rebutan Clara dan Bayu. Rania kembali ke mejanya, dengan beberapa gorengan yang ada di piringnya.

*****

Sepulang sekolah Clara keluar dari gerbang sekolah menuju halte. Terlihat didepan gerbang sekolah, Bayu dan beberapa orang lainnya berseragam berbeda dengannya, tampak terjadi perkelahian diantar mereka.

Lantas membuat Clara berlari menghampiri Bayu yang sedang berkelahi dengan beberapa orang. Dengan reflek Clara berdiri di antara Bayu dan juga siswa itu, membuat pukulan mendarat di pipi Clara dari beberapa siswa itu. Clara jatuh pingsan, semua siswa lain itu panik melihat keadaan Clara yang sudah pingsan, akhirnya mereka pun kabur meninggalkan tempat itu.

Bayu panik melihat Clara yang sudah terkapar pingsan, akhirnya ia menggendong Clara ke rumah sakit.

Setelah sampai dirumah Bayu berlari mencari dokter untuk cepat menangani Clara, akhirnya ia dibawa ke ruang rawat dokter.

Bayu menunggu di ruang tunggu rumah sakit, dokter memeriksa keadaan Clara, lalu dokter keluar ia menjelaskan tentang kondisi Clara. Setelah itu dokter pamit dari hadapan Bayu.

Bayu bergegas masuk menghampiri Clara, ia menatap Clara dengan kondisi yang sedikit memar. Bayu mencari ponsel dari dalam tas milik Clara, ia mencari beberapa nomor yang bisa ia hubungi.

Ia menemukan salah nomor yang ada di kontak ponsel, ia langsung menekan nomor bunda.

"Halo." sapa Bayu.

"Halo Clara." jawab Dewi dibalik telfon.

"Maaf tante, ini saya Bayu. Clara lagi sama saya, dia pingsan. Sekarang dia saya bawa ke rumah sakit." jelas Bayu, dengan wajahnya merasa bersalah.

"Okey-okey saya kesana sekarang." sahut Dewi lagi.

Dewi buru-buru ke garasi, ia naik ke dalam mobil. Menyalakan mobil dan melajukan mobilnya diatas rata-rata.

Sedangkan Bayu pun memutuskan pulang lebih awal, karena saat itu ia sudah ada janji kepada teman-temannya untuk latihan basket.

Ia menaruh ponsel Clara ke dalam tas, kemudian ia berjalan ke parkiran. Ia memundurkan motornya, memasangkan helm lalu pergi meninggalkan rumah sakit.

Di tengah perjalanan, Bayu gelisah memikirkan keadaan Clara yang masih pingsan di rumah sakit. Namun ia tidak mungkin bisa meninggalkan teman-temannya karena sebelumnya mereka sudah ada janji untuk latihan basket.

Bayu begitu rajin berlatih basket, karena sekolahnya akan mengadakan pertandingan basket antar sekolah. Ia dan team mewakili sekolah, dengan waktu yang sudah mempet sehingga tak ada waktu untuk nya bersantai-santai.

Setelah sampai di lapangan basket, ia memparikan motornya lalu mengaitkan helmnya. Ia menggantikan baju nya dengan jersey basket. Dengan lesu ia menghampiri teman-temanny yang sudah siap untuk bertanding.

"Bayu, loh darimana aja sih? Kita tungguin dari tadi." ucap Raga

Tak ada jawaban dari Bayu, ia mematung. Pikirannya selalu Clara, dan mengingat kejadian tadi. Penyebabnya Clara masuk kerumah gara-gara menyelamatkan dia dari beberapa siswa lain.

"Bayu..!!" panggil Raga lagi.

Panggilan kedua Raga, membuat lamunan Bayu pecah. "Sorry-sorry gue tadi ngelamun. Tadi saat gue pulang sekolah, gue hampir mau di keroyok sama beberapa siswa yang akan menjadi lawan kita di pertandingan nanti." jelas Bayu datar.

"Apa? Loh mau di keroyok sama beberapa siswa SMA Pari Purna, kok bisa? Emang loh habis ngapain Bay?" tanya Raga serius.

"Gue gak tau, mungkin mereka sengaja bikin gue celaka." jawab Bayu lagi.

"Mungkin aja, mereka sengaja bikin salah satu team kita ada yang cedera. Dengan begitu kekuatan kita menjadi lemah." ucap Dima, salah satu team Bayu.

"Dan lebih parahnya lagi, Clara terluka. Sekarang dia dirumah sakit gara-gara mau nyelamatin gue." ucap Bayu, dengan rasa bersalah dan penyesalan.

"Apa? Loh serius? Clara anak baru itu ?"

"Iya. Kalo gak ada dia, mungkin gue udah habis dikeroyok sama mereka-mereka itu. Makanya gue telat datang kesini, karena nganterin Clara kerumah sakit dulu." jelas Bayu.

"Terus keadaan Clara gimana?" tanya Raga.

"Gue gak tau, tadi gue udah cepet-cepet kesini. Sebelum gue kesini dia masih dalam keadaan pingsan."

"Kayaknya kita harus balas dendam deh, ini sama aja mengibar bendera perang sama kita. Apalagi Clara sekarang jadi korbannya." ucap Raga

"Iya, gue setuju Bay apa yang dibilang Raga. Gue gak terima nih, mereka udah berani maim kekeresana dalam pertandingan ini.

"Sebenernya gue gak mau sih balas dendam, cuma ya gimana. Gue gak tega ngeliat Clara sampai pingsan gitu."

"Gak tega, atau loh udah mulai suka sama Clara?" goda Raga.

"Apaan sih, siapa juga yang suka. Gimana pun juga Clara kan satu sekolah sama kita, kita sama dia sekelas, jadi wajarlah." ucap Bayu, mengelak ucapan Raga.

"Hati-hati loh, Sekarang bilangnya gak, ntar gak mau kehilangan Clara." Dima terkekeh, sepertinya ia puas meledek Bayu.

"Ya udah yuk kita latihan." Bayu meletakkan tasnya, lalu ia mengambil bola dan berdiri di lapangan.

"habis gue latihan,apa gue jenguk Clara di rumah sakit ya? Clara kayak gitu gara-gara gue." ucap Bayu dalam hatinya sambil melemparkan bola ke temannya.

Mereka semua pun latihan, hingga menjelang sore.

Hari sudah pukul 16:00 bayu yang baru saja selesai latihan, ia baru saja melangkah ke arah motornya, ponselnya tiba-tiba berdering. Akhirnya ia memutuskan untuk mengangkat panggilan

Setelah panggilan selesai, ia memutuskan untuk langsung pulang. Ia mengurungkan niatnya untuk menjenguk Clara di rumah sakit.

****