Vira segera membereskan meja nya, dia bersiap mengikuti langkah riang temannya Hazel, lihatlah wajah tampan dengan makeup tipis itu, dia dari tadi ga berenti tersenyum
" si Hazel kenapa tuh ? " selidik Azka dan Nico di belakang sana, raut wajah mereka penuh curiga
" liat noh di belakangnya ! " tunjuk Nico saat melihat Vira muncul menyusul langkah Hazel, gadis itu terlihat masih sibuk mengemas isi tas nya
" hmmm.. pantes " Azka berdehem dengan wajah tak percaya
" gila ya Hazel, cewek banyak kenapa juga harus istri orang " protes Nico dengan suara pelan, Azka membalas dengan menggeleng
" eh gue kesana dulu, ada Reo.. " Azka segera meninggalkan Nico dan berhambur ke arah Reo. Mereka ke arah berlawanan.
" ini lagi satu, dapet temen baru lupa temen lama ! " gerutu Nico menepuk jidat tapi dia juga ikut bergabung menyusul Azka
Vira sedikit cemberut memperhatikan wajah riang Hazel
" lu buru buru banget sih ! " protes Vira, setelah bisa menyusul langkah kaki Hazel, gadis itu masuk ke mobil Hazel, sementara yang mpunya sudah lebih dulu.
Hazel menoleh sekilas, dia tersenyum kecil dan bersiap melajukan mobinya
dalam hati pria itu sedang berdebar, entah kenapa ada Vira di sisi nya membuat dia merasa nyaman dan senang
" yaa dong ! gue tuh lagi semangat " ucap Hazel dengan senyumannya, nada bicaranya terdengar serius diantara raut wajah bahagia nya
*******
" Bos, nyonya sudah meluncur "
seseorang dengan setelan jas hitam menghubungi melalui saluran telepon yang terhubung dengan headset di telinga
dari kejauhan sana Vino sedang meneliti isi dokumen dari tangan sekretarisnya, pria itu mendengar sambungan telepon dan sedikit mengeryitkan dahi
" lanjutkan ! " perintahnya dengan suara tegas memerintah dari sambungan telepon di meja nya
" baik bos ! " balas pria di seberang sana
namanya Jek dia suruhan kepercayaan Vino, badannya tinggi kekar dengan setelan jas hitam komplit kacamata senada dan headset yang melekat di telinga, gaya nya seperti mafia saja !
matanya tak lepas menatap laju mobil Hazel, sampai sampai dia tidak menyadari tong sampah kaleng yang seketika tumpah ruah saat ditabrak badan besarnya
BRUUUKKK !!!
Jek menatap nanar tumpahan sampah yang mengotori trotoar, wajah sangarnya berubah cemas
" duh.. aya aya wae deh !! (ada ada aja ) " kesalnya sambil mencoba mendirikan tong sampah dan memasukkan isi nya dengan asal, matanya masih fokus melihat mobil Hazel yang segera menghilang di keramaian jalan
" pan jadi lengit ! (kan jadi hilang !) " dengus Jek kesal
" Jak ? " suara Vino memanggil dengan nada penasaran
Jak masih sibuk membereskan sampah, sambil matanya mencari benda besi hitam milikn Hazel yang banyak banget di jalanan sana, yang mana yang dinaiki nyonya obos ?! bingung Jek
" ya boss !!! " jawab Jek dengan nada menutupi kecemasannya
" mereka ga ngapa ngapain kan dalam mobil ? " selidik Vino dengan alis berjingkrak, bibirnya seketika manyun membayangkan istrinya yang melakukan hal nyeleneh dengan Hazel si bocah alay
" e, enggak bos ! " jawab eak terbata, jawaban ragu Jek membuat Vino segera bangkit dari kursi kulit nya, dia tak percaya dengan laporan ragu anak buah nya itu
" jangan boong lu ! " ancam Vino kesal
" beneran bos !! enggak ada apa apaan !! " jawab Jek berusaha meyakinkan dengan raut wajahnya yang takut, kini tingkahnya yang sangat bertolak belakang dengan penampilannya membuat orang orang yang melintas mencuri tatap ke arah Jek
" cepetan, ikutin lagi !! " perintah Vino pada Jek dengan nada ketus
Jek segera menjawab iya dan berlari menuju parkiran, pria itu menaiki motor Harley nya, dengan perawakan Jek yang tinggi besar pastilah siapa saja yang melihatnya akan berteriak seram, tapi Jek ternyata tak seperti tampilannya. Badan boleh kekar, tinggi besar. Tapi kelakuan dan mimik wajah persis pelawak layar kaca.
" duh abis gue kalo obos tau, kumaha atuh.. (gimana donk) " dengan wajah panik pria itu melajukan kendaraan roda dua nya
*********
Grand Luxury boutique..
Vira memasuki pintu otomatis butik yang pernah dia datangi bersama suaminya tapi kali ini tetap saja mata wanita itu membesar, dia masih ga percaya dengan tampilan butik yang begitu mewah dan super wah. Apalagi dia yang orang biasa bisa menginjakkan kaki dengan santai tanpa makian, kayak dulu. Kalau inget itu sih kesel juga. Untung sekarang Hazel udah berubah. Kali ini bukan cuma showroom dan fitting room yang bisa Vira masuki, ruangan lain yang ga kalah menakjubkan, gadis itu terus saja terkagum kagum dengan ekspresi tak terkontrol. Ada sebuah ruangan besar dengan dekor serba putih, dengan plang sample room, yang tergantung pada pintu kaca, ini adalah ruangan sample baju sebelum ke produksi, meja desain besar lengkap dengan ukuran skala nya, mesin jahit dengan layar sentuh dan berbagai variasi model jahitan beragam, membuat wajah Vira tak bisa berbohong, dia sangat takjub dengan semua yang ada di sini, belum lagi setiap orang menyapa sopan ke arah mereka, tentu saja Hazel adalah pemilik semua ini kan?
" pantas saja anak ini sombong bukan main " gerutu hati Vira melirik langkah percaya diri Hazel. Pria itu melangkah dengan punggung tegap, tangan di saku, dan langkah yang teratur.
" dia pikir dia sedang di atas catwalk " lanjut batin Vira masih menggerutu melihat Hazel berjalan dengan tangan sebelah lagi yang memainkan kontak mobil.
"Ck!"
Vira berhenti berjalan, dia menatap punggung Hazel penuh selidik, dia memperhatikan dengan seksama penampilan pria di depan sana, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Hingga nafas nya berhembus panjang, kini Vira mulai mengerti
" pantas aja dia sangat mengerti mode " gumam Vira kembali menyusul langkah Hazel. Penampilannya yang super elegan dengan merek ternama. Kontras dengan Vira yang super cuek, yang rela pakai kaos biasa asal baju branded yang vino belikan tetap rapi di dalam lemari. Sayang banget kan, kali aja bisa di jual lagi.
Vira menyusul Hazel, mereka menelusuri ruangan lain yang masih saja mengundang decak kagum Vira, ini adalah ruang kerja karyawan seperti kantor kantor pada umumnya, beberapa pekerja yang sibuk dengan lembaran kertas dan layar monitor di hadapannya, mereka semua terlihat serius dengan pekerjaan mereka, entah kenapa Vira sedikit merasa iri
" apa gue juga bisa kerja seperti ini ? " batin Vira berusaha menarik senyum, dia bahkan ga berani membayangkan kalau dirinya bisa berdiri di sini hari ini. Bisa hadir diantara karyawan kantor dengan pakaian parlente dan wangi parfum, belum lagi sapaan ramah mereka. Siapalah gue ini! Vira yang hanya orang kampung tapi mendapatkan kesempatan langkah seperti ini.
" nah itu meja lu! " tunjuk Hazel mengarah ke sudut paling depan ruangan "eh sorry.." kepala Hazel turun mendekati telinga Vira " kita bakal pakai bahasa formal selama bekerja " Vira menoleh sebentar lalu mengangguk mengerti. sebuah meja hitam besar dengan rak rak nya, kursi yang ga kalah keren sudah bertengger di sana, di atas meja juga sudah ada beberapa tumpukan warna warni bahan yang mencuri mata Vira.
" meja untuk ku ? " tanya Vira tak percaya, apa batinnya mengucap mantra ajaib? baru saja dia membayangkan dan tiba tiba sim salabim keajaiban sudah di depan mata! Kini Vira jadi bagian dari karyawan kantor yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Hazel bener bener berlebihan! Vira merasa belum pantas.
"Hazel, apa tidak salah?" Ragu Vira. Hazel mengangguk cepat
" iya, itu kursi kerja mu ! " ucap Hazel meyakinkan wajah bingung Vira
" kau bilang aku hanya bantu model ? " tanya Vira bingung. Hazel tertawa kecil mendapati raut wajah heran gadis di sebelahnya
" hahaha... iya dong, model ku kan juga eksklusif.. " ujar Hazel mendekati meja Vira dan meminta gadis itu mencoba produk yang dia produksi yang masih menumpuk di meja. tangan Hazel mengangkat benda terlipat di atas meja, ternyata itu adalah pakaian jadi, Vira segera mendekat dan menaruh tas nya di atas meja, dengan segera tangannya ikut membuka lipatan warna warni yang mencuri perhatiannya.
" waah.. ini bagus banget " gumam Vira masih terus terkagum kagum
" pakailah ! " pinta Hazel dengan senyumannya, Vira awalnya merasa bingung tapi akhirnya dia menurut saja. Hazel menjentikkan tangannya ke arah samping, dua orang pekerja dengan seragam resmi mereka mendekati meja Vira, gadis itu terlihat bingung didatangi begitu saja seperti ini
" bantu dia berganti pakaian, saya akan siapkan ruangan pemotretan ! " perintah Hazel dijawab patuh oleh kedua lainnya
Vira hanya bisa melongo dengan mulutnya yang terus terbuka
" waaah... " Orang terlanjur kaya memang beda.