Vira mendorong pintu dengan kasar, wajahnya masih terlihat penuh emosi membuat Vino bergidik ngeri
pria itu mengambil segelas minum dan memberikan pada Vira, gadis itu meraih cepat dan mengosongkan gelas nya dengan segera
" gila kali sekarang mereka dateng kesini ! " dengus nya kesal
Vino cuma bingung harus jawab apa, emosi Vira jelas masih berapi api
setelah agak tenang Vino mulai berani membuka pertanyaan
" lu ko benci banget sama mereka ? " tanya Vino dengan nada datar berharap tidak menyulut amarah Vira lagi
gadis itu mendengus kesal
" Lisa sama bi Tina tuh.. " tangan Vira mengepal, sorot matanya berubah panas seperti api unggun
Vino melirik takut
" lu tau ga sih kisah bawang putih bawang merah ? " tanya Vira menoleh cepat ke arah Vino
dengan mata melotot pria itu melirik takut genggaman tangan istrinya dan segera mengangguk
" tuh kepelan tangan serem amat " batin Vino takut sambil menelan ludah
" gue harus tinggal di gubuk derita gara gara mereka tau ! " tunjuk Vira lancang ke arah pintu luar, Vino mengangguk angguk saja
" lu tau ga sih dari kecil gue diperlakukan kaya pembantu, harus patuh sama bi Tina, harus selalu ngalah sama Lisa " ucap Vira kini terdengar lirih
wajahnya yang tadi penuh emosi sekarang berubah dengan raut sedih mengenang masa lalu nya yang kelam
Vino memasang wajah serius
" gue harus lakuin semua kerjaan rumah, ngerjain semua tugas sekolah Lisa, makan seadanya kadang makan nasi basi " lanjut Vira dengan menahan isakannya
Vino semakin lekat menatap wajah sendu Vira, dia ragu mengangkat tangan untuk mengelus kepala istrinya itu
" lu tau ga ! " suara Vira sedikit membentak membuat Vino sontak memundurkan badan takut
" gue makan sama nasi basi dan sisa sisa lauk yang tinggal tulang doang ! hidup gue beneran jadi sampah nya mereka ! " kesal Vira wajahnya kembali penuh emosi
" mau ga mau gue harus bertahan demi apa ? demi sekolah ! " suara gadis itu masih terdengar emosional
Vira mulai menangis, membuat Vino serba salah, dia tak berani terlalu dekat dengan Vira dia takut gadis itu tiba tiba menjadi kasar karena emosi nya yang tidak stabil
" gue harus bangun jam empat pagi, beresin rumah, buat sarapan, siapin keperluan sekolah Lisa.. " mata Vira jelas sendu dan terus meneteskan air mata
" gue harus sekolah yang juga ga jauh beda, semua orang jauhin gue, selama di sekolah selalu di bully.. huhu... " lanjut Vira terus menangis hingga sulit di hentikan
" pulang sekolah gue harus kerja cari duit buat idup gue, dan semua kerjaan rumah harus beres.. " lanjut Vira membuat Vino ikut merasa sedih
dia meraih kepala Vira tanpa ragu, pria itu kini mengelus lembut dengan tatapan mata nya yang kosong
dia ga nyangka cewek ini begitu kuat, semua itu menyentuh hati nya, dia ga salah memilih istri.. bibir Vino tersenyum kecil
" sampe akhirnya sekarang gue bisa di sini.. akhirnya gue ga liat mereka lagi.. " lanjut Vira kini seperti bergumam, tatapannya kosong gadis itu terus menjatuhkan air mata sedih nya
hati Vino sungguh tak sanggup menatap Vira seperti ini
" jangan sedih.. mereka ga akan bisa begitu lagi " balas Vino dengan suara pelan, dia berusaha menenangkan Vira
" bahkan dia juga yang bikin gue harus nikah sama lu " lanjut Vira yang membuat mata Vino terbelalak. Tunggu, ini beda lagi urusannya.
" jadi lu nyesel nikah sama gue ?! " tanya Vino dengan membentak
sontak air mata Vira berhenti jatuh, gadis itu segera menoleh dan mendapati wajah tegang Vino
" kenapa dia yang marah sih ! " kesal batin Vira
" jadi lu nyesel nikah sama gue ! " teriak Vino sekali lagi. Abang butuh kepastian dek!
Vira berdecak kesal
matanya melirik sinis
Vino membelalakan mata mencari jawaban jujur dari gadis di sebelahnya ini
" lu kayaknya nyesal.. tapi nyium gue dengan penuh hasrat.. " gusar Vino mengejek wajah sinis Vira
" apa lu bilang ! " protes Vira ga terima dengan celetukan Vino
" loh gue bener kan ! " balas Vino ketus
" oke.. gue emang nyesel nikah sama lu " jawab Vira dengan nada kesal
jawaban Vira membuat wajah Vino semakin memerah entah malu entah marah, mungkin dua dua nya
" awalnya gue menyesal, tapi sekarang.. " suara Vira semakin melemah sampai telinga Vino tak bisa mendengar akhir kalimat dari mulut nya
" sekarang ? " Vino memasang wajah penasaran
Vira tertawa kecil dengan wajah sinis nya, pria ini sungguh sungguh menyebalkan gerutu batin Vira, tapi wajahnya sungguh kontras, wajah gadis itu merona malu
" tapi sekarang gue malah, sepertinya gue bersyukur.. " lanjut Vira membuat wajah Vino mendadak sumringah
pria itu menepuk nepuk paha nya. Menahan rona merah di wajah. Aish! Vino menepuk pahanya lagi, sambil menatap malu wajah istrinya, dia seakan memberi bahasa verbal yang ga di pahami Vira. Gadis itu mencoba mencerna.
" apa ? " tanya Vira tak mengerti
tangan Vino meraih kepala Vira dan membaringkannya di paha Vino, ehm.. oh jadi ini arti tepukan tadi? pria itu membelai lembut kepala istrinya.
"Dinginkan kepalamu disini!" Pinta Vino dengan menunduk menatap wajah istrinya dari samping. Vira menengadah sesaat lalu mengulas senyum. Ko bisa sih vino kayak gini! Bikin hati berdebar.
" mau dengar suatu cerita ? " tanya Vino dengan senyum nya.
"Ko tiba tiba sih?" Heran Vira.
Vira menengadahkan wajahnya sekali lagi, kali ini cukup lama, hingga mata mereka lama saling menatap, gadis itu kembali memiringkan badan dengan detak jantung yang tak menentu
" kau tahu aku akan menikahi Lisa itu.. " ucap Vino dengan suara mengambang, Vira menyimak serius. Ah kalimat pria ini terdengar berbeda. Kali ini terdengar lembut, nyaman dan menenangkan. Tidak ada nada ketus, bahasa sarkasme.
" kalau bukan karenamu, mungkin sekarang aku menikahi orang yang salah " lanjut Vino membuat hati Vira semakin berdebar kencang
"Terus.."
"Mungkin aku akan menyesal seumur hidup"
"Masa?"
"Aku serius.. menurutku menikah denganmu tidak buruk juga"
"Ko tidak buruk? Maksudnya apa?"
"Ya, kau cantik, periang, rajin dan.."
Vira kembali mengalih posisi dia menatap wajah vino yang menunduk membalas tatapan Vira. Bersamaan percakapan kasar mereka yang menghilang begitu saja.
Terdiam bersama heningnya malam
tangan Vino memainkan rambut rambut di sisi telinga Vira
gadis itu memejamkan mata berbantal paha suaminya, dia merasa nyaman dan tenang, baru kali ini gadis itu merasa ada orang yang akan menjaga nya
" Vino.. aku sepertinya menyukaimu.. " bisik batin Vira diantara matanya yang ingin terlelap, dia rasanya begitu lelah.
Vino menatap wajah tenang di pangkuannya, dia segera menengadahkan kepala dengan senyum malu malu nya
dada nya bergetar hebat, rasa senangnya seperti menyesakkan dada menghimpit hendak keluar
dia menatap wajah Vira sekali lagi
dia tak menyangka akan jatuh cinta sedalam ini pada gadis yang telah dia nikahi, gadis biasa, gadis yang bahkan tak dikenal sebelumnya!
" Vino.. apa kita harus menikah lagi.. " gumam Vira pelan
" HAH !! " teriak Vino tak percaya
" maksudmu menikah lagi dengan siapa ! " selidiknya dengan wajah kecewa. ko bisa mau nikah lagi!
tapi suara tinggi Vino tak menggubris posisi nyaman Vira. gadis itu masih memejamkan mata, antara menikmati tempat nyaman di pangkuan vino, atau suara hangat suaminya yang malam ini begitu lain. belum lagi sentuhan lembut telapak kekar vino yang mengelus kepalanya. Vira menikmati semua itu.
" pernikahan kita kemarin seperti penuh kesalahan.. " lanjut Vira membuat raut wajah Vino berubah
***
up hari baru jangan lupa kirim batu kuasa. biar nimbul di beranda WN .. makasi semuanya