Chereads / BUKAN SALAH JODOH / Chapter 29 - Gengsi adalah harga mati

Chapter 29 - Gengsi adalah harga mati

Vino masih terus menarik tangan Vira sambil membukakan pintu mobil

Vira menahan pintu itu hingga tak bisa di buka, gadis itu tersenyum kecil melihat tingkah Vino saat ini

" lu kenapa sih ? " tanya Vira mengharapkan jawaban manis sesuai harapannya

Vino malah melepas genggamannya dan bertolak pinggang

wajahnya yang menegang terlihat semakin kesal

Vira tetap mencari tahu arti tingkah suaminya yang aneh ini. Dia berharap sesuatu yang manis akan keluar. 

" lu ngapain sih tadi, sengaja banget lama lama.. kan lu tau gue udah nunggu " sungut Vino kesal.

"Hah?"

"Lu liatkan gue udah jemput, tapi lu malah sok sokan ngobrol sama orang orang ga jelas itu!" Kesal Vino bertolak pinggang dan bersungut marah.

Sabar, sabar.. dia aja masih belom sehat. Jadi harus banyak sabar. Mungkin pengaruh panasnya.

"Ayo masuk!" Vino menarik kasar lengan Vira, menyuruh gadis itu segera masuk ke mobil. Vira menurut, dan vino membanting pintu mobil.

gadis itu mencoba menahan diri karena omelan pria di hadapannya ini. dia bisa berlaku manis tapi mulutnya tetap saja pedes gumam hati Vira menahan kesal

Vino merasa kesal sendiri, dia segera ikut masuk ke dalam mobil

Elfira mendekapkan tangan di dada dengan wajah cemberutnya. Tapi tetap harus sabar yaa..

Vino melajukan mobil dengan cepat

pria itu sesekali melirik mimik kesal Vira, dia menjadi bingung sendiri kini. Harusnya dia yang marah kan! Kenapa Vira ikut ikutan cemberut.

" itu tadi siapa ? ko sekarang temen cowok lu nambah banyak aja ! " protes Vino dengan alis nya yang berjingkrak, pria itu sungguh penasaran

" siapa ? maksud lu geng alay itu ? " balas Vira dengan wajah malas

" geng alay gimana ? " tanya Vino menyelidik, dia ingin tahu lebih banyak lagi dari bibir Vira

" ya itu geng nya Hazel, ada Azka, Nico sama satu lagi yang baru namanya Reo.. " jawab Vira jujur. Bukannya dia yang bilang Hazel dkk lebay. Vira cuma mengikuti kalimat Reo tempo hari aja.

Vino cuma manggut manggut dengan tarikan bibirnya yang menurun, dia berusaha mengerti

" lagian kenapa sih ! " hardik Vira dengan wajah kesal, dia tidak suka dengan omelan ga jelas Vino "kenapa lu harus marah dan kasar gitu ke gue? Kenapa gitu loh!"

" gapapa ko " jawab Vino seadanya

" gapapa gimana! gapapa tapi lu ngomel " celoteh Vira pelan seperti mendumel sendiri. Vino ngeselin, udah di naikin bukannya bilang terima kasih kek, malah ngomel kayak gini. Vira berusaha menahan jengkel hingga dia gemas sendiri.

" mmm.. biar alay tapi mereka ga jelek yaa.. " ucap Vino dengan wajah dibuat sebiasa mungkin, maksud nya apa coba.

apa coba maksud kalimat Vino, batin Vira semakin jengkel

" maksudnya ga jelek gimana ? " Vira ga ngerti, beneran sulit banget ngertiin sikap vino yang kaya bunglon.

" ya jelek, maksud gue tuh muka nya.. penampilannya lah! " balas Vino sedikit ketus, masa lu ga ngerti sih ! kesal Vino dalam hati

" yaiyalah mereka ganteng ganteng (Vino menatap wajahnya di kaca), perawatannya juga mahal (Vino menyentuh kulit wajahnya perlahan), bajunya juga branded (Vino menggerak gerakkan bahunya dengan berdehem, dia juga sedang memakai tailor suit bukan Taylor Swift, terbaik hari ini) kalo masih keliatan jelek juga, ampuun deh ! " ujar Vira panjang kali lebar

Vino menoleh sekilas pada Vira, dia berharap gadis itu menyadari kalau dia juga sosok persis seperti yang tadi Vira deskripsi kan, sadar dong suami lu lebih dari itu! 

tapi gadis itu sepertinya tak peduli, sama seperti dia tak peduli dengan keempat teman kampus nya itu. Vira hanya menoleh sekilas. Paling lama tiga detik.

" lagian.. " Vira menatap Vino serius. Dia masih mau melanjutkan kalimatnya dengan berapi api.

" lu ngapain ngurusin mereka ! "

kalimat terakhir Vira seperti tusukan benda tajam di dada Vino, sakit tapi ga berdarah. Ngapain vino kepo banget sama temen temen Vira. Daripada temen mereka malah ga sedeket itu. Kecuali Hazel kali yah.

" gue ga ngurusin mereka, yang gue urus itu elu !! " pengen rasanya berteriak begitu di depan wajah serius gadis ini, tapi Vino menahannya. Tahan bang, gengsi kan!

dia menatap wajah vira sekilas lalu kembali melihat jalanan

nasib nasib.. susah banget yaaa dapetin hati cewek !

" oiyaa.. mulai besok lu ga usah jemput! Ribet tau ga sih! " lanjut Vira kini dengan wajah berbeda, gadis itu tak terlihat berbinar dan ceria seperti biasanya, kali ini dia terlihat serius dan marah.

" kenapa ? " jawab Vino tak senang

" mulai besok gue kerja jadi model di butik Hazel ! " Ujar Vira menyunggingkan senyum. tapi Vino malah manyun, dia tak suka itu !

"Apa lu butuh uang?" Vira mengerutkan dahi.

"Apa duit lu kurang?" Vira menggeleng malas.

"Terus??" Vino makin kesal dan penasaran.

"Karena gue butuh refreshing!!" Balas Vira dengan wajah nya yang mengesalkan. Vino memukul kemudi stir dengan kesal. Membuat Vira terkejut.

"Kenapa?" Vira heran dengan sikap panas vino. 

"Gue ga suka lu berurusan sama cowok cowok ga jelas itu! Paham!!" Vino menarik nafas panjang, itu cuma suara batin aja. Dia ga punya keberanian untuk mengatakan itu semua. Apalagi pas liat muka polos dan mata berbinar Vira.

"Oke, terserah lu aja!" Vira tersenyum sumringah. Sementara vino mengepalkan tangan

panggilan telepon masuk memelankan laju mobil Vino, pria itu segera menerima panggilan itu

" ada apa ? " tanyanya datar

" tamu untuk ku di rumah ? " suara Vino terdengar sedikit tak percaya, Vira menatap wajah pria itu, dia ingin tahu ada apa dengan raut tegang di wajah vino, dia segera menggaris senyum meminta istrinya tidak usah ikut khawatir memikirkan urusannya, so sweet

" baiklah, tunggu di lobby " tutup Vino mematikan panggilan sambungan telepon

" siapa ? " tanya Vira ingin tahu

" entah, ada dua wanita menunggu ku ", jawab Vino sambil memutar kemudi memasuki gedung keluarga milik nya

" dasar playboy, lu sampe dicari dua gadis sekaligus " ledek Vira dengan wajah jijik nya

Vino melirik sinis, dia tak suka dengan kalimat Vira barusan, itu seperti ejekan yang dalam untuk Vino

" enak aja, lu cewek satu satunya di hidup gue ! " balas Vino ketus, walau nadanya tinggi tapi kalimat itu sedikit membuat Vira tersipu juga. Vira menahan senyumannya. 

"Bohongkan?" Goda Vira dengan wajah ngeselin. Vino menoleh sebentar terus mencibir.

"Serius. Cewek itu cuma makhluk hidup yang ribet, dan ngeselin. Hidup bersinggungan sama mereka cuma bikin pendek umur!" What!! Vira mengeram menahan kesal.

"Maksud lu, gue dan, dan cewek cewek lainnya tuh!" Vino mengangguk. Vira menggeleng ga percaya men, masa dia di bilang ribet dan bikin pendek umur.

"Jadi menurut lu, gue cuma biang masalah gitu. Cuma jadi malaikat maut buat lu?" Vino memainkan bibir dan mengangkat bahu.

"Sumpah ya Vin, lu tuh!!" Kesal Vira menahan kepalan tangan, dia hampir saja memukul pundak vino, tapi ga jadi karena sebenarnya dia ga seberani itu.

Vira gemas sendiri. Dia terlanjur kesal dan mengangkat tangan hendak memukul vino, tapi telapak vino lebih cepat menangkap pergelangan tangan Vira.

"Gue kan bilang cewek cewek, dan elu itu pengecualian!"

"Hah!!" Vira terperangah mendengar lanjutan kalimat vino.

"Buat gue lu tuh beda." Ucapan barusan, tatapan barusan. Membuat amarah Vira lenyap seketika, yang ada cuma debaran jantung yang ga bisa di ajak kompromi.

Vinooo.. lu tuh beneran ngeselin, tau gak!!