Chereads / BUKAN SALAH JODOH / Chapter 3 - Pria kedua

Chapter 3 - Pria kedua

Elvira berusaha menarik risleting jepang dipunggungnya dengan kesulitan.

" bahan sekarang jelek-jelek, masa ama badan gue aja ga muat " gerutu Vira kesal

Dia menyerah karena tangan dan punggungnya sudah terasa pegal berusaha memasang risleting . dia harus memanggil bantuan, pikirnya

Vino duduk di sofa empuk sambil memeriksa email masuk di ponsel pintarnya, dia baru saja tiba di ruangan ini.

Vira membuka ragu tirai penyekat ruang gantinya, matanya melirik mencari seseorang di ruangan kosong itu.

" kakak pelayan tadi mana sih ? " tanyanya sendiri

Karena ini ruangan privat pasti tidak ada orang, dengan langkah berjinjit Vira mencoba menghampiri pintu besar ruangan itu, ah pasti kakak pelayannya ada di balik pintu pikir gadis itu.

Vino mengangkat wajahnya, jidatnya berkerut melihat gadis yang bertelanjang punggung berjinjit seperti maling menuju pintu.

Dia kenapa sih ? tanya Vino dalam hati, tingkah gadis itu selalu membuatnya bingung.

Sejak pagi kelakuan gadis itu ga ada yang normal, Vino menggeleng kesal.

" woy !! "

Vira kaget setengah mati mendengar teriakan di belakanhnya,

Dia tak berani menoleh, siapa ya? tadikan ga ada siapa-siapa disana, jangan-jangan, pikiran gadis itu melanglang buana.

" lu ngapain sih ! "

Vira menoleh, menyadari nada suara yang menurutnya familiar.

" ah ... "

Baru hendak membuka mulut berniat membalas kalimat pria yang menatapnya kesal, tapi nyatanya Vira tak mampu berkata-kata.

Dia mematung dengan mata membesar dan mulut menganga . .

Ahh.. gadis itu menyadari fisik pria yang sudah menikahinya, tapi kali ini Vino terlihat sangat berbeda.

Pria itu sangat santai dan casual dengan baju kaos dan jaket boomber nya, sepatu kets berwarna putih sangat cocok dengan tampilannya kali ini.

Wajahnya terlihat lebih fresh dan semakin tampan dengan gaya rambut yang diturunkan menyentuh dahinya.

" Ahhhh.... ganteng bingiiit .. " jerit hati Vira

" Woy, gue ngomong sama lu bukan ama pintu ! " hardik Vino tambah kesal

Vira menggeleng, kembali ke dunia nyata, ah kegantenganmu tak menjamin kesopananmu mas, batin Vira ngenes

"ah iya, sorry gue tadi.. "

Vira mencari-cari alasan, dia tidak mungkin jujur kalau dia terpesona dengan Vino sampau membuat otaknya hang

seketika gadis itu ingat dengan gaunnya.

Dia merapatkan diri bersandar di tembok, menyembunyikan punggungnya yang terbuka, pantes dari tadi ko rasanya adem, pikirnya.

" lu kenapa sih ? "

" e , eng , engga.. ga papa " Vira salah tingkah

Pria itu berjalan mendekati Vira, sementara gadis itu memasang wajah sok manis yang tegang.

Tangan Vino menangkap pergelangan tangan gadis dihadapannya, dia memutar cepat tubuh gadis itu hingga bisa melihat jelas bagian punggungnya yang terbuka

Aduh please jangan liat, gue malu banget, pasti dia akan berpikir kalau gaun ini ga cocok di badan gue , pikir Vira saat Vino mencoba meraih ujung risleting di punggungnya.

Tapi pria itu tidak berkomentar, dia menarik perlahan risleting panjang di punggung Vira, perlahan gaun itu bisa menutup kulit belakangnya yang mulus dengan sempurna .

" aah , gue pikir kulitnya pasti gradakan, tapi nyatanya... "

Vino membuang pikiran kotornya, wajahnya seketika bersemu menyadari punggung dan tengkuk yang polos dihadapannya begitu menggoda.

Dia berusaha menahan telapak tangannya yang hampir saja mendarat di pundak istrinya, Pria itu berusaha fokus menaikkan risleting gaun yang dikenakan Vira

" aaahhh... akhirnya bisa juga "

Hembus nafas Elvira lega , gadis itu berputar beberapa kali membuat ujung gaunnya mengembang, gaun dengan panjang selutut berbahan ringan sangat cantik di tubuhnya.

Model leher yang sabrina dengan potongan dada rendah mengekspose bagian pundak Vira, dia menyukai gaunnya.

" duh ga pantes, ganti - ganti !! "

Vira terkejut mendengar hardikan Vino, dia merasa gaun itu sangat pas kok disuruh ganti.

Vino mendorong badan Vira masuk ke ruang ganti dengan kasar, gadis itu hanya menurut dengan raut bingung dan kesal.

" pelayan, tolong ambilkan celana jeans dan kaos saja ! " teriak Vino ke arah pintu

" eh kampret ! ngapain gue kesini, kalo jeans ama kaos doang mah tiap hari gue makenya begitu ! "

Vira membalas kalimat tugas Vino dengan kesal, dia melemparkan gaun yang telah dibukanya melalui atas ruang ganti yang terbuka.

Vino menangkap gaun yang hampir saja menutupi mukanya.

Dia membayangkan tubuh Vira yang mempesona saat memakai gaun tadi, wajahnya mulai merona , dia bisa melihat jelas kulit mulus dan belahan dada gadis itu.

itulah mengapa dia mengganti pakaian Vira, dia tidak ingin orang lain juga bisa melihatnya.

" tenang aja, gue tetep beliin kok ! "

" bodo amat ! "

" tapi lu janji ya jangan pakai keluar rumah "

" lah ko gitu ? "

" iya soalnya .... "

" soalnya apa ? "

" soalnya ... " Vino terdiam sesaat, wajahnya semakin memerah membayangkan wajah dan tubuh seksi gadis di dalam sana.

" soalnya kamu cantik ! "

Seru Vino, tapi hanya di dalam hati saja.

*****************************

Vira kesulitan membawa beberapa paperbag dan kantong belanja menggantung di pergelangan tangan, di dada hingga menutupi pandangannya.

Sementara Vino berjalan santai di depan dengan satu tangan sibuk bermain di layar ponsel, sedangkan satu lagi di sisipkan di saku celana nya.

mentang-mentang dia yang beli, semua gue yang bawa , gerutu Vira kesal.

Baru saja mereka hendak meninggalkan butik terkenal itu seseorang menyenggol sudut siku Vira, membuat semua bawaanya terjatuh dan tercecer di lantai.

Hazel menghentikan langkahnya sesaat, mendapati seorang gadis yang langsung berlutut dan merapihkan barang belanjaanya yang berserakan di lantai.

Ck...

Pria itu mendecakkan lidah kesal, dia ingat betul siapa gadis yang berjongkok di hadapannya saat ini .

" lo lagi sih ! "

Vira mengangkat wajah, memastikan siapa sosok yang berdiri di hadapannya.

" ah, gue rasa majikan lu baik juga ya " ucap Hazel meledek

" lu bisa masuk ke butik besar mahal kayak gini, sorry Mam! "

Hazel mengibaskan tangannya memanggil pelayan yang berdiri di pintu depan

" Jangan lupa bersihin semuanya disini, terutama yang terkontaminasi sama dia ! " perintah Hazel pada pelayan sambil menunjuk ke arah Vira

Vira yang berusaha menahan emosinya sudah diambang batas kesabaran, seketika kepalanya mengebul mengeluarkan asap hitam yang membumbung tinggi.

" Eh lu pikir gue Virus bambank !! "

tantang Vira dihadapan wajah Hazel

Pria itu melengos sombong

" Lu itu bukan cuma Virus, tapi juga sampah yang menjiji... "

Belum selesai kalimat Hazel, Vino meraih dan menarik pergelangan tangan istrinya

Hazel tak bisa menyelesaikan kalimatnya melihat seorang pria tampan yang branded menarik lengan gadis itu, jangankan menyentuh gadis itu menghirup udara yang sama saja membuat Hazel mual.

Vira berusaha melepaskan genggaman tangan Vino

" tunggu.. belanjaan kita.. "

Vino melepaskan genggamannya sambil membukakan pintu mobil, dia mendorong gadis itu untuk duduk memasuki mobil, Vino mengambil jalan memutar menuju kursi pengemudi.

" kita belanja di tempat lain " Ucap Vino datar sambil menggas penuh laju mobilnya.

Hazel masih terpaku menatap mobil yang melaju kencang meninggalkan parkiran butik milik keluarganya.

" Tuan Hazel kita kehilangan pelanggan prioritas kita.. " ucap manager toko dengan wajah kecewa dan sedih.

" Apaa !!! " teriak Hazel tak percaya