Chereads / D I L E M A / Chapter 24 - Calon Ayah Baru

Chapter 24 - Calon Ayah Baru

Axelle menatap pada salah satu bodyguardnya dan bertanya menggunakan nada angkuh. "Mana wanita itu?"

"Sabar Tuan beberapa anak buahku kewalahan menurunkan calon istri Tuan dari pesawat. Meski dia kecil tapi tenaganya untuk memberontak tiada habisnya." jelas bodyguard tersebut memakai nada sopan.

"Cih ... Kalian adalah orang-orang yang kupilih sebab tenaga kalian malah kalian kalah sama seorang wanita. Lemah sekali." ejek Axelle saking kesalnya.

"Lepaskan aku dasar sialan, aku bisa jalan sendiri!" Teriakan dari Tiara membuat pria itu menoleh ke belakang. Dia membuang napas kassr saat melihat Tiara yang memberontak dalam gendongan bahkan wanita itu bisa menjambak rambut salah satu bodyguardnya tanpa kesusahan.

"Turunkan dia." perintah Axelle segera dilaksanakan dan pria itu langsung menarik Tiara dalam dekapannya yang erat. Tiara kontan menoleh pada Axelle dengan tatapan penuh amarah kala punggungnya bertabrakan dengan dada bidang milik pria itu.

"Apa kau sudah puas membawaku ke sini?"

"Ya aku puas sekali."

"Tentu saja kau puas. Kau puas karena bisa memaksaku ke Malaysia padahal kemarin aku ingin pergi kerja. Aku sudah siap dengan pakaian rapi malah kau menyeretku ke bandara. Satu hal lagi kau katakan apa pada atasanku sampai dia menurut padamu?" penuturan Tiara juga diiringi dengan gadis itu mendorong Axelle hingga dekapan itu terlepas dalam sekali sentakan..

"Hanya mengancam sedikit. Ayo kita pergi." tangan Axelle hendak menggenggam tangan milik Tiara namun wanita itu malah menepis kasar.

"Tidak, aku tak mau pergi denganmu. Aku mau pulang ke Indonesia, sekarang!"

"Kita akan pulang tapi setelah pekerjaanku di sini selesai."

"Kau dengar perkataanku tidak? Kalau aku mau sekarang, ya sekarang!" Axelle memang kesal dalam hatinya tapi dia mengingat jika dihadapannya ini adalah Tiara sosok gadis yang dia cintai.

Axelle tak mau marah pada wanita ini. "Aku beri kau dua pilihan, kalau kau mau pulang silakan aku tak memaksa tapi aku tak akan membayar tiketmu mungkin kau bisa terus di sini sampai seseorang dengan senang hati meminjamkanmu uang atau yang kedua, kau ikut denganku dan tinggal bersamaku sampai urusan kita selesai baru kita pulang."

Tiara terdiam. Wanita itu tak tahu harus menjawab apa sedang Axelle sudah mulai bergerak menjauh dari Tiara. "Ayo Tiara, pilih aku, pilih aku." bisik Axelle.

Dia berharap bahwa wanita yang dia bawa susah payah akan  memilih dirinya dan pergi bersamanya menuju vila. "Kau mau ke mana?" langkah Axelle terhenti.

Dia memutar tubuh kemudian tersenyum lebar saat melihat Tiara berjalan mendekatinya. "Kau adalah orang yang menyebalkan tapi mau bagaimana lagi aku akan ikut denganmu supaya aku bisa pulang."

"Nah gitu dong, ayo pergi." Dalam diri Axelle tentu saja melonjak kegirangan terbukti saat dirinya membalikkan badan Axelle mengucapkan yes tanpa suara dengan wajah yang semringah.

Ini adalah suatu loncatan yang penting mungkin ke depannya keinginan Axelle untuk menikahi Tiara tak dia tolak.

❤❤❤❤

Keesokan harinya Hali dan Syifa pergi ke perusahaan seperti biasa. Mereka bertiga akan melewati meja Marisa akan tetapi wanita itu tak menampakkan batang hidungnya. Hali memandang meja Marisa dengan pandangan sedih sementara Syifa hanya bisa menghibur bosnya itu.

"Mungkin saja dia telat sedikit."

"Tapi Syifa, Marisa lagi-lagi susah untuk dihubungi. Aku khawatir karena ucapan Mamaku dia--"

"Tak ada yang perlu dicemaskan, Pak Hali harus berpikiran positif. Apa pak mau saya buatkan teh atau sesuatu yang lain?"

"Ide yang bagus berikan aku teh dan juga kasih saja aku jadwal hari ini. Biar aku yang melihatnya sendiri," tak ayal begitu mereka sampai Syifa langsung memberikan jadwal yang dia buat kemarin.

Dia pun langsung membuatkan teh untuk atasannya itu dan suasana tenang dirasakan oleh wanita itu setelah Hali masuk ke dalam ruang kerjanya.

Begitu menyelesaikan satu gelas teh, Syifa hendak membawanya masuk namun secara mendadak sosok pria muncul di belakangnya membuat Syifa kaget.

Beruntungnya dia tak menumpahkan teh itu. "Hai Syifa, kau masih kenalkan sama aku?"

"Kenal pak Paul bukan?" Paul tersenyum lebar.

"Ya itu aku."

"Pak Paul datang ke sini untuk bertemu dengan Pak Hali bukan? Dia di dalam jadi--" Syifa agak terkejut saat tangannya dipegang oleh Paul.

Tatapan pria itu tampak tak biasa. Entah menyiratkan sesuatu tapi Syifa tak tahu apa itu. Sementara itu Hali membaca malas jadwalnya sampai berhenti pada nama Paul.

Tiba-tiba matanya membulat. Hali nyaris berlari cepat untuk keluar dari ruangan kerjanya dan benar saja dugaan Hali.

Paul berada di sana dan juga menggoda sekretarisnya. Matanya membulat saat melihat mereka saling menautkan tangan.

Buru-buru Hali bergerak di antara mereka. Memutuskan tautan tangan lalu melindungi Syifa dari balik punggung. "Kau datang ke sini untuk membahas soal pekerjaan bukan untuk menggoda sekretarisku. Ayo masuk."

"Tapi--"

"Tak ada tapi-tapi ayo masuk." Hali segera menarik dasi Paul agar ikut bersamanya masuk ke dalam.

"Pak Hali, kenapa anda tak menginginkan saya untuk menggoda sekretaris anda?"

"Karena anda playboy dan aku tak mau jika sekretarisku harus bersanding denganmu." Syifa hanya bisa tertegun sambil melihat tingkah mereka yang konyol dan cuma bisa menggeleng sebagai balasanya.

"Anda bohong Pak Hali! Ayo jawab yang jujur kau punya perasaan ya sama Syifa?"

❤❤❤❤

See you in the next part!! Bye!!