GARIN
Akhirnya Mas Banyu menjelaskan semuanya. Dia tidak tahu pasti siapa yang membuang makanan itu dan siapa yang harus disalahkan.
"Mas!" Panggilku ragu.
"Apa Sayang?" Dia masih fokus dengan kemudinya.
"Bisa ga jangan pecat orang yang tadi mas ceritain. Kalau menurutku bukan salah dia juga." Aku memberanikan diri untuk berpendapat. Aku tidak bisa membayangkan betapa susahnya orang itu mencari pekerjaan yang lain.
"Iya. Nanti Indra yang urus."
"Bener?"
"Iya sayang. Aku janji." Jawabnya membuatku begitu berbunga bunga.
Aku suka sisi Mas Banyu yang penyayang. Begitu mempesona. Sangat tampan. Sangat baik. Sangat perhatian.
Senyumnya menawan saat dia kembali meyakinkan aku. Dia duduk dengan tenang kembali dan berdendang. Mulutnya bernyanyi mengikuti irama lagu yang mengiringi perjalanan kami.
"Boleh sakarang aja? Aku kepikiran Mas. Kasihan orang itu. Mas Banyu jangan ambil keputusan seperti itu pas emosi." Rayuku.