GARIN
Aku tidak berani memandangnya. Aku tidak berani sama sekali.
Dia meraih daguku. Mendongakkan kepalaku agar menatapnya. Dan aku memberanikan diriku menatapnya.
"Lihatlah aku, sayang. Aku sangat mencintaimu. Mungkin ini terlambat, tapi belum sangat terlambat bukan? Garin." Dia menarik napasnya panjang. "Kita mulai semua dari awal ya?" Aku mencoba mencari kebohongan dari matanya.
Aku masih diam tidak menjawab. Aku tidak tahu apa yang harus aku putuskan. Apakah aku harus menerimanya kembali?