BANYU
Berdiri di rumah kakaknya Garin, aku sedikit ragu. Apa benar dia kesini. Bagaimana jika keluarganya curiga?
Aku terlalu buta meremehkan Garin. Dia masih punya keluarga. Bahkan kakak iparnya memiliki pangkat di TNI.
Tak ada yang aku kenal di kota ini kecuali keluarga Garin. Kalau aku tidak masuk aku tidak bisa bertemu Garin.
"Assalamu'alaikum! Permisi."
Aku mengetuk pintunya. Tapi tidak ada jawaban.
"Permisi!" Aku berusaha lagi.
"Ya!!" Terdengar suara dari dalam.
Aku harap Garin yang membukanya. Semoga saja dia benar benar ada di rumah.
"Cari siapa?" Seorang laki laki dengan tubuh besar dan rambut cepak membukakan pintu.
"Cari Garin Mas."
"Garin lagi pergi. Kamu temennya?" Ucapnya tegas dengan logat khas Jawa Timurnya.
"Aku suaminya Garin Mas!"
"Healah. Banyu! Sorry, aku ga pernah tahu soalnya. Kalian nikah, aku juga masih tugas." Ucapnya menurunkan nada bicaranya.