BANYU
Hati dan pikiran Banyu semakin tidak menentu sekarang. Dia hanya mau melihat istrinya sekarang. Rasa kalut di wajahnya tidak dapat ia tutupi. Seperti ada rasa yang begitu menyakitkan jika dia menghadapi kenyataan pahit nantinya.
"Garin? Mana Garin?" Tanyanya lagi.
Nafas Banyu begitu memburu. Matanya melirik kesegala arah. Namum tubuhnya tertahan oleh tubuh ibu mertuanya yang memeluk dirinya.
"Mas Banyu!" Seketika tubuh Banyu terasa lemas. Dia mendengar suara seseorang yang paling ia rindukan. Orang yang tidak ia lihat sejak kemarin.
Hatinya begitu lega saat melihat kondisi istrinya baik baik saja. Tidak kurang satu apa pun. Rasa kalut yang tadi memenuhi hati dan kepalanya seketika sirna. Banyu segera melepas pelukan ibu mertuanya. Tubuhnya menubruk tubuh istrinya cepat.
"Bu, tolong. Tolong sekali jangan suruh aku melepasnya. Aku tidak bisa. Alu tidak bisa. Aku hampir gila tanpanya. Hariku sepi tanpanya." Ucap Banyu berlinang air mata.