GARIN
Garin melirik sopir yang kembali berkonsentrasi pada jalanan. Tangannya segera meraih ponsel dan mencoba mengaktifkannya.
"Hei!" Teriak si sopir dengan amarahnya.
Detak jantung Garin terpacu semakin keras. Dia bahkan memejamkan matanya karena takut ketahuan.
"Tamat sudah riwayatku!" Batin Garin dalam ketakutannya.
"Dasar motor gobl*k!" Teriak sopir dari balik kemudinya. "Lampu tempat lu merah! Kenapa main nyelonong aja? Pe'a!" Teriaknya dengan nada terus memaki.
Garin membuka matanya secara perlahan. Dia mulai menghirup dan menghempaskan nafasnya kembali. Rasanya sudah lega saja mengetahui bahwa dia tidak ketahuan.
"Hufft" Dia menepuk nepuk dadanya. Mengatur kembali helaan demi helaan nafas yang terus bergantian masuk dan keluar dari hidungnya. Pikiran yang tadi sempat terpecah dan berhamburan kemana mana, sekarang segera dia susun kembali agar bisa berkonsentrasi.