BANYU
Sore ini, aku dan Garin sudah berada di Rumah Sakit. mata Garin selalu memperhatikan aku. Sepertinya dia tidak yakin jika aku memaafkan Papa.
Jika memaafkan memang terlalu sulit untukku sekarang. Tapi aku sudah berjanji pada Garin. Sejujurnya aku gengsi untuk mengucapakan kata "maaf" padanya.
Mungkin karena terlalu lama aku tidak pernah berbicara padanya. Mungkin juga karena aku dan dia sama sama orang yang kaku. Sesekali aku menatap tubuh tuanya.
"Uhuk uhuk!" Sepertinya dia ingin duduk.
Aku melangkah mendekatinya. Aku mencoba mendekap badannya yang sudah begitu layu. Rasa apa ini sebenarnya? Kenapa tiba tiba hatiku menjadi begitu lemah.
"Makasih" ucap Papa yang dengan mata berbinar.
Ada sedikit rasa seperti bahagia dalam hatiku. Ada perasaan seperti merindukan sosok yang sudah lama hilang.
"Mau minum?" Tawarku masih dalam belenggu gengsiku.