GARIN
Mas Banyu kembali dengan sedikit lesu. Wajahnya tidak menunujukkan rasa kenyang dan puas begitu selesai menikmati sarapannya.
"Kenapa rumah tangga kita jadi seperti ini?" Tanyanya tiba tiba.
Dia duduk ditepi ranjang dengan kedua tangannya menahan tubuhnya. Dia sedang membelakangiku. Lebih memilih menghadap kejendela dibanding menghadapku.
"Andaikan aborsi legal, mungkin sejak awal sudah aku paksa kamu untuk melakukannya." Ucapnya seperti orang tanpa hati.
"Kalau pun Mas Banyu memaksa aku juga akan berusaha untuk mempertahankannya." Ucapku tak mau kalah.
"Garin! Aku bukannya tidak ingin punya anak. Aku sangay menginginkannya, tapi tidak sekarang. Aku butuh waktu sedikit lebih lama!" Ucapnya.
"Kalaupun Mas Banyu tidak menginginkannya atau tidak bertanggung jawab, aku tidak akan menuntut Mas. Aku akan tetap merawatnya walaupun aku harus melakukannya sendiri."