"Lo keliatannya sayang banget sama Sea ya?" Aldrich tersenyum tipis, tapi terlihat palsu.
"Iya, memang dulu gue sayang banget sama dia, gue rela ngelakuin apapun untuk dia, tapi dimatanya dia, gue ga pernah ada" Ice menatap lurus ke depan.
"Dan karang, gue ngerasa dulu gue bodoh banget sayang sama orang macem dia, jadi gue akan berhenti sayang sama dia" Ice menoleh ke arah Aldrich dan tersenyum.
"Udah ah, galau mulu, kuy mending lanjut jalan" lanjut Ice dan ia langsung menarik tangan Aldrich dan lanjut berjalan, tanpa Ice sadari, Aldrich tersenyum melihat Ice menarik tangannya.
~~~
Ice duduk di ruang keluarga sambil melihat lihat instagramnya ditemani Aldrich yang sedang mencari sesuatu di kulkas.
Ice terus mengscroll kebawah layar handphonenya berharap menemukan suatu postingan menarik, tapi nihil. Tak ada satu pun yang menarik, semua biasa biasa saja.
Dan tiba tiba,
Tring.
Pesan masuk.
Deg.
Jantung Ice berdetak kencang seketika setelah melihat siapa yang mengiriminya pesan.
Sea.
Tunggu, Sea?
Mengapa pria itu sekarang sering sekali mengiriminya pesan.
Ice mengklik ke pesan itu.
Sea Aidyn:
"Ice Preechaya Waismay"
Icepreechaya:
"Apa?"
"Ngapain lo nyebut nama gue selengkap itu?"
Sea Aidyn:
"Lagi ngapain?"
"Kangen"
"Kapan balik?"
"Banyak banget cerita, gw pen cerita ke lo"
Deg.
Kenapa?
Saat saat Ice sudah hampir bisa melupakan Sea, tapi Sea malah kembali, kembali membuatnya baper. Kalau seperti ini terus "kapan gue bisa move on?"
"Hh? Kapan? Y-ya tunggu aja, perasaan lo untuk dia akan berubah suatu saat" kata Aldrich bingung mengapa tiba tiba Ice bicara begitu.
"Hah?" Ice sepertinya bingung dengan perkataan Aldrich karena sepertinya saat pertama ia bicara, ia tak sadar.
"Hah apa? Kan lo nanya kapan lo bisa move on"
"Hh? Emang sejak kapan gue nanya gitu?" Tanya Ice bingung.
"Khayalan lo uda sampe mana? Sampe ga sadar ngomong apa? Ck" Aldrich melanjutkan kegiatannya. Ice sedikit bingung tapi ia tak peduli, ia lanjut chat dengan Sea.
Icepreechaya:
"Cerita aja dichat"
"Masih lama gw balik, gw baru setengah tahun disini, ya tunggu aja lagi setengah tahun"
Sea Aidyn:
"Lama banget"
"Gw kangen sama lo"
"Kok lo ga pernah chat gw?"
"Ga kangen sama gw?"
'Apaan sih Sea? Kata kata lo kok jadi kaya gini sama gue?' Batin Ice.
Icepreechaya:
"Sea"
"Status kita masih temen ya:)"
"Gausa alay gtu anjir"
Sea Aidyn:
"Kenapa? Baper?"
Icepreechaya:
"Gak"
"Jangan kegeeran"
Sea Aidyn:
"Tapi gw yakin lo baper"
"Kalo karang gw bilang, harapan lo dulu bisa terwujud gimana?"
Icepreechaya:
"Harapan apa?"
Sea Aidyn:
"Harapan gue nyukain lo balik"
Deg.
Oke, ini pasti omong kosong, kan?
Icepreechaya:
"
Gw ga pernah ngarepin lo nyukain gw"
"Gw udh terbiasa dengan sosok secret admirer"
"Jadi lo ga perlu nyukain gw"
Sea Aidyn:
"Gw ga percaya lo ga ngarep"
"Ice"
"Gw suka sama lo"
"Lo mau jadi pacar gw?"
Deg.
Apa apaan ini?
Ice menoleh ke arah Aldrich entah apa maksudnya, ia kemudian menoleh kemvali ke layar hpnya.
Ice kemudian menjawab Sea.
~~~
Pagi tiba, Ice dan Aldrich sudah berjalan keluar dari rumah mencari angkot yang akan membawanya balik ke kota Seoul.
"Sini gue bantuin bawa koper lo" kata Aldrich, ia kemudian mengambil koper dari tangan Ice dan membawanya.
"Makasih Ald" kata Ice tersenyum tipis.
Aldrich menaikkan kopernya dan koper Ice ke dalam angkot kemudian mereka berdua masuk ke dalam angkot.
Seperti biasa, Ice duduk di samping jendela dan Aldrich duduk disebelah Ice.
Hening.
Tak ada yang berbicara, Ice tenggelam dengan pikirannya sedangkan Aldrich yang tidak tahu harus memulai pembicaraan dengan kata apa.
Ice memandang kosong keluar jendela angkot.
Flashback on
Sea Aidyn:
"Gw ga percaya lo ga ngarep"
"Ice"
"Gw suka sama lo"
"Lo mau jadi pacar gw?"
Deg.
Icepreechaya:
"Sea"
"Ini bukan bulan april"
"Bukan waktunya april mop"
Ice memang sudah tidak tau harus membalas apa, ia hanya menghilangkan rasa canggungnya dengan pura pura bodoh.
Sea Aidyn:
"Ice"
"Gw tau lo ngerti maksud gw"
"Jangan pura pura bego"
Icepreechaya:
"Gw gtw"
"Gw blm siap pacaran"
"Dulu memang gw pernah suka sama lo"
"Tapi gw cuma rasa blm siap aja"
Sea Aidyn:
"Kalo gw nembak lo dari waktu lo nyatain perasaan lo ke gw, lo bakal nerima gw, kan?"
"Tapi karang lo nolak"
"Lo tau ga Ice? Lo cewek pertama yang nolak gw"
Icepreechaya:
"Maaf"
"Tapi ini pilihan gw"
"Gw harap lo ngerti"
Sea Aidyn:
"Uda ada yang gantiin tempat gw ya Ice?"
Icepreechaya:
"Itu urusan pribadi gw"
":)"
Sea Aidyn:
"Ternyata gini rasanya ditolak😅"
"Gw jadi tau perasaan lo pas gw tolak lo Ice"
"Siapa Ice?"
"Siapa yang bisa ngambil hati lo?"
Icepreechaya:
"Itu ga penting Sea"
"Yang terpenting karang urus dulu hati lo"
"Gw mau tidur"
"Cukup segini dulu ya"
Flashback off
"Ice" panggil Aldrich.
"Hm?" Ice spontan menoleh ke arah Aldrich.
"Pikiran lo kemana? Uda lima kali gue panggil lo ga noleh"
"Maaf maaf, mikirin yang ga penting, lo mau ngomong apa?"
"Ga ada apa sih, gue ngajak ngomong aja, soalnya lo diem banget hari ini. Kek orang sakit"
"Iya, gue sakit"
"Hah? Trus kenapa lo ga bilang? Biar besok aja pulang, nanti lo tambah paraah gimana?" Aldrich langsung membawa tangannya menyentuh dahi Ice. "Lah, badan lo ga panes"
"Iya, memang ga panes, tadi gue belum selesai ngomong lo udah nyela, maksud gue, gue sakit hati"
"Hah? Sakit hati karena Sea ga nyukain lo?" Aldrich tambah dibuat bingung Ice.
"Bukan, sakit hati ga bisa ke desa lo lagi, huaaaaaa, pen nangis" Ice memancungkan bibirnya kemudian menoleh kearah jendela lagi, ia sangat ingin kembali ke rumah Aldrich, ia merindukan suasana disana.
"Hh? Hahahahahaha" Aldrich malah tertawa mendengar perkataan Ice barusan. "Sensitif banget lo, belum aja lima belas menit lo naik angkot, belum aja keluar dari desa gue lo uda jadi lesu gak bertenaga kek gini, pertama ngeliat orang sesensitif lo, hahahahaha" Aldrich masih melanjutkan tawanya.
Ice memukul pelan tangan Aldrich "Berhenti ketawa, ga lucu, lo ga bakal tau rasanya ninggalin tempat yang lo sayang banget" Ice kembali menoleh ke jendela yang dilanjutkan oleh tawa Aldrich.
Ice memang lucu, berbeda dengan Ana dan gadis lain yang pernah Aldrich kenal.
"Apa yang bisa bikin suasana hati lo membaik?" Tanya Aldrich yang baru saja berhenti tertawa.
"Makanan" jawab Ice polos masih menatap jendela.
"Makanan apa?"
"Milmyeon" balas Ice.
Aldrich sedikit terkekeh mendengar jawaban Ice. Gadis itu memang suka dengan milmyeon.
"Oke, nanti sampe Seoul gue beliin" Ice langsung menoleh spontan ke Aldrich dan tersenyum lebar menunjukkan gigi gigi putihnya
"Beneran ya?" tanya Ice.
Aldrich menaik turunkan alisnya.
"Makasihh, lo memang the best" Ice tersenyum yang juga dibalas oleh senyuman Aldrich.
"Btw Ald" wajah Ice kembali serius.
"Kenapa?"
"Gue udah nolak Sea" kata Ice serius dan menatap Aldrich.