~~
Seperti biasa, Ice dan Aldrich berangkat ke sekolah bersama sama
"Seriusan lo belum buat tugas liburan?" Ice memulai percakapan.
"Iya, gue belum buat, nanti pinjem punya lo aja"
"Enak aja, buat sendiri"
"Lah, jahat banget, padahal gue udah ngajak lo nonton konser"
"Jadi dengan lo ngajak gue nonton konser tuh ngarepin imbalan jawaban tugas dari gue? Gue kan udah bilang, kalo lo keberatan gausah" kata Ice.
"Bukan gitu, gue cuma mau minta tugas aja"
"Siapa suruh males? Gue nyuruh kemarin ngerjain lo gamau"
"Ya mau males mau engga mah urusan gue, gue rajinnya karang"
"Ayolah Ice, kalo lo ga ngasih pinjem, gue pasti dihukum"
"Salah lo"
"Ice"
"Please"
"Tolong banget"
"Ice"
"Mohon"
"Gue ga pernah sampe memohon kayak gini sama cewek"
"Ayolah Ice"
"Yaudah, gue kasih" jawab Ice
Seketika terulas senyuman di wajah Aldrich.
"Tapi... lo harus lebih rajin. Lain kali gaada lagi gini. Kalo ada tugas, kerjain sebelum deadline, bila perlu baru dikasih tugas lo harus langsung ngerjain, kalo males gini aja, kapan mau sukses? Umur 100 tahun?"
"Siap bos, gue nurut deh sama lo" Aldrich tersenyum.
Sampai di sekolah,
"Ice" Aldrich tersenyum meminta tugas laporan Ice.
Ice mengeluarkan laporannya yang sudah ditulis dengan rapi dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Aldrich.
"Kamsamida Ice Preechaya" Aldrich tersenyum.
"Hm" Ice sedikit tersenyum dan memalingkan wajahnya.
Aldrich dengan cepat menyalin tugas Ice, tak lupa ia rubah sedikit bahasanya agar tidak sama persis dengan milik Ice.
Setengah jam kemudian, Aldrich selesai menyalin, "Nih Ice" Aldrich mengembalikan laporan Ice.
"Kata kata lo bagus banget, pantes aja lo sampe bisa dapet beasiswa kesini, ini bahkan cuma nulis pengalaman selama liburan aja bisa seperfect ini, kapan kapan buatin dong gue cerita, gue pengen liat karya lo"
Ice sedikit terkekeh. "Sepertinya gue dapet fans"
Aldrich tersenyum. "Buatin gue cerita ya, khusus buat gue aja, anggep aja cerita untuk Aldrich"
"Iya, kapan kapan gue bikin. Khusus buat lo, mendeskripsikan lo, hidup lo, dan juga..." Ice menghentikan perkataannya dan sedikit tersenyum tipis.
"Dan juga apa?" Tanya Aldrich.
"Nothing, guru udah masuk kelas" Ice menunjuk ke arah pintu dengan dagunya. Semua murid mengeluarkan buku pelajarannya dan juga tugas selama liburan.
"Baik, hari ini ibu tidak akan memberikan pelajaran. Melainkan kalian harus membacakan tugas laporan selama liburan didepan kelas satu per satu orang."
Ice dan Sea spontan saling menoleh.
"Sea, laporan kita sama"
"Engga, gue udah ubah kalimat sama kata katanya"
"Bukan itu maksud gue, inti pengalaman selama liburan kita sama" Jawab Ice dengan bisikan.
"Udah gapapa, bacain aja, ini kan fakta, lagi pula bisa aja gurunya ga nyadar punya kita sama"
"Yaudah, gue berusaha tenang"
"Aldrich, maju"
"Ha? Saya bu?" Aldrich bertanya balik.
"Iya, maju ke depan"
Aldrich sedikit menoleh ke Ice tak yakin.
"Good luck" bisik Ice sedikit tersenyum.
Aldrich berdiri dari kursinya kemudian berjalan kedepan.
"Jadi... hari ini saya akan menceritakan pengalaman saya selama liburan semester, sebelumnya saya akan melakukan perkenalan. Nama saya Aldrich Liflous Moonglade, absen dua."
"Pengalaman liburan saya tahun ini berbeda dengan tahun tahun yang lalu, karena..." Aldrich menatap ke arah Ice dan sedikit tersenyum.
"Karena saya dapat melakukan hal hal yang saya tidak pernah memikirkan untuk melakukannya.. pengalaman saya pertama adalah menonton konser bts. Boy band terkenal di Korea.. panas, ramai, ga ada satupun yang saya suka.. tapi bagaimanapun, saya sudah membuat mimpi seseorang menjadi nyata.." Aldrich lagi lagi melihat ke arah Ice sehingga membuat Ice salah tingkah. Aldrich sudah tak peduli ia tengah diperhatikan gurunya.
"Tidak cuma konser yang saya jumpai. Saya juga pulang ke kampung halaman... ibu saya dan Saya jalan jalan ke berbagai tempat di Korea, hari hari saya berlalu dengan cepat dan juga saya merasa sangat bahagia, sekian terimakasih"
Semua bertepuk tangan untuk Aldrich kecuali Ice yang memalingkan wajahnya tidak mau melihat wajah Aldrich.
Aldrich kembali ke bangkunya.
"Oke lanjut saya mau han so hee.."
Murid yang bernama han so hee pun maju ke depan ruangan kelas, ia menceritakan pengalamannya.
"Gimana presentasi gue di depan tadi?" Tanya Aldrich kepada Ice.
"Hm"
"Hm? Maksudnya?"
"Bagus" kata Ice yang masih memalingkan wajahnya.
Aldrich sedikit terkekeh melihat tingkah Ice.
"Tau yang tadi gue maksud didepan tuh siapa?" Tanya Aldrich lagi.
"Taulah, lo udah natap gue setajam itu, gue buang muka tetep aja tatapan lo masih nempel di mata gue"
"Hahaha" Aldrich tertawa pelan.
"Thanks ya Ice, nilai gue setidaknya ada karena lo, haha"
"Hm, remember your promise, Ald"
"Okay, I always remember it"
Ice tersenyum kecil menatap Aldrich dan "Ice Preechaya.. maju ke depan"
"Saya ingin mengetahui pengalaman murid Indonesia seperti kamu" kata guru itu.
Ice berdiri dari kursinya dan berjalan ke depan.
"Nama saya Ice Preechaya Waismay, absen 12 dan sekarang saya akan membacakan pengalaman saya selama liburan"
"Saya berjalan jalan ke berbagai tempat di Korea, saya menjumpai sebuah desa di Korea, desa terindah yang pernah saya lihat, saya sangat menyukai tempat itu.. butuh beberapa jam hingga akhirnya saya sampai disana, sapaan yang baik dan lembut juga saya dapatkan dari tuan rumah dari rumah tempat saya menginap.. selain itu, saya juga pergi ke namsan tower, dan juga... menonton konser bts"
"Wah, sama dong dengan Aldrich? Jangan jangan kami samaan ya?" Tanya guru itu.
"Ekhm buk--" kata Ice terpotong.
"Iya bu, kita memang jalan jalan bersama, desa yang dibilang bagus sama Ice itu desa ibu saya.. namsan tower dia juga perginya sama saya bu" Aldrich sengaja memotong perkataan Ice dan berkata seperti itu, ia seolah sedang mengumumi bahwa ia dan Ice sedang dekat.
Ice hanya menatap Aldrich syok, ia sebenarnya tak ingin semua orang tahu jika ia liburan bersama Aldrich.
"Wahh, kalian berdua memang akrab sekali ya.. ini sudah pacaran belum??"
"Eeh, engga bu.. kita temenan" Ice spontan membalas.
"Iya bu, kita temenan, tapi lagi proses.." Aldrich lagi lagi menghentikan perkataannya.
Ice tambah syok mendengar perkataan Aldrich.
"Ald" Ice sudah tak tahan.
Aldrich sedikit menaikkan alisnya kemudian menggerakkan bola matanya ke arah wali kelas mereka seolah sedang berkata "ada guru"
Ice sedikit tersadar, ia pun berusaha tenang dengan Aldrich, sungguh lelaki itu menyebalkan, tidak beda jauh dengan Sea.
~~~
Wali kelas meninggalkan kelas,
"Lo tuh apaan sih Ald, proses apaan coba"
"Terus lo pikir proses apa? Pendekatan? Hahaha jauh banget dehh, gue aja ga ada pikir gitu, haha, maksud gue proses pecarian ortu asli gue"