"Gue udah nolak Sea" kata Ice serius dan menatap Aldrich.
"Hah? Nolak? Nolak apaan?"
"Gue ga ngerti dia kesambet apa, tiba tiba kemarin dia nembak gue"
"Hah? Nembak lo? Sea nembak lo? Seriusan?"
"Iya, serius"
"Kok ga lo terima? Kan lo suka sama dia"
Ice menggeleng dengan wajah yang tak dapat diartikan.
"Gue kan udah bilang sama lo, gue mau move on, belum ngerti lagi?"
"Tapi kan lo bisa aja ngubah dari move on jadi suka lagi dan jadian, dia kan uda bales rasa suka lo"
"Kalo gue mau pacaran, gue maunya selamanya, ga ada hari putus, tapi sama Sea, gue yakin ga bakal bisa selamanya, dia aja belum sampe setaun pacaran sama mantannya, uda putus"
"Sea orangnya gampang bosen, kalo dia bosen, yauda putus, gue ga pengen hubungan cinta gue jadi kayak gitu, sebab gue bukan barangnya dia, mau ditinggal kapan aja bisa"
"Wih" Aldrich bertepuk tangan untuk Ice, ia menyukai semua kata kata Ice. "Mantep" Aldrich sedikit terkekeh.
"Terus misalkan nanti lo pulang ke Indo, dan dia belum punya siapa siapa trus masih setia sama lo gimana?"
Ice mengedikkan bahunya "Gatau, hehe"
"Tapi, bagaimana pun gue ga bakal nyukain orang kek dia lagi"
"Lo ngomong gini berarti lo uda bisa move on?" Tanya Aldrich.
Ice baru tersadar, iya, ia sangat berubah sekarang. Jika dulu ia seorang bucin yang tak berharga diri, maka sekarang ia adalah cewek mahal yang susah didapat para lelaki.
"I-iya ya, jadi ni gue uda move on atau belum?" Ice sedikit terkekeh, bahkan dirinya saja tak tahu.
~~~
Ice turun dari angkot bersama Aldrich.
"Whoammm, ngantuk banget, laper lagi, akhirnya nyampe" kata Ice didepan asrama.
"Gue beliin lo milmyeon dulu, lo masuk aja dulu" selesai bicara Aldrich langsung memutar badannya ke jalan raya.
"Eh Ald, tunggu" kata Ice yang menghentikan langkah Aldrich.
"Gue ikut, tunggu gue masukin barang dulu" kata Ice.
"Hm" balas Aldrich. Ice langsung berlari masuk ke dalam asrama sambil membawa kopernya, ia langsung memasukkan ke dalam kamarnya dan langsung keluar menemui Aldrich.
Mereka berdua pun berjalan bersama.
Setelah Aldrich selesai memesan,
"Nih" Aldrich memberikan satu bungkus milmyeon kepada Ice. Ice tersenyum.
"Berapa?" Tanya Ice.
"Gapapa, gue traktir lo" balas Aldrich.
"Makasih" Ice kemudian mengambil milmyeon yang diberika Aldrich padanya. Mereka berdua pun berjalan pulang ke asrama.
Sampai di asrama, mereka berdua pun memasuki asramanya.
"Ice" panggil Aldrich.
"Hm?"
"B-besok gue mau ngajak lo ke suatu tempat, jam setengah lima pagi pas gue ketuk pintu kamar lo" kata Aldrich.
"Oke" Ice mengangguk sambil tersenyum.
"Kalo gitu gue masuk kamar dulu ya" lanjut Ice.
"Hm"
Ice melangkah menuju kamarnya.
"Eh tunggu Ice" kata Aldrich yang menghentikan langkah Ice. Ice menoleh menghadap Aldrich.
"Apa?"
"Good night" Aldrich tersenyum.
Ice ikut tersenyum "iya, lo juga" selesai bicara Ice langsung memasuki kamarnya.
Ice bersandar pada pintu kamarnya dan tersenyum. Ia hanya memikirkan kejadian kejadiannya bersama Aldrich.
Ice berjalan ke dapur dan mengambil sebuah mangkuk kemudian menuangkan milmyeon yang tadi Aldrich beli ke dalam mangkuk tersebut, ia mengambil sendok dan garpu kemudian membawa mangkuk itu ke meja makannya.
Ice perlahan menyuap satu persatu sendok milmyeon ke dalam mulutnya. Kini Ice terlihat seperti orang gila, sambil makan sambil senyum.
"Enak banget" kata Ice sendiri.
Tring.
Ice tersadar dari lamunannya ketika ada yang mengiriminya pesan.
Ice langsung mengecek hpnya.
Laydinary:
"Ice"
"P"
"Penting woy"
Icepreechaya:
"Iya?"
"Knp?"
Laydinary:
"Sea aneh banget hari ini Ice"
"Lo tau dia nanyain apa ke gw?"
"Dia nanya lo udah nyukain orang lain ya?"
"Aneh banget sumpah Ice"
"Emg sejak kapan dia peduli sama lo"
Icepreechaya:
"Ga aneh ry"
"Soalnya kemarin dia baru nembak gw"
Laydinary:
"HAH?! NEMBAK?" SERIUSAN?"
"DEMI APAA??"
"TRUS LO TERIMA?"
Icepreechaya:
"Beneran"
"Gw juga g ngerti knp tiba2 dia nembak gw"
"Gw nolak dia"
Laydinary:
"ANJIR!! SERIUSAN LO NOLAK DIAA???"
"LO UDAH NYUKAIN DIA BERTAUN TAUN, TAPI LO NOLAK DIAA??!!"
"ICE, INI SEA ICE, INI SEA!!"
Icepreechaya:
"Tolong jangan dulu ngegas mbak"
"Huruf kapitalnya gausa dipake anjir"
"Iya gw nolak sea"
"Gw tau udh nyukain dia bertahun taun, tapi gw udh nyerah dari pas gw ditolak"
"Lagi pula.."
Laydinary:
"Apa?"
"Penasaran"
"Cepetin ngetik!"
Icepreechaya:
"Mungkin katanya sea bener, gw udh ketemu yg baru"
"Gw juga ga nyangka bisa ngilangin kesetiaan gw sam sea"
"Tapi ini kenyataan, gw udh terlanjur suka sama dia"
"Kembaran sea"
Laydinary:
"What?"
"Jadi lo beneran suka sama dia?"
Icepreechaya:
"Iya"
"Sifatnya dia beda banget sama sea, care banget sama gw, gw jadi bisa milih dia"
Laydinary:
"Ga nyangka banget seorang Ice bisa move on, wkwk"
"Trus nanti kalo lo pulang ke indo gimana? Pisah sama dia?"
Icepreechaya:
"Bukan, dia mau ikut ke indo"
"Dia mau ngelanjutin sklh disana"
Laydinary:
"Wihh"
"Mantep"
"Yauda deh Ice"
"Gw mau keluar sama ibu gw"
Icepreechaya:
"Ok"
"Bye"
Read.
Ice meletakkan hpnya diatas meja makan. Ia kemudian melanjutkan makannya.
~~~
Tok tok tok
Suara ketukan pintu kamar Ice.
Ice membuka pintunya, pria dengan kaos putih berlengan panjang dan celana jeans panjang sudah berdiri didepannya.
"Lo terlambat enam detik"
"Belum aja satu menit"
"Enam detik juga berharga"
"Biasanya lo juga belum bangun" Aldrich terkekeh.
Ice memancungkan mulutnya, ia telah di skakmat oleh Aldrich.
"Siap berangkat bos?" Tanya Aldrich.
"Siap banget"
Aldrich memberikan tangannya pada Ice lalu Ice menerima tangan Aldrich.
~~~
"Lo mau bawa gue kemana sih? Ini tuh udah jauh banget, isi naik gunung segala"
"Udah diem aja, lo jangan ngomel, pemandangannya ga bakal bikin rugi perjalanan lo"
Beberapa menit kemudian..
"Udah, turun" Ice hanya menuruti perkataan Aldrich, ia turun dari mobil.
"Dimana ni?"
"Belum nyampe, lanjut cable car"
"Hm? Cable car? Benerannnn??? Yeayyyy" Ice seketika jadi semangat.
"Iya"
"Pengen banget gue naik cable car liat pemandangan" Ice tersenyum lebar dan polos.
"Udah ayo" mereka berdua menaiki cable car.
Cable car tersebut perlahan bergerak, menunjukkan pemandangan dibawah sana yang menakjubkan.
"Lo ga takut ketinggian?" Tanya Aldrich.
"Engga, gue malah suka, menurut gue ngeliat sesuatu dari tempat tinggi tuh bagus banget"
"Berarti lo pasti suka bungee jumping?"
"Iyaaa, lo bener, gue suka dan pengen banget nyoba, maunya nanti kalo gue uda lulus SMA maunya nyari tempat bungee jumping"
"Awas aja nanti pas udah diujung ga berani lompat" Aldrich tertawa meremehkan Ice.
"Ck, ga mungkin, gue Ice Preechaya Waismay pemberani terhadap ketinggian" Ice berusaha membela dirinya agar terkesan dirinya pemberani.
"Tuh liat pemandangannya, katanya pengen banget naik cable car"
"Iyaa" Ice kembali tersenyum dan menoleh kesamping melihat pemandangan kota Seoul yang sungguh luas, Ice memegang jendela itu dengan satu tangannya dan tersenyum memandang kota kota dibawah.
"Btw Ald, lo belum bilang, lo mau bawa gue kemana?"