Nenek Tasia terlihat sedikit mengingat pembicaraan mereka tadi. Lalu ia menatap Hadyan, menunggunya berbicara.
"Nek, nama saya Hadyan. Saya adalah teman Tasia dan saya sangat mencintainya. Saya bersumpah akan melindungi dan membahagiakan Anastasia untuk selamanya." Ujarnya membuat Tasia terpenjat lalu memelototi Hadyan.
"Jangan bilang begitu!" Ucapnya kesal tanpa mengeluarkan suara. Hancur sudah segala rencananya yang telah disusun sedemikian rupa. Dasar Hadyan bodoh!
"Cinta apa?! Kalian ini masih kecil sudah main cinta-cintaan! Tasia itu masih kecil! Dia tidak bisa hidup mandiri! Anastasia masih kecill!" Omel neneknya.
"Nenek.. Tenanglah. Bukan begitu maksud Hadyan." Ia mengusap-usap pundak sang nenek.
"Tidak! Aku tidak mau melihat dia! Matanya sama seperti dia! Jangan kau pikir aku tidak bisa lihat!" Ia menunjuk-nunjuk Hadyan.
"Ada apa ini?" Bibi Sekar terpongoh-ponggoh menghampiri karena mendengar keributan dari ruang tamu.