Chereads / Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC) / Chapter 28 - Gadis Nakal Mario

Chapter 28 - Gadis Nakal Mario

Written by : Siska Friestiani

LoCC © 2014

Re-publish Web Novel : 3 Oktober 2020

💕 Siskahaling

Mario melangkah memasuki gedung mewah Clovist Company. Langkahnya begitu tegas dengan tatapan datar dan tak mengindahkan orang-orang di sekitarnya. Beberapa karyawan yang berpapasan dengan Mario menghentikan langkahnya dan lebih memilih untuk melihat sosok tampan yang sudah dua hari terakhir ini mendatangi kantor tempat dimana mereka bekerja.

Berita mengenai kecelakaan yang di alami Alyssa pun begitu cepat menyebar. Mereka semua menyayangkan wanita multitalen yang menjabat sebagai bos mereka itu kini tengah terbaring koma di rumah sakit. Bagi mereka Alyssa adalah sosok pemimpin yang tegas dan adil. Walau sikap dinginnya memang begitu menakutkan.

"Kumpulkan semua karyawan di auditorium gedung. Katakan kepada mereka semua, aku yang akan memimpin rapat" Acha mengangguk lalu beranjak menuju ruang informasi untuk mengumumkan apa yang Mario perintahkan.

Hening. Bahkan ratusan karyawan yang saat ini memenuhi auditorium tidak ada satu pun yang berani membuka suara. Tatapan mereka semua tertuju pada sosok Mario yang kini berdiri tegak dengan tatapan mengintimidasi.

Mario menatap seluruh pegawai Alyssa. Mereka semua menatapnya tanpa berkedip dan begitu fokus, menunggu apa yang akan Mario sampaikan.

"Bukan sesuatu yang rahasia lagi mengenai kondisi Miss Clovist saat ini. Kalian semua bahkan sudah mengetahui bagaimana kondisinya sekarang" Mario menjeda ucapannya.

"Saya ingin, kalian semua melakukan tugas kalian dengan sebaik mungkin. Berikan dedikasi kalian seluruhnya untuk perusahaan ini. Saya hanya ingin mendengar kabar baik dari kalian semua. Dan saya akan terus memantau bagaimana perkembangan dalam setiap minggunya" seluruh karyawan mengangguk. Dalam hati mereka semua berjanji akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan yang sudah menopang kehidupan mereka selama ini.

"Saya yakin, Miss Clovist tidak pernah salah dalam hal menerima pekerja yang akan bekerja di Clovist Company dan saya harap, kalian semua bisa menunjukkan jika kalian memang pantas untuk bekerja di perusahaan ini."

💕Siskahaling

Mario kini tengah berlari di koridor rumah sakit. Pria itu bahkan tak perduli jika ia telah menabrak beberapa orang yang tengah berjalan bersisian dengannya. Yang ada di pikirannya saat ini hanya Alyssa. Beberapa menit yang lalu Mario mendapat kabar bahwa kondisi Alyssa semakin memburuk.

Tubuh Mario berhenti tepat di depan pintu VVIP ruang rawat Alyssa. Membuat tujuh bodyguard seketika bergeser, memberi ruang untuk Tuan mereka.

Tubuh Mario bergetar takut. Tatapannya kini menatap cemas pemandangan yang ada di hadapannya walau hanya dapat melihat dari sekat kaca. Jantung Mario berdetak semakin menggila saat melihat dokter yang kini telah menerima alat kejut jantung dari seorang perawat.

"Tidak sayang, aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku sangat membutuhkanmu Alyssa" lirih Mario saat menatap bedside monitor di samping ranjang Alyssa menunjukkan angka 0 dengan garis lurus yang menandakan bahwa tak ada lagi kehidupan disana.

"Alyssa...." Lirih Mario benar-benar putus asa. Ia bahkan tidak berani membayangkan bagaimana ia melanjutkan hidupnya tanpa Alyssa, tanpa senyum Alyssa dan tanpa raut kesal milik Alyssa saat ia berhasil menggodanya. Ia belum siap Tuhan, sungguh ia rela menukar apa pun yang ia punya agar perempuan itu bisa kembali kepadanya.

Mario tersadar saat mendengar pintu ruang rawat Alyssa terbuka. Menampilkan sosok Alvin yang terdapat peluh di beberapa titik wajahnya.

"Bagaimana, Alyssa. Alyssa...."

"Kondisi Alyssa sudah kembali stabil" ucap Alvin dan membuat Mario menghela nafas lega.

"Kondisi Alyssa yang sempat memburuk karena terjadi penurunan terhadap beberapa organ vitalnya. Kondisi seperti ini memang sering terjadi pada beberapa pasien yang berada dalam fase koma. Beruntung, karena saat ini Alyssa masih bertahan"

"Kau boleh melihatnya sekarang Mario" ucap Alvin menepuk bahu Mario sembari menguatkan sahabatnya tersebut sebelum akhirnya Alvin beranjak dari sana.

💕Siskahaling

"Kau benar-benar gadis nakal yang bisa membuatku ketakutan setengah mati."

Mario menggenggam erat tangan Alyssa lalu membawa tangan itu ke bibirnya dan mengecupnya perlahan.

"Terima kasih sayang, terima kasih telah kembali dan bertahan untuk ku" ucap Mario dengan beberapa ciuman yang Mario berikan di punggung tangan Alyssa.

Perlahan, Mario merasakan gerakan kecil di genggaman tangannya yang kini tengah menggenggam jemari Alyssa. Mario terhenyak, ia menatap Alyssa terpana.

"Alyssa, kau mendengar ku sayang" tanya Mario berbisik, tangannya kini semakin erat menggenggam jemari Alyssa.

"Tolong gerakkan mereka lagi, aku ingin melihatnya sekali lagi, Al"

Lagi, kali ini Mario tak dapat lagi menyembunyikan senyum bahagianya saat untuk kedua kalinya jemari itu bergerak semakin nyata bahkan Mario dapat merasakan Alyssa yang kini sedang membalas genggaman tangannya lemah.

"Alyssa, ayo buka mata kamu sayang. Berjuanglah Al, untuk aku, aku mohon" Mario mengusap lembut puncak kepala Alyssa, mencoba menyemangati wanitanya agar membuka amber yang sudah lama bersembunyi di balik kelopak matanya.

Alyssa mendengar semua. Ia mendengar semua yang Mario katakan. Ingin rasanya ia bangun dan memeluk Mario saat ini. Alyssa mengernyit saat berusaha membuka kedua matanya. Bola mata Alyssa bergerak perlahan di balik matanya yang terpejam.

"Alyssa, kau bisa sayang. Buka mata indah itu untuk ku, Hon" Mario terus berusaha menyemangati Alyssa yang masih berusaha membuka matanya.

Pelan, perlahan. Mario menyaksikan kelopak mata itu terbuka. Menampilkan amber yang begitu Mario rindukan, begitu Mario kagumi dan begitu Mario banggakan. Membuat hati Mario bergemuruh saat ia dapat melihat amber itu kembali terbuka.

"Ma... Rio..." lirih Alyssa sangat pelan di balik alat bantu pernafasan yang tengah menutup mulut dan hidungnya. Tubuhnya kini terasa luluh lantak, bahkan setiap sudut di tubuhnya terasa nyeri dan menyakitkan.

"Iya sayang" bisik Mario parau, mencoba menahan desakan air mata haru dan perasaan bahagia yang membuncah di dadanya. Hazel itu kini menatap tepat di amber milik Alyssa.

Air mata Alyssa luruh saat mendengar suara Mario yang terdengar begitu nyata di pendengarannya. Ia tidak bermimpi saat ini, pria yang ada di hadapannya ini benar-benar Mario.

"Hey, don't cry, Honey. Aku di sini sayang, aku selalu di sisi mu" Mario mengusap air mata yang turun perlahan, mengalir di pipi pucat Alyssa.

"Terima kasih sudah kembali, terima kasih Tuhan, terima kasih" lirih Mario menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Alyssa.