Hari tepat hari dimana Venus akan berulang tahun. Ia berulang tahun yang ke-18 tahun. Namun Venus tak ceria seperti biasanya. Ia sedikit moody karena di hari yang sangat bahagia ini, kakaknya Marshen atau yang biasa ia panggil 'Mars' itu tidak datang. Tak lengkap memang rasanya jika orang yang sangat kita sayang tidak datang di acara ulang tahun kita.
"Mah kak Mars beneran nggak bisa pulang sekarang ya?" Venus bertanya karena tetap tak percaya.
"Iya Ven. Kan kemarin mamah sudah bilang, kalau kakak mu belum bisa pulang," ucap mamanya meyakinkan.
"Tapi ini kan ulang tahun Venus mah. Masa iya Venus ulang tahun tanpa Kak Mars. Kan nggak lengkap mah," ucap Venus panjang lebar.
Venus merengek pada Hera supaya mamanya itu membujuk kakaknya untuk pulang. " Mah bujuk kak Mars dong. Demi Venus mah, ayolah."
Hera sang mama sudah sangat bingung sekarang. Ia tak mau rencananya dengan anak pertamanya terbongkar." Maaf ya Ven, Mama kemarin sudah coba, tapi nihil. Kakakmu itu belum bisa pulang sekarang."
Venus lesu tak bertenaga sekarang. "Yaudah deh mah kalau gitu. Venus rayain sama Zur sama Ven aja deh."
Venus melenggang pergi meninggalkan Hera-mamanya yang masih asik menonton televisi. Hera tertawa melihat wajah lucu anaknya itu. Hera akui memang Venus sangat dekat dengan Marshen. Dulu pada saat kakanya itu memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Amerika, Venus menangis dan tak mau keluar dari kamar kakanya selama 3 hari.
"Zur, Ven. Kakak belum bisa pulang sekarang. Nanti kita rayain ulang tahun Venus bertiga aja yah." Kata Venus memelas.
Venus melihat ponselnya ketika ia mendengar ponselnya berdering. Venus mengambil ponsel itu lalu membuka notif itu.
"Hallo."
"Hallo Ven, happy birthday ya. Sekarang Venus udah besar, semoga tambah cantik, tambah dewasa, tambah sukses. Dan semoga semua yang didinginkan dan dicita-citakan terkabul ya Ven."
"Amiinnn.... Makasih ya Zar."
"Yaudah kalau gitu gue tutup dulu ya telfonnya."
"Oh iya zar, besok jangan lupa Dateng ke pesta aku ya. Aku berharap kamu bisa. Dan aku juga minta tolong hubungi teman-teman lain ya."
"Maaf Ven, gue besok nggak bisa Dateng ke pesta lo. Gue ada acara soalnya. Dan tenang aja, nanti gue kasih tau ke teman lain."
"Yaudah deh kalau lo nggak bisa. Semoga fun ya acaranya besok."
"Iya Ven. Byee."
Tuutt...
Tak terdengar lagi suara dari seberang sana. Venus membanting ponselnya pelan. Ia bingung kenapa semua orang tidak bisa hadir di acara pestanya. Mulai dari kakanya sampai sahabatnya semuanya tak bisa. Nasib Venus yang harus merayakan dengan kedua boneka kesayangannya itu.
"Beneran Zur, Ven. Kita besok harus merayakan cuma bertiga." Venus menarik napas panjang. " Tapi nggak apa-apa kok, Venus udah seneng walaupun cuma bertiga." Tambahnya.
Suara Hera tiba-tiba terdengar sangat keras ditelinga Venus, hingga membuat Venus menutup kedua lubang telinganya."Ven, Venus. Cepetan turun sekarang, antar Mama ke toko roti."
Venus mendengar kesal." Aisshhh, Mama ah ganggu Venus. Iya deh iya, Venus turun sekarang." Teriak Venus tak kalah kencang.
Venus turun dengan ogah-ogahan dari lantai atas ke lantai bawah. Dengan muka masam tanpa senyum sedikitpun yang terlihat di wajahnya.
"Apa sih ma, Venus disuruh ngapain lagi?" Venus malas untuk berdebat dengan sang mama.
"Kamu antar Mama ke toko roti sekarang," ucap mamanya bersemangat.
"Buat apa ke toko roti? Kan Venus ulang tahunnya sendiri, bertiga," ucap Venus menjelaskan.
"Udah kamu ikutin Mama aja." Tarik Hera menuju ke halaman depan.
Hera mendorong tubuh Venus kasar ke dalam mobil." Cepatan masuk, nggak baik anak perempuan marahnya lama-lama."
"Terserah Venus dong. Mau marah 1 hari, 1 tahun bahkan 1 abad juga nggak apa-apa," sahut Venus tak mau kalah.
Jika sudah seperti ini maka masalahnya akan semakin panjang. Hera hanya pasrah menghadapi anak bontot perempuan satu-satunya.
"Yaudah yuk sayang, nanti mamah beliin snack di supermarket deh. Terserah Venus mau ambil berapa." Bujuk Hera yang ternyata membuahkan hasil.
"Yaudah yuk mah, Venus antar kemanapun kamu mau. Mau ke kutub Utara apa keliling planet juga Venus mau." Terima Venus dengan senyum yang sangat lebar.
Venus dan Hera kini sudah memasuki mobil milik Hera. Venus tak henti-hentinya tersenyum ketika Hera membujuk dirinya untuk membelikan snack yang Venus inginkan.
"Ayo Ven turun. Bantu mamah pilihan roti." Ajak Hera.
"Iya ma."
Ketika merek berdua masuk ke toko roti tersebut. Hera dan Venus disuguhkan dengan berbagai macam roti. Mulai dari roti tawar, roti ulang tahu dan masih banyak lagi.
Hera memilih beberapa roti tawar dan cake kesukaannya." Ven kamu nggak mau beli roti?" Tawar Hera.
"Nggak mah."
"Mamah sebenarnya tuh sayang nggak sih sama Venus. Kesini kok cuma mau beli roti tawar. Kenapa nggak beli roti ulang tahun sekalian." Batin Venus melihat mamanya yang tengah asik.
"Yuk Ven, mamah udah selesai beli. Kita pulang yuk, lagian ini juga sudah malam." Ajak Hera.
Venus dan Hera memang pergi keluar untuk membeli roti. Mereka cukup lama untuk menghabiskan waktu di toko roti. Hera mengajak Venus pulang kerumah. Tanpa Venus curigai, Hera, Mars dan semua sahabat serta teman Venus sudah membuat rencana.
"Kamu kenapa sih manyun terus?" Hera bertanya tanpa rasa bersalah.
"Venus nggak apa-apa. Cuma mikir sesuatu yang nggak penting aja sih," jawab Venus tak luput dengan bibir manyun.
"Lagian kamu aneh deh, sesuatu nggak penting dipikirin," sinis Hera.
"Yaudah sih mah terserah Venus." Cuek Venus.
Ketika memasuki halaman rumah, Venus merasa ada yang aneh. Tak biasanya rumahnya gelap seperti ini. Venus berpikir sejenak. Apa Mama belum bayar listrik? Mati lampu? Saklar rusak? Atau konslet?. Banyak pertanyaan yang muncul di benak Venus.
Cklek
Ketika membuka pintu, Venus sangat terkejut dengan suara keras yang dibunyikan oleh manusia yang ada di rumah tersebut.
Surprise...
Venus masih terperangah haru melihat semuanya. Semuanya dipersiapkan sungguh sangat sempurna tanpa ada kekurangan sedikitpun.
"Kak Mars." Venus berlari memeluk kakaknya itu.
"Happy birthday my litlle Angel. Semoga kamu sukses terus dan tetap jadi adek kakak yang baik ya. Jangan dingin-dingin jadi orang. Nggak baik kalau bersaing dengan es." Goda Marshen.
"Apaan sih kak. Lagian kok kakak disini? Bukannya kakak ada tugas di Amerika ya? Dan bukannya kakak nggak bisa pulang hari ini?" Venus melayangkan banyak pertanyaan kepada Mars.
"Kakak sebenarnya sudah pulang pas kakak bilang nggak bisa itu. Tapi kakak inget kalau 3 hari lagi kamu ulang tahun. Jadi, kakak punya ide buat bikin surprise, akhirnya kakak nginep di apartemen kakak." Jelas Mars panjang lebar.
"Kakak jahat tahu nggak. Lagian kenapa sih kakak bohongin Venus kalau kakak nggak bisa dateng. Kan Venus jadi sedih," ucap Venus dengan wajah memelas.
"Maafin kakak. Kakak cuma mau bikin kejutan buat kamu." Marshen mencium puncak rambut Venus dengan lembut.
"Loh Nada, Arva, Zara. Kalian datang juga kesini. Katanya kemarin nggak bisa datang." Kaget Venus melihat ketiga sahabatnya di depannya.
"Nggak kok. Sebenarnya kita semua udah kerja sama. Kita kerja sama sama kakak lo sama Mama lo juga buat bikin kejutan ini," ucap Zara.
"Makasih ya buat semuanya."
"Happy birthday Venus. Semoga sukses selalu ya." Nada memberi ucapan dengan memeluk Venus.
"Tetap menjadi Venus yang kami kenal ya. Dingin dan cuek walaupun dalamnya nggak sih," ucap Arva juga memeluk Venus.
"Makasih banyak ya buat semuanya yang sudah datang di acara Venus. Venus seneng banget kalian bisa datang di acara ini." Venus memberi ucapan bahagia.
"Nih kado buat lo. Semoga sukses terus ya." Aldrich memberi sekotak kado yang cukup besar dengan ucapan yang cukup singkat.
"Al juga dateng ke pesta Venus?" Venus bertanya karena tetap tak percaya.
"Gue juga teman lo. Jadi gue Dateng kesini," ucap Al menjelaskan.
"Oh iya lupa, heheh. Tapi makasih ya kadonya, dan makasih karena udah dateng di pesta Venus." Venus memberikan ucapan disertai senyum yang begitu indah.
"Iya sama-sama. Kalau gitu gue kesana dulu ya," ucap Al yang ia rasa sudah cukup memberi ucapan.
"Iya. Makasih sekali lagi," ucap Venus dengan menunjukkan rentetan giginya.
"Nih kadonya buat Venus."
Mars menyodorkan kado yang sudah ia beli dan siapkan pada sang adik. Venus yang mengetahui hal itu cukup terkejut dan sangat senang dengan kehadiran serta kado yang Mars berikan.