Mall sore itu.
Randu sedang naik escalator bersama dengan Silvi ketika Claudia dan Prita masuk ke dalam sebuah mall yang dekat di rumahnya. Claudia gak sadar kalau saat ini cowoknya sedang bersama dengan Silvi. Tapi Prita dengan mata jelinya dapat melihat kedua bayangan itu sedang naik menuju lantai dua.
"Clau." Prita menarik lengan Claudia sebelum temannya itu pergi ke area toko buku.
"Kenapa? Lo laper?" tanya Claudia melihat wajah Prita yang mirip banget sama hantu.
"Nonton yuk, gue yang traktir," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan ke lantai dua.
"Nonton?" Claudia terkikik. "Tumben sih, tadi aja diajak males katanya gak punya duit?"
"Sekarang gue mau nonton, katanya ada film bagus, yok!"
Karena masih sore, okelah Claudia mengikuti kemauan Prita lagipula toko buku itu juga masih tutup nanti malam.
Lalu keduanya menuju escalator dan naik ke lantai dua. Di sana sudah banyak orang yang sedang mengantre tiket nonton.
Claudia sih bodo amat lagian Prita yang mau beli tiket, sementara itu dia malah liat-liat counter makanan yang aroma masakannya sampe kecium ke dalam hidung Claudia.
"Jadi laper," gumam Claudia.
Ketika menoleh dia sudah gak nemuin Prita di depannya.
"Pasti udah antre," ucap Claudia ia lantas duduk di kursi tunggu bersama dengan orang lain.
Karena bingung mau ngapain, akhirnya Claudia merogoh ponselnya yang ada di dalam tas kecilnya. Kemudian membuka pesan chat yang sama sekali gak ada dari Randu.
Inilah salah satu alasan kenapa Claudia gak percaya kalo Randu suka sama dia. Lagian mereka jadian cuma gara-gara waktu MOS itu kan?
Tapi tetep aja Claudia ngerasa aneh aja.
Dan lebih aneh lagi waktu dia liat Randu berada di barisan antrean bersama dengan Prita.
Matanya mengerjap gak percaya. "Randu," desisnya. "Sama siapa dia ke sini." Claudia langsung bersembunyi sebelum Randu menemukannya.
Males banget kalau sampe Randu mergokin dia lagi nonton. Atau sebaliknya, Claudia males kalo sampe dia tau Randu lagi nonton sama orang lain.
Atau yang dimaksud Claudia adalah Silvi.
Dia liat Silvi lagi ngaca di depan cermin kecil. Menata rambutnya sebentar terus memulas bibirnya dengan lip tint.
Dada Claudia gak biasanya kayak gini. Berdetak-detak terus rasanya mau loncat dari tempatnya.
"Jangan-jangan perginya sama Silvi." Claudia berdiri, tapi Randu malah berjalan ke arah dia.
Kedua mata mereka bertemu. Claudia menegang pun dengan Randu. Gak percaya kalo bakalan ketemu Claudia di sana.
"Ke sini sama siapa?" tanya Randu, padahal seharusnya yang tanya begitu kan Claudia, iya kan?
"Oh itu, sama temen," jawab Claudia. dia megang erat tali tasnya sampai ketahuan sama Randu.
Lalu hening, sampai pada akhirnya Prita datang terus ngajak Claudia masuk.
"Bentar lagi udah mulai, yok masuk," ajak Prita. Dia tanpa sedikit pun menatap ke arah Randu.
Randu melihat keduanya pergi tanpa berkata apa-apa.
"Pasti salah paham," gumam Randu.
"Ran, buruan. Yang lain udah pada masuk tuh." Silvi datang menghampiri kemudian menggamit lengan Randu seolah dia adalah pacar lelaki itu.
"Ada Claudia di sini, jangan terlalu deket ya Sil," kata Randu menatap Silvi minta pengertian.
**
Nonton yang seharusnya jadi momen asik dan menyenangkan buat Claudia ternyata sama sekali jauh dari bayangannya.
Dia gak konsen!
Apalagi tempat duduk Randu dan dirinya ternyata depan belakang, bukannya nonton layar gede yang ada di depannya, dia malah sibuk nontonin Randu yang lagi nonton.
Gak ada yang aneh, apa mungkin karena ada Claudia makanya Randu gak aneh-aneh.
Claudia menggelengkan kepalanya cepat-cepat. Sumpah kesel banget kenapa bisa jadi kebetulan begini.
"Lo nonton filmnya gak sih," bisik Prita.
"Nonton kok nonton," jawab Claudia tapi mata malah melotot ke arah Randu.
"Bukan nontonin yang lain kan?"
Claudia sontak menoleh. "Nonton siapa emangnya?" Dia malah balik tanya.
"Tuh." Prita nunjuk dengan bibirnya. "Dari tadi gue perhatiin lo liatin cowok lo mulu," sindir Prita.
Claudia menghela napasnya, pengen buru-buru pergi aja dari sana. lalu sampai satu jam setengah kemudian, lampu menyala dia melihat Randu langsung berdiri.
Dia gak bilang apa-apa sama Claudia dan langsung ngeloyor pergi dan ngilang bersamaan dengan orang-orang yang nonton.
"Cewek tadi siapa, Clau?" tanya Prita.
"Temennya Randu, yang dulu gue pergokin lagi mau ciuman."
Prita terkikik. "Gila, cantik juga ya ceweknya. Lo yakin Randu gak ada perasaan apa-apa sama dia?"
"Gak tau." Claudia berdiri. Berjalan cepat-cepat.
"Tanya dong, dia suka sama dia apa gak? Gila aja kalo dia gak suka ama cewek tadi."
"Lo kenapa jadi muji cewek tadi sih."
"Bukannya muji, kayaknya dia anak orang kaya ya Clau."
"Mana gue tau." Claudia melangkahkan kakinya lebar-lebar kemudian bergegas ke arah escalator. Tapi di sana udah ada Randu dan Silvi.
Anehnya Randu lagi ketawa ketiwi sama Silvi. Hal yang gak pernah dilakuin Randu sama dia.
Apa Randu bisa ketawa kek gitu? Claudia membatin.
"Hei tunggu bentar dong, lo jalan udah kek dikejar setan aja sih." Prita berdiri di samping Claudia. diem-diem senyum udah bikin temennya kepanasan.
"Wah kayaknya Randu cowok gak baik ya, Clau."
"Tau ah! Gue mau beli buku, keburu tutup."
Mata Claudia menjuling liat Randu keluar dari mall, sementara Claudia masih harus beli buku yang mau dia beli.
Perasaannya gak enak banget! Apalagi waktu dia liat Randu lagi ketawa sama ilvi.
Apa dia cemburu?
Ah, tentu saja tidak! Claudia menyangkal dalam hati.
Ngapain juga cemburu, kan mereka berdua cuma pacaran gara-gara mos.
Tapi tetep aja kan? Claudia terus berperang batin.
Randu kan cowok gue, masa jalan sama cewek lain sih.
**
Rumah Silvi.
Motor Randu berhenti di depan sana.
"Mampir dulu yuk," ajak Silvi dia menggamit lengan Randu manja.
"Mau langsung pulang deh, udah malem soalnya, gak enak sama
Nyokap bokap lo."
"Yah." Silvi kecewa.
"Kapan-kapan ya Ran, main ke sini."
Randu cuma ngangguk daripada kelamaan di sana, dia terus masang helm di kepalanya kemudian pergi dari rumah Silvi menuju ke sebuah tempat.
Yaitu rumah Claudia!
Claudia mengerjap gak percaya waktu ada pesan masuk dari Randu.
Randu: tidur belum?
Claudia: Belum.
Randu: Keluar bentar bisa gak?
Claudia liat halaman depan rumah lewat kaca jendela. Prita lagi asik sama buku novel yang tadi dibeli sama Claudia tadi, jadi gak peduli kalo Claudia celingak-celinguk liat luar jendela.
"Gue mau keluar bentar dulu," kata Claudia.
"Ke mana?"
"Randu lagi ada di depan."
"Hah!" Prita meletakkan bukunya saking syoknya. "Mau ngapain?"
Claudia menaikkan kedua pundaknya. "Gak tau."