Pada pukul 04:30 setelah pulang sekolah, Lina bersiap-siap untuk bekerja paruh waktu di Cafe hari ini.
ia harus mengumpulkan uang yang banyak untuk memenuhi kebutuhan yangΒ semakin hari semakin meningkat.
(π)"Aku harus mencari uang agar bisa menghidupi mereka, aku tidak mau orang lain tau keberadaan ketujuh pria tampan itu"
Lina tidak mau orang-orang mengetahui keberadaan ketujuh pria tampan, bukannya Lina egois ingin menikmati semua ketampanan tak manusiawi itu. Hanya saja banyak kemungkinan yang bisa terjadi.
Pertama, mereka tidak punya identitas. Jika mereka keluar dan tidak sengaja bertemu dengan seseorang lalu ditanya atau diminta menunjukkan identitasnya, dan jika mereka tak bisa menunjukkannya, mereka bisa dicurigai.
Seperti yang terjadi pada kookie saat Princess menanyakan siapa kookie.
Kedua, Lina tidak tau latar belakang mereka atau asal usul mereka.
Para pria jelmaan kucing itu belum ada yang siap untuk bercerita tentang asal usul mereka.
(π)"Ayo lina! Kamu pasti bisa. Mereka telah membuat harimu lebih berwarna dan kamu tidak kesepian lagi berkat mereka" Ucap Lina untuk menyemangati dirinya.
Setelah siap. dengan semangat membara, lina pun berangkat ke Cafe untuk bekerja.
(β)"Kamu dipecat" kata seorang wanita paruh baya di meja kasir.
(π)"Apa!? T..tapi Saya tidak melakukan kesalahan apapun! Bahkan saya selalu berangkat tepat waktu, membersihkan Cafe sebelum pulang dan bekerja dengan giat!"
(β)"Kamu memang bekerja dengan baik, tapi kami terpaksa memecatmu karena kami tidak bisa menggajimu. keadaan ekonomi di Cafe sedang memburuk. Kami tidak bisa memperkerjakan mu lagi"
(π)"Tapi..."
(β)"Aku mohon mengertilah, kami juga memiliki masalah. Kamu kan bisa cari kerja di tempat lain" tegas wanita itu.
(π)"Baiklah kalau begitu saya akan pergi" ucap Lina dengan lesu, hilang sudah semangat membara yang sempat menjadi pendorong hidupnya.
Lina keluar dari cafe. Tidak tau harus kemana, Lina berfikir haruskah dia mencari pekerjaan baru?
Lina sebenarnya memiliki pekerjaan paruh waktu kedua, yaitu di sebuah restoran makanan cepat saji. Tapi tempat itu hanya buka setiap Sabtu Minggu, penghasilan disana juga tidak terlalu besar. Mungkin bagi lina hanya sekedarΒ tambahan saja.
Mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah. Apalagi butuh pengalaman dan kemampuan di bidang pekerjaan yang di ambil.
(π)"Aku harus mencari kerja dimana lagi? Apa kucari saja di tempat lain?"
Akhirnya Lina memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu hari ini.
Banyak restoran, cafe dan toko yang ia datangi. Namun hasilnya nihil. Tidak ada yang menerima pekerjaan paruh waktu.
(π)"Maaf, tapi kami tidak menerima pekerja paruh waktu" kata seorang pria.
(π)"Apa benar-benar tidak ada pekerjaan lain disini? Misalnya tukang cuci piring?"
(π)"Kami sudah punya pegawai yang bekerja di bagian itu"
(π)"Kumohon pekerjakan aku disini, aku punya tujuh kucing yang harus di nafkahi"
Ucap Lina memelas kepada pemilik restoran.
(π)"Sudah saya bilang, kami tidak menerima pekerja lagi!" Marah pria itu.
(π)"Baiklah, kalau begitu permisi" ucap Lina sebelum keluar dari restoran itu.
Hilang sudah harapannya, apa yang harus dilakukan sekarang?
Haruskah Lina meminta uang pada bibi.
Tapi kalau Lina minta uang lebih ke bibi Lina bisa dimarahi.
(π)"sekarang sudah hampir jam 8. Mungkin aku bisa melanjutkan cari kerja paruh waktu besok saja"
Karena lelah dan hari semakin larut, lina memutuskan untuk pulang ke rumah.
.
.
.
.
.
.
(π°)"mpi!! Balikin celana kookie!!"
(π―)"Ayo sini ambil~~"goda mpi sambil menggoyangkan celana hitam ditangan nya.
Kookie dan mpi sibuk kejar-kejaran di ruang tamu. Jiny yang melihat hal itu hanya bisa geleng-geleng kepala.
(πΌ)"Bisa nggak sih! kalian sehari aja kalian nggak bikin rusuh!" Omel jiny.
(π°)"Si mpi ngambil celana kookie!" Adu kookie.
(πΊ)"Biarin aja jiny, mereka masih bocah. Maklumi aja" kata sugar yang sedang bersantai di sofa.
Mereka sibuk dengan aktivitas masing-masing Sampai akhirnya terdengar suara pintu yang dibuka.
Clek
(π)"Aku pulang"
(π°)"Tuan! Tuan sudah pulang" sambut kookie sekaligus menghentikan kegiatan kejar-kejarannya dengan mpi.
(π₯)"Nchim kangen"
(π―)"Tuan, kenapa pulang cepat sekali. bukannya tuan kerja sampai jam 9?" Tanya mpi.
(π)"Aku di pecat"
(π―π°πΌπ₯π±π»)" Dipecat!?"
(πΊ)"Oh" gak ada ahlak emang kucing yang satu ini =_=
(π)"Tadi aku mencari pekerjaan paruh waktu. Tapi tidak ada yang yang membuka lowongan"
Yang lain saling menatap. Momon tampak berfikir lalu maju dan mengajukan pendapat.
(π»)"Begini saja. Bagaimana kalau kami yang mencari kerja. Sebenarnya aku sudah memikirkan ini sejak lama. Kami juga tidak mau menjadi beban tuan" usul momon.
(π°)"Benar kata kak momon, kookie tidak ingin selalu merepotkan tuan."
(π₯)"Nchim juga mau cari kerja"
(πΌ)"Aku juga mau"
(π±)"Aku juga"
(πΊ)"Aku mau rebahan aja" semua melotot ke arah Sugar.
(πΊ)"Apa? Aku salah bicara ya?" Tanya sugar dengan wajah tak bersalah.
(π)"Nggak, kalian nggak boleh cari kerja.Β Kalian tidak punya identitas, bisa gawat kalau kalian di curigai orang, apalagi kalian itu terlalu tampan" jelas Lina.
(π₯)"Tapi..."
(π)"Sudah dulu ya, aku mau kekamar. Akan ku usahakan mendapatkan kerja paruh waktu besok"
Setelah mengatakan itu, Lina meninggalkan mereka begitu saja di ruang tamu.
Pikiran Lian sedang kacau sekarang. Di tambah lagi dia belum bayar uang SPP dan listrik rumah.
Lina juga merasa bersalah melihat mereka yang hanya menggunakan baju murah yang ia beli di sebuah toko diskon.
Mereka juga tidur di ruang tamu dengan kasiur dan selimut tipis.
Ingin rasanya Lina memberikan sesuatu yang lebih baik dari itu. Tapi ia bisa apa sekarang?
Lina membaringkan tubuhnya di atas kasur.
(π)"Hah...apa yang harus kulakukan?"
Esok harinya, Lina memutuskan datang ke rumah bibi untuk meminta uang lebih.
Ada dua alasan.
Pertama, Lina membutuhkan uang untuk bayar uang SPP sesegera mungkin
Kedua, uang Lina mulai menipis dan hampir tidak cukup untuk makan selama seminggu.
(π)"Semoga bibi bisa memberikan sedikit uang" harap Lina.
Kini Lina ada didepan sebuah rumah yang bisa dibilang cukup besar dan mewah.
Tok tok
Pintu diketuk beberapa kali oleh Lina hingga menculah sang pemilik rumah.
(π₯)"Siapa?"
(π)"Ini aku bibi" kata Lina.
(π₯)"Ada apa kamu disini?" Tanya si bibi tanpa menawarkan sang tamu untuk masuk.
(π)"Begini, aku harus bayar uang SPP sesegera mungkin apa bibi bisa meminjamkan aku uang?"
(π₯)"Tidak bisa! lagian apa kamu tidak punya uang sendiri?" Tolak bibi mentah-mentah.
(π)"bibi aku-----"
(π₯)"oh atau jangan-jangan kamu menghamburkan uangmu untuk bersenang-senang?!"
(π)"Bukan begitu bibi!" Marah Lina.
Inilah yang membuatnya malas untuk meminjam uang pada bibinya.
Bibi Lina adalah orang yang selalu berfikiran negatif. Terutama pada dirinya dan ibunya. Entah apa salah lina, tapi yang pasti Lina Sangat di benci oleh adik ayahnya ini.
(π₯)"Halah nggak usah banyak alasan, kamu itu tidak ada bedanya dengan ibumu!"
(π)"Kenapa bibi malah membawa-bawa ibuku! Aku datang kesini dengan baik-baik"
(π₯)"aku tidak butuh niat baikmu, lagian uang bulanan mu tidak akan kukirim lagi!"
(π)"Apa?! Kenapa begitu?!" Marah Lina tidak terima.
(π₯)"Kamu bukan lagi bagian dari keluarga ini! kamu itu hanya anak haram dari wanita itu! Kamu tidak punya hak untuk mendapatkan uang ayahmu"
(π)"bibi segila itu pada harta ayahku?! kalau bibi iri dengan kesuksesan ayahku kenapa tidak bilang saja!!"
(π₯)"Sudahlah! Pergi sana!! Jangan datang lagi"
Brak
Menutup pintu.
(π)"Hei!! Buka pintunya!!" Lina berkali-kali menggedor pintu. Namu tidak dibuka juga.
(π)"Hah....dasar wanita gila, aku datang baik-baik malah ngajak ribut" kesel Lina
(Author: berasa sinetron π "
Setelah berkeliling mencari pekerjaan, Lina melihat sebuah toko antik di pinggir jalan.
Daerah itu terlihat sepi. Lina berfikir, apa disana ada orang yang mau menawarkan pekerjaan.
Tanpa basa-basi Lina langsung menyebrang jalan menuju toko antik itu.
Sampai di depan toko, Lina membuka pintu.
Cling
suara bel pintu.
(π)"Halo, selamat datang. Ada yang bisa saya bantu" sambut sang pemilik toko dengan ramah.
(π)"Permisi, apa toko ini menerima pekerjaan paruh waktu?"
(π)"Ah, maaf. saya tidak menerima pekerja paruh waktu. Saya bekerja sendiri disini"
(π)"Baiklah kalau begitu, maaf mengganggu. Permisi" Lina berbalik hendak pergi namun.
(π)"Kamu Lina kan? Bagaimana ketujuh kucing tampan itu, apa kamu suka?"
(π)"A..apa?" Kata-kata sang pemilik toko menghentikan langkah Lina, lina berbalik dan menatap pemilik toko itu.
Pemilik toko tersenyum, terdapat dua dimple di kedua sisi pipinya.
Pemilik toko mendekati Lina dan berdiri di hadapan Lina.
(π)"Mungkin kamu akan terkejut, aku sebenernya pemilik toko ajaib"
Bersambung