Chereads / 7 Handsome Cat / Chapter 8 - Herth whale 52

Chapter 8 - Herth whale 52

(πŸ’Ÿ)"Semuanya, ayo kumpul!! Aku ingin memberitahukan sesuatu hal yang penting kepada kalian!" Teriak Lina memanggil 7 pria tampan.

Mereka datang dan berkumpul sesuai yang di perintahkan Lina.

(😺)"Ada apa nih?"

(🐰)"Tuan terlihat sangat senang"

(πŸ₯)"Nchim penasaran"

(πŸ’Ÿ)"Kalian sekarang akan memiliki identitas sendiri!"

(😸)"Wah, benarkah itu!?"

(🐼)"Kita akan punya identitas?"

(🐻)"Tapi bagaimana bisa?"

(πŸ’Ÿ)"Aku bertemu si pemilik Toko Ajaib. Mr. Achristos, dan dia memberikan identitas ini untuk kalian. Tenang saja, kata Mr. Achristos identitas ini adalah resmi"

Lina membagikan masing-masing identitas sesuai dengan nama mereka.

(🐯)"Woah hebat! Apa itu berarti kami bisa cari kerja?" Tanya Mpi sambil menggenggam identitas barunya dengan senang.

(πŸ’Ÿ)"Untuk itu kurasa tidak semua dari kalianΒ  boleh bekerja, mungkin hanya Hobi, Sugar, Jiny dan momon yang boleh bekerja karena di identitas umur mereka lebih dari cukup. Sedangkan di identitas Nchim, Mpi dan Kookie tertera kalau kalian masih anak SMA"

(🐰)"Tuan dan akukan seumuran, tuan boleh bekerja paruh waktu, tapi kenapa aku tidak boleh bekerja?" Tanya kookie sedih.

(πŸ’Ÿ)"Kerja itu tidak semudah yang kamu kira kookie. kamu terlalu polos, aku takutnya ada orang yang berniat jahat padamu?"

(🐰)"Tapi..."

(πŸ’Ÿ)"Bagaimana kalau kamu sekolah? Kebetulan di identitas umurmu pas untuk anak SMA Kelas 3 sepertiku"

(🐰)"Iya! Kookie mau!!"

(🐯)"Mpi juga mau!!"

(πŸ₯)"Nchim juga!!

(πŸ’Ÿ)"Oke, kalau begitu aku akan mengurus surat-suratnya. Malam ini kalian istirahat dulu, nanti besok aku akan mencari pekerjaan. Untuk Hobi, Sugar, Jiny dan Momon kalian bisa mulai mencari pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan kalian juga besok"

(🐼🐻😸)"Siap!!"

(🐺)"Hm..."jawab sugar dengan wajah mengantuk 😴

.

.

.

.

.

Esok harinya____

(πŸ’Ÿ)"apa benar ini tempatnya. Aku tidak salah alamat kan?"

Lina membolak-balikan kartu nama itu. Ia mencoba meyakinkan nama tempat, jalan dan tempat yang ingin ingin ditujunya untuk mendapatkan pekerjaan paruh waktu benar atau tidak.

Masalahnya adalah tempat itu tidak tampak seperti tempat kerja paruh waktu.

Mungkin tepatnya lebih mirip sebuah perusahaan besar.

Untuk meyakinkan tempat tersebut adalah benar alamat yang tertera pada kartu nama yang di berikan Mr.Achirstos, Lina memutuskan untuk masuk kedalam dan menanyakan hal tersebut kepada resepsionis.

Setelah masuk,

Lina langsung terpukau dengan interior perusahaan yang sangat mewah.

Lampu gantungnya berwarna emas putih dengan banyak permata berkilau.

Karpetnya bahkan berwarna merah tebal dan nyaman di injak.

Tak mau terlalu teralihkan dengan keindahan interior itu, Lina segera mendatangi resepsionis.

(πŸ‘©β€πŸ’Ό)"ada yang bisa saya bantu?" Tanya resepsionis.

(πŸ’œ)"Apa benar ini MK COMPANY?"

(πŸ‘©β€πŸ’Ό)"Benar, anda sekarang sedang berada di perusahaan MK COMPANY"

(πŸ’œ)"Aku ingin melamar pekerjaan paruh waktu, seorang yang kukenal memberikanku kartu nama ini"

Lian menyerahkan kartu nama itu ke resepsionis.

Resepsionis memeriksa kartu nama yang diberikan Lina dengan teliti.

Resepsionis itu terkejut mengetahui bahwa kartu itu benar milik bosnya.

(πŸ‘©β€πŸ’Ό)"Ah! Benar sekali. Kebetulan kami membutuhk seorang pekerja paruh waktu. Silahkan ikut saya untuk bertemu CEO"

(πŸ’œ)"Apa!? Sekarang?"kaget Lina, dia belum siap untuk wawancara.

(πŸ‘©β€πŸ’Ό)"Tentu saja. CEO sangat membutuhkan seorang pekerja paruh waktu untuk membantu putranya. Akan lebih baik jika anda bisa membicarakan hal ini ke CEO langsung. Jika tidak, orang lain bisa saja mengambil alih pekerjaan ini"

(πŸ’œ)"Baiklah, aku akan menemuinya"

Jawab Lina, dia sudah datang kesini. Mana mungkin dia mau melewatkan kesempatan berharganya di ambil oleh orang lain.

(πŸ‘©β€πŸ’Ό)"^_^"

.

.

.

.

.

.

(🦏)"Jadi kamu yang ingin melamar pekerjaan paruh waktu?"

(πŸ’Ÿ)"I..iya benar, saya ingin melamar pekerjaan" gugup Lina. Baru kali ini dia di wawancarai, apalagi langsung oleh bosnya.

Lina duduk di depan meja sang CEO. Ruangan CEO sangat luas dan terkesan klasik. Ada sofa hitam dan pintu ruangan lain yang Lina tidak tau apa isinya.

Wajah CEO tampak serius sekaligus dingin, tapi anehnya Lina merasa wajah CEO terasa familiar dan mirip seseorang yang lina kenal.

(🦏)"Siapa namamu"

(πŸ’Ÿ)"Lina"

(🦏)"umur"

(πŸ’Ÿ)"18 tahun"

(🦏)"Kapan kamu terakhir kali bekerja"

(πŸ’Ÿ)"4 hari yang lalu di sebuah Cafe"

(🦏)"Kamu diterima"

(πŸ’Ÿ)"Eh? Apa? Semudah itu?" Kaget Lina.

(🦏)"Sebenarnya, kami tidak membutuhkan orang yang ahli. Tapi kami hanya membutuhkan orang yang bisa membantu putraku dalam urusan kebutuhannya di perusahaan"

(πŸ’Ÿ)"Ah, begitu" Lina sempat berpikir bahwa pekerjaan yang akan dia dapatkan adalah pekerjaan yang sulit, tapi nyatanya tidak seperti yang ada bayangan Lina, dan itu membuat rasa khawatir Lina langsung hilang.

(🦏)"Sekarang kamu hanya perlu mengisi berkas-berkas formulir ini" CEO menyodorkan beberapa kertas yang harus Lina isi dengan identitas diri.

(πŸ’Ÿ)"Tapi saya tidak tau kalau disini harus menggunakan identitas diri, apa boleh saya meminta seseorang untuk membawakan surat-surat penting kesini untuk mengisi formulir"

(🦏)"Ya, tentu" jawab CEO.

(πŸ’Ÿ)"Terimakasih"

Lina mengambil handphone nya untuk menghubungi orang rumah, siapa lagi kalau bukan ketujuh pria tampan itu.

Lina memberikam handphone lamanya Kepada tujuh pria tampan agar jika terjadi sesuatu mereka bisa menghubungi Lina.

Di Rumah___

Drrrrrt

Drrrrrt

Sugar yang baru selesai berpakaian rapi mendengar suara getaran dari handphone lama Lina di meja ruang tamu.

Sugar mengangkatnya dan menekan tombol hijau.

(🐺)"Tuan, kenapa menelpon? Apa ada yang tuan butuhkan?" Tanya Sugar.

(πŸ’Ÿ)"Oh, Sugar! Ternyata kamu yang mengangkat telponnya. Mana yang lain?"

(🐺)"Hobi, Jiny dan Momon sedang di luar mencari pekerjaan. Lalu Nchim, Mpi dan Kookie sedang tidur siang. Aku baru saja mau keluar untuk mencari kerja"

(πŸ’Ÿ)"Em, begini. Apa boleh aku minta tolong?"

(🐺)"Tentu, katakan saja apa yang tuan butuhkan"

(πŸ’Ÿ)"Tolong ambilkan map berkas pentingku di dalam lemari meja belajar di dalam kamar. Kamarnya tidak di kunci. Lalu bisakah kamu mengantarkannya ke alamat yang akan kukirim, jaraknya tidak terlalu jauh"

(🐺)"Baiklah, kirim saja alamat tuan sekarang. Aku akan kesana"

(πŸ’Ÿ)"Terimakasih Sugar!"

(🐺)"Sama-sama, tuan"

Lina memutuskan panggilan, Sugar langsung bersiap pergi ke alamat yang Lina kirim.

.

.

.

.

(πŸ‘©β€πŸ’Ό)"Ini ruangannya, anda bisa langsung masuk menemui teman anda" ucap resepsionis setelah mengantar Sugar ke ruangan CEO tempat lina melamar kerja.

(🐺)"Terimakasih"

(πŸ‘©β€πŸ’Ό)"Sama-sama"

Resepsionis itu pergi dengan pipinya yang kemerahan akibat melihat ketampanan Sugar.

Sugar biasa saja dengan hal itu, dia tidak peduli reaksi orang-orang terhadap dirinya. Yang penting sekarang dia disini untuk membantu tuannya.

Clek

Sugar membuka pintu ruang itu, terlihat tuanya langsung menyadari keberadaannya.

Lina berdiri dan mendekati Sugar.

(πŸ’Ÿ)"Sugar! Akhirnya kamu datang. Apa tadi sulit mencari alamatnya?"

(🐺)"Tidak sama sekali kok. Seperti yang tuan bilang, jaraknya tidak terlalu jauh. Jadi aku mudah menemukan tempatnya"

Mereka sibuk berbicara hingga tak menyadari tatapan sang CEO yang tampak begitu terkejut melihat kedatangan Sugar. Bahkan ia sampai ikut berdiri dan mendekat.

Sugar yang menyadari ada yang memerhatikannya langsung menoleh ke arah sang CEO.

Sugar juga tak kalah terkejutnya, sampai-sampai berkas lina yang ia pegang langsung terjatuh semua.

(πŸ’Ÿ)"Su..sugar, Kamu tidak apa-apa?" Tanya Lina yang kebingungan karena perubahan sugar.

Sugar hanya diam, sampai akhirnya.

(🐺)"Ayah"

οΏΌ

Kata sugar menatap orang yang ada di belakang Lina.

Bersambung