Forced flowers bloom
.
.
.
.
.
.
(πΊ)"Ayah"
(π¦)"Yoongi"
Sugar langsung lari keluar dari ruangan CEO dan menjatuhkan semua berkas lina yang ia bawa.
Lina yang terkejut dengan perubahan sugar. Ada apa dengan sugar, kenapa dia tiba-tiba terlihat ketakutan.
(π)"Sugar! Kamu mau kemana?!" Teriak Lina memanggil Sugar. Tapi sugar tidak menghiraukan dan berlari semakin cepat.
Lina mengejar sugar ke arah lantai bawah.
(π¦)"Sekuriti! Tahan orang itu!"
Lina tidak menyadari bahwa CEO juga ikut mengejar sugar menuju lantai bawah.
Dia bahkan memerintahkan sekuriti untuk menahan Sugar.
Sugar yang hampir sampai di pintu keluar perusahaan langsung di tahan oleh 5 sekuriti.
(πΊ)"Lepaskan aku!! Biarkan aku pergi!!"
(π)"Apa yang kalian lakukan?! Lepaskan dia!!" Lina berusaha membantu namun ia justru di dorong oleh salah satu sekuriti hingga tersungkur.
(πΊ)"Jangan sakiti tuanku!!!" Marah sugar tidak terima.
Keributan itu membuat heboh para pegawai kantor. Banyak dari mereka bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
(π¦)"Bawa dia keruanganku" perintah sang CEO pada sekuriti.
"Baik tuan"
Lina yang tadinya terjatuh mencoba untuk berdiri.
(π)"Hei!! Kau tidak bisa seenaknya membawa dia tanpa persetujuan dari nya!!"
(π¦)"Aku tidak butuh persetujuan darinya karena dia adalah putraku"
Tunggu, apa? Putra. Butuh waktu beberapa menit bagi Lina untuk memahami situasi.
(π)"Jika dia putra anda, seharusnya anda memperlakukan dia dengan baik! Bukan ditahan seperti ini"
(π¦)"Jika aku tidak melakukan ini dia tidak akan pernah menurut"
Lina semakin terbawa emosi. Apa ini cara orang tua mendidik anaknya?! Pantas saja sugar memiliki masa Lalu hidup yang sangat buruk.
Sugar hendak membantu Lina namun ia justru semakin diseret ke ruangan CEO. Tapi ia tetap memberontak dan menolak.
(π)"Begini cara anda mendidik anak? Menggunakan kekarasa dengan alasan untuk mendidik? Baru kali aku bertemu orang tua tidak berguna seperti anda" balas Lina dengan nada dingin.
Semua karyawan kantor yang menonton di buat kaget dengan kata-kata Lina. Belum pernah ada orang yang berani berbicara seperti itu di depan CEO mereka.
(π¦)"Beraninya kau?!"
(π)"Apa? Anda ingin menggunakan kekerasan terhadap saya juga dengan alasan untuk mendidik? Lalu menyuap saya dengan uang agar tidak memberitakan hal buruk tentang perusahaan ini?"
(π¦)"Siapa kau berani-beraninya melwanku?"
Lina tengah sibuk berdebat dengan sang CEO. Sugar di belakang berusaha melepaskan diri.
Saat para sekuriti mulai lengah ia menendang salah satu dari mereka untuk bisa lari menuju Lina.
Grep
Namun sebelum ia menyentuh Lina, sebuah tangan besar menahan pergelangan tangannya dan mencengkram dengan kuat.
(πΊ)"Lepaskan si@lan!! Jangan menyentuhku, kau membuatku semakin muak padamu!"
(π¦)"Ayah, tidak akan berhenti sampai kamu mau ikut dengan, ayah!" Tegas ang CEO, ia mempererat cengkramannya.
(πΊ)"Kemana kau akan membawaku? Ke neraka yang kamu sebuat rumah itu?!" Balas Sugar dengan nada jengkel.
"Apa yang terjadi?"
"Siapa orang di tahan Mr. Min itu?"
"Ya ampun, aku belum pernah lihat CEO kita bersikap seperti itu pada seseorang. Biasanya dia tidak pernah peduli dan selalu cuek pada orang lain"
"Bagaimana ini, apa kita lerai saja mereka?"
"Kau mau dipecat karena ikut campur?"
Ribut para karyawan kantor.
(π)"Mr. Min tolong lepaskan tangannya dan biarkan dia pergi" ucap Lina sambil berusaha melepas tangan sugar dari genggaman Tuan Min.
(π¦)"Tidak! kalian tidak boleh pergi. Ada yang harus aku bicarakan dengan anak ini dan aku juga butuh penjelasan darimu" tegas Tuan Min.
(π)"Tapi Mr. Min, anda terlalu memaksanya! Anda tidak lihat tangannya memerah karena anda menggenggamnya terlalu kuat!" Marah Lina.
Mr. Min Lalu melihat ke arah tangan Sugar yang ia genggam. Tangan itu memerah dan tampak sedikit kebiruan karena di genggam terlalu kuat.
Menyadari kesalahannya, Mr. Min langsung melepaskan genggaman tangannya dari tangan Sugar.
(π¦)"Maaf, aku tidak menyadarinya" sesal tuan min.
(π)"Saya tidak tau apa masalah Anda. Tapi kenapa anda sangat ingin berbicara dengan dia"
(π¦)"Ini masalah keluarga, kau seharusnya tidak ikut campur"
(π)"Bagaimana saya tidak ikut campur jika anda menyakiti dia"
Di tengah perdebatan antara CEO dan Lina. Keadaan sugar di belakang tampak tidak baik.
Wajah menjadi pucat, ia tidak bisa lagi menahannya.
Sugar merasa tertekan karena tatapan penasaran para karyawan kantor pada dirinya.
Hal itu mengingatkan pada sesuatu.
"Kenapa dia tidak bisa sepintar kakakanya?"
"Anak itu bukan anak sah, dia berasal dari salah satu jalang Mr. Min"
"Dia tidak bisa membuat prestasi apapun, apa dia tidak pernah belajar?"
"Saudaranya bisa mendapatkan lebih dari itu. Dia benar-benar tidak berguna"
"Haha, dia mirip sekali dengan ibunya yang bodoh"
"Kenapa Mr. Min membiarkan anak itu tinggal bersamanya"
"Dia tidak bisa melakukan apapun"
Deg
Kata-kata itu muncul entah dari mana dan memenuhi pikiran sugar. Sugar semakin tertekan, ditambah pertemuannya dengan ayahnya.
(πΊ)"Arg..." Sugar memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Situasi yang sangat familiar ini menyakitinya.
Pandangan sugar tampak berkunang-kunang. Dadanya mulai sesak.
Bruk
Hingga ia tidak bisa menahan semua itu sampai akhirnya kegelapan berhasil mengambil alih.
(π)"Sugar?!" Lina berlari mendekati sugar yang tiba-tiba pingsan.
Beberapa kali Lina menepuk wajahnya, namun sugar tak kunjung sadar juga.
(π¦)"Sekuriti! Bawa dia kekamar ruanganku. Dan resepsionis panggil dokter Kim kemari! Cepat!" Perintah Mr. Min.
"Baik tuan"
Mereka pun langsung melaksanakan perintah Mr. Min.
Lian mengikuti sugar yang di bawa ke kamar. Ternyata pintu yang di lihat Lina di ruangan CEO itu adalah sebuah kamar tidur lengkap dengan Tv, Sofa, Kulkas dan AC.
Sugar di baringkan di atas tempat tidur berukuran Kingsize berwarna putih.
Orang-orang yang mengangkat sugar tadi langsung meninggalkan ruangan.
Nafas sugar tidak teratur, keringat dingin juga mulai turun di keningnya. Secara tidak sadar mata sugar menetes kan air mata.
Lina mendekati tempat sugar dibaringkan.
Tangan Lina pun turun, dan menghapus air mata yang mulai membasahi pipi sugar.
Sugar tampak tidur dengan gelisah. Hal itu membuat Lina semakin khawatir. Ada yang aneh dengan sugar, tadi pagi ia terlihat baik-baik saja, namun sekarang ia tak sadarkan diri dan terlihat sakit.
Tangan Lina terulur untuk mengelus kepala sugar dengan lembut. Sugar yang tadinya gelisah mulai tenang.
Pintu ruangan terbuaka, Dokter yang tadi di panggil Mr. Min datang.
(π¦)"Periksa dia"
(π¨ββοΈ)"Baik, Mr. Min"
Dokter itu mulai melakukan pemeriksaan. Mulai dari detak jantung dan suhu tubuh.
(π¨ββοΈ)"Dia hanya demam, saya akan memberikan obat Paracetamol dan vitamin untuk pemulihannya" ucap sang dokter setelah memeriksa Sugar.
(π¦)"Terima dokter Kim"
(π¨ββοΈ)"Sama-sama tuan min, semoga anak anda cepat sembuh"
Tuan Min hanya membalas dengan anggukan kepala. Dokter itu pun pergi setelah memberikan obat.
(π¦)"Hei kau"
(π)"Eh!...y..ya....Mr. Min?" Kaget Lina mendengar Mr. Min memanggilnya.
(π¦)"Tolong jaga dia sebentar. Aku ada rapat penting dengan perwakilan devisi ristek Australia. Kalau butuh apa-apa kamu bisa memintanya ke asistenku di ruang sebelah. Kita akan membicarakan masalah itu setelah aku selesai"
(π)"Baiklah"
Tuan min pergi meninggalkan Lina dan sugar untuk rapat. Lina kembali mengalihkan matanya ke arah sugar.
(π)"Kenapa hal ini bisa terjadi" tangan Lina terulur untuk mengelus pipi sugar.
Lina semakin khawatir dengan keadaan sugar. Bukan, bukan hanya pada Sugar. Tapi yang lainnya juga.
Apa mereka juga akan mengalami hal seperti ini?
(π)"Sudah kubilang kan, kamu harus hati-hati agar ingatan masa lalu tidak kembali"
(π)"Mr.Chris!? Bagaimana anda bisa disini!?" Lina terkejut melihat Mr.Chirs yang mencul tiba-tiba entah dari mana.
(π)"Maaf-maaf, aku membuatmu terkejut lagi ya^_^? Aku datang ke sini karena merasakan ada hal yang tidak beres dengan salah satu kucingmu"
Mr.chris semakin mendekat lalu duduk di tepi ranjang sisi lain. Ia menyentuh dahi Sugar.
(π)"Ada apa dengan dia? Apa dia sakit" tanya Lina khawatir.
(π)"Dia memang sakit, tapi ini sakit yang berbeda. Rasa sakit ini akan muncul jika dia bertemu dengan orang-orang dari ingatan masa lalunya atau sesuatu yang mengingatkannya tentang hal itu. Beruntungnya dia hanya bertemu dengan salah satunya, jika tidak dia bisa saja mati"
(π)"Apa dia akan baik-baik saja?"
(π)"Untuk sementara mungkin iya, apa dia belum menceritakan tentang masa lalu dirinya padamu?"
(π)"Belum, bahkan mereka semua sepertinya belum ada yang siap. Apa masa lalu mereka benar-benar sangat buruk hingga mereka tidak bisa menceritakan nya secara langsung"
(π)"Tidak semua orang bisa menceritakan tentang masalah hidup mereka atau hal buruk apa yang mereka alami. Semua pasti butuh waktu, ada saatnya mereka akan mengatakan siapa diri mereka dulunya. tapi sangat sulit untuk menghindar dari kutukan ini, karena orang-orang dari masa lalu mereka bisa muncul kapan saja. Namun dengan menceritakan masa kehidupan mereka dulu. mereka bisa terhindar dari kutukan"
(π)"Apa itu berarti kutukan kematian akan hilang lalu sugar danΒ yang lainnya akan bisa hidup dengan normal?"
(π)"Tentu saja, tapi tidak mudah untuk menceritakan sesuatu yang menyedihkan ke orang lain. Tapi aku yakin mereka pasti akan menceritakannya padamu nanti"
(π)"Terimakasih Mr. Chris, jika tidak ada anda, aku tidak akan tau bagaimana"
(π)"Sama-sama, dan kurasa aku tidak bisa berlama-lama disini. Aku ada urusan yang harus kuselesaikan"
Mr. Chris mundur perlahan, lalu sekumpulan asap muncul mengelilingi Mr. Chris. Seketika Mr. Chris hilang dari pandangan Lina.
(π)"Hah?! Kemana dia pergi?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung
Maaf ya lama update, soalnya author kesulitan dalam membuat bagian konfliknya. Karena dalam konflik yang di bahas adalah masalah depresi dan diskriminasi yang sensitif.
Author juga lagi mempersiapkan book baru berjudul "Devil From Heaven"