Halo ini author, saya minta maaf karena lama nggak update dikarena kan situasi yang tidak memungkinkan.
Semenjak belajar online, saya kesulitan untuk mendapatkan waktu untuk bisa menulis cerita tanpa bayangan beban tugas sekolah.
Apalagi tadi baru nyelesain 4 tugas π
Dan besok ada tugas lainnya yang sedang menunggu π
Saya sangat berterimakasih kepada kalian yang masih setia membaca 7 kucing tampan.
Oke itu aja, selamat membaca π€
.
.
.
.
.
.
Sugar mulai membuka matanya yang terpejam, ia melihat keseliling.
(π)"sugar, kamu baik-baik saja?"
Sugar mendudukkan dirinya dan bersandar.
(πΊ)"Ini dimana?"
(π)"Em...i..ini di kamar ruangan Mr.Min. Tadi kamu tiba-tiba pingsan, awalnya kamu mau di bawa kerumah sakit" Jawab lina ragu. Ia takut sugar tidak menyukai ini.
(πΊ)"Apa?! Dikamar si bajing*n itu? Dan kau membiarkan dia membawaku kesini?"
Dan hal yang ditakutkan Lina pun muncul, kebencian apa yang dimiliki sugar terhadap Mr. Min?
(π)"sebenarnya aku ingin membawamu pulang, tapi Mr. min memaksa untuk membawamu ke kamarnya"
Sugar tidak membalas jawaban Lina. Kepalanya menunduk memikirkan sesuatu. Lalu ia menyibak selimut dan berdiri.
(πΊ)"Kita harus pergi dari sini sekarang" kata sugar dengan serius.
(π)"Tapi..."
(πΊ)"Sudahlah, aku baik-baik saja. Justru semakin lama disini rasanya aku ingin mati."
(π)"Baiklah"
Sesaat Lina teringat dengan apa yang dikatakan Mr. Chris.
(π)"Tidak semua orang bisa menceritakan tentang masalah hidup mereka atau hal buruk apa yang mereka alami. Semua pasti butuh waktu, ada saatnya mereka akan mengatakan siapa diri mereka dulunya. tapi sangat sulit untuk menghindar dari kutukan ini, karena orang-orang dari masa lalu mereka bisa muncul kapan saja. Namun dengan menceritakan masa kehidupan mereka dulu. mereka bisa terhindar dari kutukan"
Itu dia, kutukan itu akan muncul jika orang dari masa lalu mendatangi hidup sugar dan Mr. Min adalah salah satu dari ingatan masa lalu sugar.
(πΊ)"Tuan, kenapa diam?"
(π)"Ah...nggak, aku cuman kepikiran sesuautu. Udah, ayo kita pulang"
Mereka keluar dari ruangan dengan diam-diam menuju pintu depan. Tidak ada security dan waktu kerja para karyawan sudah di mulai.
Secepat mungkin mereka pergi dari perusahaan itu.
Dalam perjalanan pulang sesekali Lina melihat sugar yang tampak lebih lesu. Wajahnya masih pucat tapi tidak separah sebelumnya.
Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai di rumah.
Lina membuka pintu dan langsung di sambut oleh Mpi, Kookie dan Nchim.
(π°)"tuan kenapa lama sekali baru pulang?"
(π₯)"nchim khawatir"
(π―)"Apa terjadi sesuatu?"
(π)"Tidak terjadi apa-apa kok" bohong Lina, ia hanya tidak ingin membuat mereka bertiga khawatir.
Sugar langsung melewati mereka dan masuk kedalam rumah. Mpi mendengus.
(π―)"Ada apa sih dengan dia? Kenapa kak sugar selalu seperti itu"
(π₯)"Nchim juga tidak tau"
.
.
.
.
.
Malam hari, mereka makan malam bersama di ruang tamu. Tidak ada meja makan karena Lina tentunya tidak bisa membeli hal seperti itu.
Di tengah kegiatan makan, Lina kembali melihat sugar yang hanya diam memainkan makanannya.
Hobi yang juga menyadari itu mendekati sugar.
(π±)"Sugar, apa makanannya tidak enak? Mau ku buatkan sesuatu yang lain?"
(πΊ)"Tidak perlu, aku makan ini saja"
(π±)"Tapi dari tadi kau hanya memainkan makananmu"
Seketika suasana menjadi hening.
(π»)"Ekhem, bagaimana kalau kita membahas tentang perkejaan?" Kata momon mencoba mencairkan suasana.
(πΌ)"Benar juga, bagaimana denganmu momon? Pekerjaan apa yang kau dapatkan?"
(π»)"Aku menjadi guru les b.inggris di sebuah tempat bimbel"
(π)"Wah, itu sangat bagus! Lain kali ajari aku juga ya"
(π»)"Tentu, tuan!"
(π±)"Kalau aku mendapatkan pekerjaan di sebuah cafe di dekat pusat kota"
(πΌ)"Aku kerja di sebuah restoran sebagai tukang masak"
(π)"Jiny bisa masak?"
(πΌ)"Tentu tuan. Bahkan lebih jago dari hobi"
(π±)"Siapa bilang begitu =_="
(π»)"Hahaha, baguslah kalau kalian mendapatkan pekerjaan juga. Oh iya, bagaimanamu dengan sugar?"
Sugar berhenti memainkan makanannya dengan sendok dan terdiam.
Suasana kembali hening.
(π»)"Apa aku salah bicara?"
(πΊ)"Aku tidak mendapatkan pekerjaan hari ini, mungkin akan kucari lagi besok" jawab Sugar seadanya.
(π»)"O..oh tentu saja"
(πΌ)"Kau ini, seharusnya kau tidak menanyakan hal seperti itu ke Sugar" bisik Jiny ke momon dengan sedikit menekan.
(π»)"Maaf"
Lina tau pasti ada sesuatu dengan sugar, dia hanya belum bisa mengatakannya.
Akan lebih baik jika dia punya waktu untuk sendiri dulu.
.
.
.
.
Pada pukul 12 malam, semua orang sudah tertidur.
Lina masih berguling-guling di atas kasur, ia tidak bisa tidur karena memikirkan kejadian hari ini.
Lina bangun dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Mungkin mencari udara malam akan membuatnya tenang.
Ia berjalan menuju halaman belakang rumah, belum sampai halaman belakang, Lina melihat sugar yang duduk di kursi halaman belakang sambil menatap bintang.
Tatapan matanya terlihat sedih seakan terbayang sesuatu.
(π)"Sugar, kau sedang apa?"
(πΊ)"Ah! Tuan?..a..aku hanya sedang cari angin karena tidak bisa tidur" jawab Sugar terkejut melihat kedatangan Lina.
Lina mendekati sugar lalu mengambil tempat di sebelah sugar. Ia melakukan hal yang sama dengan sugar yaitu melihat ke arah bintang.
(π)"Bukankah bintang-bintang itu sangat indah?"
(πΊ)"Ya, mereka memang indah"
(π)"Apa yang kau pikirkan saat melihatnya?"
(πΊ)"Ibuku"
(π)"Ibumu?"
(πΊ)"Dulu aku dan ibuku sangat suka melihat bintang, ibuku menceritakan sebuah dongeng. Ada seorang anak kecil yang melihat bintang jatuh, lalu anak itu membuat permohonan,Β
Tapi yang terjadi dia justru kehilangan ibunya. Lama-kelamaan anak itu baru menyadari bahwa permohonannya lah yang membuatnya harus kehilangan ibunya"
(π)"Wow, aku baru tau ada cerita seperti itu. Memangnya permohonan apa yang di buat si anak dalam cerita itu?"
(πΊ)"Dia meminta agar ibunya bisa bahagia selamanya. Anak itu tidak tau Arti dari bahagia untuk ibunya adalah kematian"
(π)"Oh jadi begitu. kalau aku melihat bintang aku selalu teringat dengan kedua orang tuaku. Mungkin mereka sudah bahagia di sana"
Bintang-bintang menghiasi langit malam. Terlihat sangat indah dan mampu membuat siapapun terpana.
Lina menoleh ke arah sugar, ia mengambil tangan kiri sugar dan menggenggamnya.
(π)"Sugar, aku tau kita baru bertemu dan kau butuh waktu untuk percaya denganku. Tapi yang perlu kamu ketahui semua akan baik-baik saja. Kehadiranku disini untuk mendengarkan semua ceritamu. Maukah kamu menceritakan nya?" Kata lina mencoba meyakinkan sugar.
Sugar tampak berfikir dan menjawab.
(πΊ)"Ya, aku mau"
Akhirnya Lina bisa mengetahui masa lalu sugar dan membantunya.
Lina tersenyum lebar dan mengubah posisinya duduknya menghadap sugar.
Kedua tangan sugar ia genggam kembali.
(π)"Oke, kamu bisa ceritakan apapun"
(πΊ)"Apapun?"
(π)"Tentu"
Sugar sempat ragu, namun ia mulai membuka mulut dan memulai cerita.
(πΊ)"Aku lahir dari seorang pelacur bar. Saat itu ayahku sedang ada disana dan mabuk. Lalu dia membuat kesalahan. Dia tidak sengaja tidur dengan sorang pelacur di bar itu. Ayahku memberikan uang yang banyak pada wanita itu agar mau mengugurkan kandungannya. Tapi wanita itu menolak, 9 bulan kemudian aku lahir. Ibu merawat ku dengan baik, ia berhenti dari pekerjaannya di bar dan bekerja di restoran sebagai pelayan. Kehidupan kami mungkin sangat miskin dulu, tapi kami bahagia.
Lalu ayah yang dulunya menolak kehadiranku justru datang kembali. Dia datang dengan dalih ingin mengambil hak asuh. Umurku masih 8 tahun saat itu, tapi aku paham apa yang sedang terjadi. Ibuku menolak untuk memberikan hak asuh. Ayahku tidak menyerah begitu saja, ia membawa masalah tersebut ke meja hukum, dan dia berhasil menang. Setelah itu dia membawaku pergi jauh dari ibuku. aku hidup dengan gelimang harta dan uang. Tapi aku tidak bahagia, rasanya rumah seperti di neraka, selalu dibanding-bandingkan dengan saudara dan di tuntut untuk menjadi sempurna. Ayahku punya seorang anak dari istri sahnya, namanya Jian. Dia lebih tua satu tahun dariku. Jian anak yang baik, tapi aku tidak suka dengan sifatnya yang terlalu menuruti perintah ayah dan ibu. Kadang aku berfikir, apa dia tidak mau bebas? Apa dia tidak mau menjadi apa yang dia mau? Dan aku menyadari bahwa dia sebenarnya takut. Karena tidak tahan dengan semua itu aku memutuskan untuk kabur dari rumah."
(π)"Terus apa yang kamu lakukan setelah kabur dari rumah? "tanya Lina.
Sugar melirik Lina dengan tatapan sendu.
(πΊ)"Apa tuan benar-benar ingin mengetahui seperti apa kehidupanku dulu dan bagaimana aku bisa jadi kucing?"
(π)"Tentu! Aku sangat ingin tahu agar aku bisa membantu kalian!"
(πΊ)"Berikan tanganmu"
(π)"Eh? Untuk apa?"
(πΊ)"Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hidupku"
(π)"Tapi apa kamu yakin. aku takut kamu kesakitan lagi" khawatir Lina.
πΊ)"Itu tidak akan terjadi. Apa yang akan ku perlihatkan padamu tentangku hanyalah gambaran masa lalu, bukan ingatan yang akan menyakitiku"
Sugar meraih tangan Lina dan menggenggamnya.
Sentuhan itu mengalirkan sebuah memori.
Sekelebat gambaran aneh muncul seperti potongan film.
Lina seperti masuk ke dalam sebuah tempat. Lina melihat ada dua anak kecil dalam sebuah acara pesta.
Yang satu memakai jas hitam mewah, sedangkan yang satu lagi memakai jas putih biasa namun wajahnya terlihat familiar bagi Lina.
Apa itu Sugar? Ya itu pasti dia, Pikir Lina. beberapa orang melewati Lina dan tembus, ini hanyalah gambaran masa lalu. Lina hanya bisa melihat orang-orang dalam pesta namun tidak dapat menyentuh atau berkomunikasi.
Sepertinya kedua anak bersaudara karena mereka terlihat dekat. Tapi anehnya orang-orang yang datang dalam pesta hanya mengerubuni si anak dengan baju jas hitam.
Dua orang dewasa di belakang mereka sepertinya adalah orang tua dari anak-anak itu.
Anak yang memakai jas putih itu terlihat tidak dipedulikan, bahkan orang tua mereka hanya sibuk membanggakan si anak berjas hitam.
Lina menyadari bahwa ayah dari kedua anak itu adalah Mr. Min.
Lalu terdengar suara-suara tamu undangan.
"Lihat anak itu, apa dia tidak bisa seperti saudaranya?"
"Bukankah dia anak tidak sah? Kenapa dia disini"
"Dia adalah anak haram Mr. Min dan j*l*ng di bar kota"
"Sangat memalukan, dia bahkan tidak bisa sepintar saudaranya"
"Dia pasti mirip dengan ibunya yang bodoh"
"Kenapa Mr.min mau memungut anak itu?"
Sugar kecil mendengar dengan jelas ucapan para tamu undangan tentang dirinya.
Ia hanya diam, dia tau ia tak punya hak untuk menentang semua omongan para tamu.
Karena pada dasarnya apa yang mereka katakan adalah benar.
Lina yang melihat merasa sedih, ia ingin membantu tapi ini hanya memori.
Kemudian suara-suara itu hilang dan tergantikan dengan memori lain.
Lina kini berada di tempat lain, Ia melihat Anak kecil yang di abaikan itu tumbuh menjadi remaja yang tidak penurut dan lebih memilih bermain-main di luar.
Ia bisa hidup bebas diluar tanpa perlu hidup seperti burung dalam sangkar emas.
Akibat dari itu muncul sifat membangkang, ia terkadang sering bertengkar dengan ayahnya.
Sampai-sampai dia terlalu sibuk akan dunia luar dan melupakan satu hal penting dalam hidupnya.
Kekayaan tentunya tidak dapat menentukan kebahagiaan.
Di umur 21, sugar memutuskan untuk kembali ke rumah ibunya dengan berbekal informasi yang ia dapatkan dari teman lama ibunya.
Ia mendatangi alamat rumah yang pernah sugar dan ibunya tinggali dulu.
Namun, rumah itu sudah kosong dan nyaris tak terawat. Ia menanyakan keberadaan ibunya kepada tetangga dekat rumah.
Tapi tidak semua berjalan sesuai keinginan. Sugar mendapatkan kabar bahwa ibunya telah meninggal dunia 4 tahun lalu.
Di kabarkan ibunya mengalami kanker paru-paru sejak lama dan tidak melakukan pengobatan atau operasi.
Ia terlalu lama pergi hingga melupakan sosok yang selama ini ia sayangi.
Sugar menyesal karena tidak menemui ibunya sejak dulu.
Terkadang, keegoisan dapat membuatmu melupakan apa yang seharusnya kamu jaga.
Tidak ada yang bisa dilakukan, waktu pun tidak dapat di putar kembali. Hanya suara tangis dan rasa penyesalan yang melingkupi Sugar.
Memori berputar lagi.
Waktu berlalu, Sugar tidak dalam kondisi yang baik. rasa kesepian dan kesedihannya kian lama semakin menumpuk hingga membuatnya depresi.
Lina melihat Sugar berada diantara perempatan jalan, terlihat sebuah mobil dari arah berlawanan melaju kencang.
Keadaan di sana sangat sepi.
Dan kejadian itu terjadi begitu cepat. Sugar berlari dan menabrakan dirinya ke mobil.
Ia terpental beberapa meter hingga tubuhnyaΒ berhenti terseret. Darah banyak mengalir dari bagian kepala hingga membasahi aspal.
Lina melihat dengan jelas anak itu di detik-detik terakhir hidupnya, ia menitihkan air mata sambil memandang langit.
Hingga akhirnya mata itu tertutup.
Lina membuka mata dan kembali ke dunia nyata.
Ingatan itu, apa milik sugar?
Sugar melepas genggaman tangannya.
(πΊ)"Aku bunuh diri, di saat terakhir aku berfikir jika Tuhan itu benar-benar ada kuharap Aku tidak kesepian lagi. Ia mengabulkannya dengan mempertemukan aku denganmu"
Sugar menitihkan air mata.
Rasa sepi membawanya ke jalan yang buruk.
Kematian rasanya terasa lebih baik ketimbang menghadapi dunia yang mengacuhkan keberadaanmu.
Lina tidak tau harus berekspresi seperti apa.
Lina tidak bisa membayangkan rasa sedih yang di rasakan sugar selama ini.
(πΊ)"Di hari itu, seorang pria misterius datang dan bertanya kepadaku "Apa kau ingin kebahagiaan? Aku bisa memberikan apapun yang kau inginkan Yoongi" aku tidak melihat wajahnya. Tapi anehnya aku terbangun dalam sebuah kotak kardus bersama 6 anak kucing. Aku mendengar suara yang sama waktu aku hampir mati "Aku adalah pemilik toko Ajaib, aku akan mendatangkan kebahagiaan untuk kalian. Tapi ini tidak mudah, kalian harus menemukan orang yang tulus dan bisa membebaskan kalian dari kutukan kematian"Β itulah yang aku dengar sebelum dia membuang kami"
(π)"Tidak salah lagi, Mr.Achristos lah yang mengubah kalian menjadi kucing. Tapi kenapa harus kucing?"
(πΊ)"Aku juga kurang tau, tapi pasti dia memiliki alasan di balik semua ini"
(π)"Tapi bukankah ini agak...eh?!"
Belum sempat Lina menyelesaikan perkataannya.
Tiba-tiba sebuah cahaya menyinari tangan kanan Lina dan membentuk lingkaran.
Cahaya itu menghilang, ada sebuah gelang emas dengan liontin berbentuk kucing warna abu terpasang di tangan Lina.
(π)"Apa ini?!"
(πΊ)"Itu gelang 7 kucing. Tuan sudah berhasil menyelamatkanku dari kutukan ambang kematian. Liontin akan bertambah setiap tuan berhasil menyelamatkan kami"
(π)"Wah, indah sekali. Aku menyukainya. Apa ini berarti kau tidak akan sakit lagi dan terbebas dari kutukan?"
(πΊ)"ya, benar tuan. Aku sudah terbebas dari kutukan. Aku sangat berterima kasih pada tuan karena sudah menyelamatkanku"
Lina sangat senang, saking senangnya ia melompat memeluk sugar dengan erat.
(π)"Syukurlah..Hiks" Lina tak dapat membendung air matanya lagi. Sudah cukup dengan cerita sedih masa lalu sugar, di tambah lagi dengan sugar yang terbebas dari kutukan.
Sugar membalas pelukan lina tak kalah eratnya. Mungkin inikah rasanya kebahagiaan?
Tanpa mereka sadari, nchim yang tidak sengaja terbangun dari tidur mendengar semua obralan Lina dan Sugar.
(π₯)"Tuan...."