(π)"Jadi kalian adalah ketujuh anak kucing yang aku pungut di jalan?"
(π»)"Benar, kami adalah anak-anak kucing itu"
Lina kini duduk melingkar di lantai ruang tamu bersama ketujuh bidadara π
Ia menatap satu persatu dari mereka, tidak ada kebohongan dari raut wajah mereka.
Intinya mereka tampan π
(π)"Tapi bagaimana bisa kalian menjadi mahluk tamp...um maksudku manusia"
(π―)"Kami juga tidak tau, tapi kata si pemilik toko ajaib. Kami semua bisa berubah menjadi manusia jika telah bertemu dengan seseorang yang mau merawat kami"
(πΌ)"benar, dan kami akhirnya dipertemukan denganmu tuan. Kalau tuan tidak ada mungkin kami akan mati dijalanan"
(π°)"Dan sebagai rasa terima kasih, kami akan melayani tuan dan selalu menuruti perintah tuan" ucapanya tulus.
Mendengar itu, Lina semakin yakin bahwa saat ini hidupnya akan segera berubah 180%.
(π)"Kalau boleh tau dari mana asal kalian?"
Semua menatap ragu, seakan enggan untuk menjaga pertanyaan dari Lina.
(π±)"Maaf tuan, untuk yang satu itu kami belum bisa menceritakannya. Mungkin saat kami siap nanti, kami akan mengatakan yang sejujurnya"
"Apa ini? Kenapa raut wajah mereka terlihat sedih, apa aku salah bicara. Sebenarnya apa yang mereka coba sembunyikan dariku" kata Lina dalam hati.
(π)"B.. baiklah, aku tidak akan menanyakan itu. Oh iya, apa kalian lapar aku akan memasak untuk kalian. Kurasa bahan makanan masih cukup"
Lina hendak berdiri, tapi tangannya langsung di tahan oleh hobi.
(π±)"Tidak perlu tuan, aku sudah memasak untuk tuan. Tuan tinggal makan saja"
(π)"Ah..oh begitu π baiklah setelah makan aku akan membersihkan rumah saja"
(π°)"No no no! π£, tuan masih sakit. Sebaiknya tuan istirahat. Lagian aku sudah membersihkan rumah"
Cling-cling β¨β¨β¨
Saking sibuknya mengintrogasi para pria tampan, lina tidak menjadari bahwa rumahnya telah bersih.
Sangat bersih malah.
Bahkan ruang tamu yang awalnya berantakan oleh timpuk buku novel dan barang. Kini semua tersusun rapi.
Debu-debu di rak dan meja seakan hilang di sedot oleh portal dimensi lain.
(Author: hadeh, sebenarnya aku bikin cerita apa sih π"Β
Kaca jendela menjadi bersih transparan. Mungkin jika saja dia tidak fokus dia akan akan mengira bahwa kaca jendela itu hilang.
(π)"Yasudah, aku akan mencuci baju saja"
(πΌ)"Tidak perlu tuan, aku sudah mencuci semuanya"
(π)"Mencuci semuanya! Pakaian dalam ku juga!?"
(πΌ)"Iya tuan!π" Jawabnya polos.
(π)"Hadeh, lama-lama aku bisa gila"
.
.
.
.
.
.
Inilah yang dilakukan Lina sekarang.
Rebahan.
Dia tidak tau mau melakukan apa. makan sudah, rumah sudah ada yang membersihkan dan mencucikan bajunya juga.
Untung hari ini hari libur. Jadi Lina bisa istirahat seharian.
(π)"Hah...Apa yang harus kulakukan. Kalau aku biarkan mereka tinggal disini apa tidak apa-apa? Mereka pasti juga tidak punya tempat tinggalkan, Kasihan mereka. Tapi apa ekonomiku cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Uang bulanan dari bibi pasti tidak akan cukup, apalagi dari kerja paruh waktuku"
Pikiran Lina menerawang jauh, apa dia harus cari pekerjaan lain?
Lina tidak mengenal siapa ketujuh pria itu, namun jika Lian mengusir mereka.
Bukankah Lina sama saja dengan seorang manusia yang tidak memiliki hati?"
(π―)"Kami juga tidak tau, tapi kata si pemilik toko ajaib. Kami semua bisa berubah menjadi manusia jika telah bertemu dengan seseorang yang mau merawat kami"
sekelebat ingatannya dengan para ketujuh pria tampan tadi terlintas.
(π)"Kira-kira toko ajaib apa yang mereka maksud, apa yang mereka sembunyikan?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
(π±)"Lalalala~~~" hobi bersenandung ria di pagi hari untuk membuat sarapan.
Mereka sudah bagi-bagi tugas untuk pekerjaan rumah hari ini.
Kookie dan mpi di tugasakn membersihkan rumah, nchim membantu hobi memotong sayuran, jiny mencuci dan menata piring, momon menyiram tanaman di halaman rumah.
Kalau momon di suruh nyuci piring takutnya piringnya terbelah dua.
Yang nanya sugar dimana, dia lagi di ruang tamu.
Menjalankannya kegiatannya sehari-hari disana.
Yaitu rebahan.
Itulah pemandangan yang menyambut Lina di pagi yang begitu cerah ini.
Mereka semua tampak senang dan tersenyum bahagia.
(π―)"Tuan, apa kau mau berangkat sekolah?" Tanya mpi yang membuyarkan lamunan Lina.
Lian langsung bergegas memakai sepatu sekolah dan berdiri dari tempatnya duduk.
(π)"Ah..i..iya, aku akan berangkat sekolah sekarang. Kalian jangan ada yang keluar dari rumah atau pergi keluar kompleks. Kecuali halaman belakang. Pastikan tidak ada orang yang curiga keberadaan kalian" perintah Lina pada tujuh pria tampan.
(π―)"Siap tuan!"
(π₯)"Nchim nggak akan keluar dari rumah"
(πΌ)"Tuan hati-hati di jalan"
(π°)"Kalau terjadi sesuatu jangan sungkan memberikan tahu kami tuan!"
(π)"Iya, kalian jaga rumah ya"
(π°)"Siap!"
Setelah kepergian Lina, mereka semua melanjutkan kegiatan masing-masing.
Hobi yang baru saja datang setelah kegiatan memasaknya di buat bingung kemana perginya si tuan.
(π±)"hei, apa kalian melihat tuan?"
(πΌ)"Dia baru saja berangkat sekolah"
(π±)"Apa!? Bagaimana kalian bisa membiarkan tuan kita pergi begitu saja? Tuan kita belum sarapan!"
(π―)"Benarkah!? Sekarang apa yang harus kita lakukan?"
(π°)"Aku akan mengantarkan makanannya kesekolah"
Semua menatap ke arah si kookie dengan tatapan tidak yakin. π
(π°)"Apa? Kenapa kalian menatapku seperti itu, Memangnya aku tidak bisa mengantar makanan? π " Tanya kookie sewot.
(πΌ)"Kami bukannya tidak percaya padamu, kookie. Hanya saja tuan kan sudah bilang ke kita untuk tidak keluar"
Ucap jiny berusaha menutupi rasa tidak percayanya pada si adik bungsu.
(π―)"Tapi kasian kalau tuan tidak di anatarkan makanan, nanti tuan kita makan apa disana? Dompetnya saja ter tinggal di atas meja belajarnya."
(π±)"Apa kau yakin bisa mengantarkannya ke sekolah tuan kita?"
(π°)"Tentu! Aku pasti bisa" yakin kookie.
(π±)"Baiklah, ini bekal makanan tuan kita. kalau sudah diantar langsung pulang" Pesan hobi ke kookie, Hobi menyerahkan paperbag berisiakn kotak bekal si tuan pada kookie.
(π°)"Oke, aku pergi"
Kookie membuka pintu dan melenggang pergi meninggalkan rumah.
(πΌ)"Kau yakin dia akan baik-baik saja"
(π±)"Tentu saja, lagiankan di sudah besar"
(π₯)"Tapi kok perasaan nchim nggak enak ya?"
Bersambung