"Ah iya, kenapa aku tidak berpikir sampai ke sana? Pasti asrama ini memiliki cabang di tempat lain. Aku akan segera menanyakannya." Nirmala kemudian segera mendekati pintu gerbang dan bertanya kepada satpam apakah asrama ini memiliki cabang di kota lain.
"Permisi Pak. Mohon maaf, apakah Asrama ini memiliki cabang di tempat yang lain?" Seorang satpam menatap Nirmala dengan tatapan meremehkan karena Nimala masih terlalu kecil.
"Memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu? apakah kamu mencari seseorang?" Nirmala mengangguk dan menunggu jawaban orang yang berada di hadapannya.
"Benar, Pak! saya sedang mencari teman saya yang tinggal di asrama yang sama seperti asrama ini. Tetapi teman saya tidak ada disini." Nirmala mencoba menjelaskan dengan ramah kepada satpam penjaga asrama ini.
"Asrama kami memang memiliki dua cabang lain. Yang satu di kota Semarang dan yang satu berada di Jakarta Timur. Kalau kamu mau, kamu boleh mencari ke sana!" Nirmala kemudian berterima kasih dan segera pergi dari tempat ini.
"Farel,berarti kita harus mencari lagi di tempat lain. Sekarang kita akan kemana?" Nirmala merasa agak lelah dan juga lapar. Dia dan Farel memang sengaja berjalan kaki saat mencari keberadaan asrama Farel. Selain karena memang mereka tidak tahu arah, Nirmala harus menghemat uang sakunya. Saat ini, uang saku Nirmala hanya cukup untuk bertahan sampai satu minggu kedepan.
"Nirmala, maafkan aku ya! gara-gara aku, kamu jadi seperti sekarang. Terlunta-lunta di jalan dan juga kamu telah menghabiskan uang tabunganmu." Nirmala menatap Farel dengan tatapan bingung. Kenapa Farel malah meminta maaf.
"Farel, kenapa kamu malah meminta maaf kepadaku? aku jusrtu khawatir apabila sampai satu minggu kita belum menemukan asramamu. Bagaimana kita akan melanjutkan perjalanan nanti?" Farel kemudian kembali berjalan dan Nirmala mengikutinya. Farel seperti mengenali sesuatu.
"Nirmala, sepertinya aku pernah berada di sini..." Nirmala menatap Farel dengan tatapan penuh harap. Dia segera mendekati Farel dan menunggu Farel meneruskan kata-katanya.
"Yang benar Rel? Ayolah di ingat-ingat dulu! apakah kamu tidak mau segera kembali ke dalam tubuhmu?" Nirmala memiliki sedikit harapan terhadap Farel.
"Sebentar, aku akan melihat-lihat dulu." Farel kemudian menghilang dari hadapan Nirmala dan kemudian farel kembali.
"Nirmala, kita akan menuju ke arah sana!" Farel menunjukkan telunjuknya ke belakang tubuh Nirmala.
"Yang benar? kamu tidak salah ingat kan? bukankah tadi kita sudah ke sana?" Farel mengangguk dengan mantap.
"Tapi Rel, kalau aku tidak boleh masuk bagaimana?" Nirmala merasa satpam yang tadi di temuinya sangat tidak ramah.
"Sudahlah, yang terpenting kamu tanyakan saja dulu tentang aku, nanti aku akan memberitahu siapa nama lengkapku di sana." Nirmala mengangguk. Dia dan Farel kemudian kembali ke asrama yang tadi di hampirinya.
"Kenapa kamu sekarang baru mengungatnya sih rel! kan kita sudah beralan sangat jauh dari asrama itu!" Nirmala merasa agak kesal dengan Farel. Tetapi kemudian dia juga merasa senang karena sebentar lagi, Farel akan kembali ke dalam tubuhnya.
"Tadi aku seperti pernah berada di tempat kita tadi, lalu aku mencoba melihatnya lebih dekat dan ternyata memang aku melupakan asrama tempat aku selama ini tinggal." Nirmala mengangguk dan keduanya akan menyeberang jalan untuk kembali ke asrama itu lagi.
"Farel, setelah kamu kembali ke dalam tubuhmu, kamu minta ayah dan ibumu untuk mengantar aku pulang ya! aku sudah tidak memiliki uang lagi untuk pulang." Farel mengangguk dan tersenyum kepada Nirmala. Mereka akhirnya menyeberang jalan dan saat Nirmala dan farel hampir sampai, ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arah mereka berdua.
Farel yang lebih dulu menyadari kalau Nirmala berada dalam bahaya mencoba melindungi Nirmala tetapi dia tidak bisa menyentuh sahabatnya itu. Akhirnya Nirmala tertabrak mobil dan kini tubuhnya bersimbah darah tergeletak di jalanan. banyak orang yang mengerumuni Nirmala tetapi tidak ada yang berani menolong sampai polisi dan ambulance datang.
Akhirnya setelah setengah jam, Nirmala sudah di bawa ke rumah sakit dan kini sedang di tangani.
"Nirmala membuka matanya dan dia menemukan dirinya terbaring di sebuah rumah yang sangat sederhana. Atapnya berupa jerami dan lantainya masih tanah, dinding rumah tempat dirinya berada saat ini hanya berupa anyaman bambu.
Nirmala terbangun dan melihat ke sekelilingnya. Dia merasa kepalanya sangat pusing. Dia bingung karena sama sekali tidak mengetahui tempatnya berada sekarang. Dia juga tidak menemukan sosok Farel yang selalu mengintil kemanapun dia pergi.
"Farel... " Nirmala mencoba memanggil nama Farel, biasanya kalau dia memikirkannya saja Farel akan segera datang. Tetapi saat dia sangat membutuhkannya, Farel malah tidak segera datang.
Nirmala beranjak dari tempat tidurnya. Tubuhnya terasa sangat tidak nyaman karena ternyata dia berbaring di sebuah bale-bale tanpa kasur. Nirmala juga tidak mengerti, berada di mana dia saat ini. Dia mencoba mencari seseorang tetapi tidak menemukan siapapun.
"Halo... apakah ada orang?" Nirmala tidak menemukan siapapun. Dia melihat sekelilingnya dan kadaannya sangat sepi dan dia merasa dia tidak berada di dunianya. Nirmala baru menyadari kalau pakaian yang di pakainya juga bukan pakaian yang dia pakai kemarin.
Dia memakai seperti kebaya dan kain batik juga memakai celana dan rambutnya memanjang. Nirmala kemudian mencari cermin dan saat dia melihat dirinya di cermin, dia sangat syok melihat penampilannya. Rambutnya panjang dan dan dia memakai pakaian ala-ala film tutur tinular yang sering di tontonnya.
Nirmala menepuk pipinya sendiri juga mencubit tangannya dan dia merasakan sakit.
"Berarti ini bukan mimpi! aku tidak sedang bermimpi..." Nirmala langsung berlari keluar dan dia melihat orang-orang yang lewat di depan rumah di mana dia berada saat ini, semuanya berpenampilan mirip dengannya. Apakah dia sedang bermain film saat ini? Nirmala semakin pusing dan dia kembali masuk ke dalam rumah. Dia akan menungu siapa orang yang sudah membawanya ke rumah ini. Nirmala juga akan bertanya mereka menemukan dirinya di mana.
"Kenapa aku bisa berada di tempat seperti ini? sebenarnya apa yang terjadi?" Nirmala sangat bingung, dia kemudian kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya. Dia akan mencobe tidur dan berharap saat terbangun nanti, Nirmala akan kembali berada di tempat dimana dia berada sebelumnya.
Nirmala teringat saat dia dan Farel akan kembali ke asrama untuk menanyakan tentang Farel dia tiba-tiba terbantur sesuatu yang sangat keras dan rasanya seluruh tubuhnya hancur. Nirmala merasakan sakit yang teramat sangat dan tidak sadarkan diri. Saat dia sadar, dia menemukan dirinya terbangun di tempat yang sangat asing dan Farel menghilang.