"Sabar, kita akan memahami teorinya dulu lalu kita akan praktek kalau kamu sudah benar-benar mengerti, jadi jangan terburu-buru!" Nirmala baru saja akan menjawab apa yang di katakan Arjuna saat Arjuna tiba-tiba meraih pinggangnya dan keduanya terbang dan segera berada di rumah pohon, Arjuna kemudian melambaikan tangannya dan suasana di tempat mereka berada langsung berubah.
Kini setiap orang yang berada di tempat itu hanya akan melihat sebuah pohon besar dan rindang tanpa rumah pohon dan suasananya terasa sangat mencekam.
"Arjuna! apa-apaan sih kamu!" Nirmala memberontak hendak melepaskan diri tetapi Arjuna menahannya.
"Nirmala, kamu bisa diam nggak sih, lihatlah!" Arjuna menunjuk ke arah dua orang yang sedang berada di bawah sana. Arjuna tidak mengenali kedua orang itu tetapi dia merasakan kalau keduanya bukan orang baik yang sedang mencari seseorang.
"Dimana dia berada? aku masih merasakan auranya berada di sini tetapi kenapa tidak ada siapapun disini?" Kedua orang itu merasa sangat bingung karena mereka tidak menemukan orang yang mereka cari padahal mereka masih merasakan aura orang yang di carinya di sini.
"Kita cari ke sana!" Keduanya kemudian segera meninggalkan lokasi tempat Arjuna dan Nirmala berada.
"Siapa mereka Arjuna?" Nirmala menatap kepergian orang di bawah sana dengan tatapan penasaran.
"Mereka adalah kelompok tabib sakti tetapi sayangnya mereka berseberangan prinsip dengan kerajaan, jadi jangan sampai kamu berurusan dengan mereka kalau tidak ingin memiliki masalah dengan kerajaan." Nirmala menganggukkan kepalanya. Saat dia menyadari, saat ini posisinya begitu dekat dengan Arjuna. Bahkan napas Arjuna bisa di rasakan Nirmala dengan jelas.
Mata keduanya saling menatap dan wajah Arjuna semakin mendekat lalu dia melumat bibir Nirmala dengan lembut. Nirmala sendiri sangat menikmati ciuman Arjuna dan dia kini memejamkan matanya.
Arjuna dan Nirmala berciuman cukup lama dan keduanya baru berhenti saat mereka hampir kehabisan napas. Nirmala dan Arjuna terengah-engah dan kembali saling menatap. Arjuna melihat wajah Nirmala memerah tetapi kemudian gadis itu terlihat sangat marah.
"Arjuna! kamu selalu mencuri ciuman dariku. Memangnya kamu menganggap aku apa? kita tidak saling mengenal dan aku juga akan segera pergi dari sini. Jadi aku mohon jangan seperti ini! jangan membuat aku berat meninggalkan tempat ini nantinya." Nirmala kini menangis karena dia merasa kesal. Nirmala kesal karena dia sudah terbiasa dengan Arjuna, dia bahkan sepertinya mulai mencintai pangeran tampan ini.
"Kalau begitu kamu jangan pernah pergi, Nirmala. Tinggalah disini bersamaku dan aku akan mempersuntingmu. Kita akan hidup bersama di sini dan memiliki banyak anak, bagaimana?" Nirmala membelalakkan matanya. Mana mungkin dia akan menikah dengan Arjuna kalau mereka tidak saling mencintai.
"Arjuna, aku tidak mau bermimpi. Aku dan kamu tidak akan mungkin bersatu karena dunia kita berbeda. Lagi pula di antara kita tidak saling mencintai." Arjuna menatap Nirmala dengan tatapan penuh cinta. Dia mendekat dan memeluk tubuh Nirmala.
"Tetapi aku mencintaimu sejak pertama kali menemukanmu. Aku juga sudah melihat tubuhmu luar dalam, apakah kamu tidak akan rugi jika tidak menikah denganku?" Nirmala membelalakkan matanya saat mendengar apa yang di katakan Arjuna.
"Dasar pangeran tidak tahu malu! mana mungkin kamu melihat tubuhku? katamu kamu menggantikan pakaianku dengan memejamkan mata!" Nirmala sangat kesal dengan Arjuna yang kini tertawa mendengar apa yang di katakan oleh Nirmala.
"Nirmala, aku saat itu berkata bohong kepadamu. Mana mungkin aku tidak melihat tubuhmu yang indah itu? sedangkan disini hanya ada kita berdua dan aku juga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan bisa menyentuh tubuh gadis cantik sepertimu. Aku bahkan memelukmu saat itu karena tubuhmu kedinginan hingga menggigil.
"Kata tabib di istanaku, kalau kita akan menolong seseorang yang sedang kedinginan, cukup memeluk dengan sama-sama telanjang. Dan semua itu terbukti. Kalau aku tidak melakukan hal itu, kamu mungkin sudah mati." Arjuna tersenyum puas saat melihat wajah Nirmala merah padam karena sangat marah.
"Arjuna! kamu benar-benar sialan..." Nirmala mendekati Arjuna dan memukuli pangeran yang telah menyentuhnya tanpa ijin dengan membabi buta. Tetapi Arjuna sangat menikmati apa yang di lakukan oleh Nirmala. Arjuna kemudian menangkap tangan kecil itu dan menariknya sehingga kini Nirmala kembali berada di dalam pelukannya.
"Arjuna, lepaskan aku! Aku mau mencari tanaman herbal itu lalu memberikan kepada Nenekku dan aku akan segera menemukan jalan kembali ke tempat asalku." Arjuna membaringkan Nirmala di tempat tidur yang berada di rumah pohon itu lalu menindihnya. Arjuna kembali mencium bibir Nirmala dengan sangat rakus karena Arjuna sedang marah mendengar kalau Nirmala akan meninggalkannya.
"Kamu tidak akan pergi dari sini. Aku lebih baik memusnahkan tanaman itu agar kamu tidak kembali selamanya!" Arjuna kemudian kembali menciumi bibir Nirmala dan karena kelelahan, keduanya tertidur dengan posisi saling berpelukan.
Nirmala terbangun saat merasakan tubuhnya tidak bisa bergerak. Ternyata Arjuna masih berada di atas tubuhnya. Nirmala mencorong tubuh pangeran yang kini wajahnya berada di atas dadanya. Nirmala tersenyum saat melihat wajah tampan itu. Meski wajah Arjuna dan Farel sama, tetapi Arjuna terlihat lebih tampan karena aura kepemimpinan yang dia miliki sangat kuat.
"Gadis kecil, kalau kamu memandangku seperti itu nanti kamu bisa benar-benar jatuh cinta denganku!" Nirmala mendorong tubuh Arjuna dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Arjuna tertawa terbahak-bahak melihat Nirmala yang bertingkah sangat lucu di hadapannya.
"Nirmalaa, kita jadi latihan tidak? ini sudah hampir pagi!" Nirmala kemudian membuka selimutnya dan menatap Arjuna. Dia segera bangun dan merapihkan pakaiannya lalu menarik tangan Arjuna menuju ke luar. Mereka kemudian mulai berlatih. Arjuna sangat mengagumi kemampuan Nirmala yang sangat cepat belajar.
"Nirmala, kamu sangat cepat menangkap pelajaran yang aku berikan. Dalam beberapa kali latihan, kamu sudah menguasai beberapa jurus penting. Setelah kamu mendapat tenaga dalam nanti, kekuatanmu akan menjadi semurna dan kita tidak akan terkalahkan!" Nirmala tersenyum menganggukkan kepalanya. Dia sangat bersemangat karena dia ingin segera kembali sebelum dia benar-benar jatuh cinta kepada pangeran ini.