Chereads / Aku Bukan Hantu / Chapter 22 - Pesan Nenek

Chapter 22 - Pesan Nenek

Nirmala perlahan membuka matanya, dia merasakan kepalanya terasa pusing. Dia segera membuka matanya dan menemukan dirinya terkurung di sebuah ruangan yang sangat sempit dan agak gelap. "Kenapa kamu kembali? seharusnya kamu tidak pernah kembali ke rumahku kalau kamu sudah memutuskan melarikan diri dariku." ucap Nenek yang wajahnya sama persis dengan wajah Nirmala di dunia nyata. Nirmala kini sudah bisa melihat dengan jelas di mana saat ini mereka berada. Dia langsung menegakkan tubuhnya dan menatap seseorang yang berada di sampingnya.

"Nenek, kenapa kamu berada di sini? apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Nirmala kepada orang yang sudah di anggap sebagai neneknya itu. Nirmala melihat raut sedih dari wajah Neneknya, dia kemudian menatap Nirmala dan menghela napas berat. "Nirmala, aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu disini. Aku mau mengatakan kalau kamu harus mengembalikan daun itu pada Pangeran Arjuna, aku sangat menyesal membantu penjahat ini, mereka tidak tahu terima kasih dan sekarang membuangku saat aku sudah tidak berguna lagi.

"Kalau kamu mau kembali ke tempat di mana kamu berasal, sebaiknya kamu kembali ke istana, di sana ada sebuah tempat yang menghubungkan antara tempat satu dan tempat yang lain. Hanya saja lokasi tepatnya Nenek tidak dapat mengatakan karena aku sendiri juga tidak tahu. Yang pasti, lokasi itu berada di sekitar istana, entah di dalam istana ataupun di luar istana aku tidak tahu. Saat ini yang terpenting kita harus meninggalkan tempat ini." ucap Nenek Nirmala dengan nada yang teramat berat. Entah apa yang akan di lakukannya setelah ini, tetapi dia juga mengajari Nirmala mengolah daun itu menjadi obat penawar racun yang sangat istimewa karena bisa menyembuhkan penyakit apapun.

Sementara kalau daun itu jatuh ketangan orang yang saat ini menawan mereka, daun itu akan di buat menjadi racun yang sangat mematikan dan akan di gunakan untuk membunuh Raja dan Pangeran Arjuna, Nirmala harus segera bisa meninggalkan tempat ini. Setelah Nenek memberitahu cara menggunakan daun herbal itu, dia juga mengatakan apa yang harus Nirmala lakukan saat mereka keluar dari tempat ini nanti. Nenek Nirmala yakin kalau penjahat yang saat ini menahan mereka tidak akan melepaskan Nirmala dan dirinya, maka dari itu mereka harus bekerja sama untuk bisa melepaskan diri dari tempat ini juga penjahat yang sangat menginginkan kehancuran kerajaan ini.

"Kamu sudah mengerti kan, Nirmala? kamu tdak boleh membantah apa yang aku katakan. Aku sangat menginginkan kamu bisa kembali ke tempat asalmu dengan selamat. Apapun yang terjadi nanti jangan perdulikan aku, kita pasti akan bertemu lagi suatu hari nanti." ucap Nenek itu yang langsung di angguki Nirmala. "Baik, Nek! aku akan melakukan apapun yang Nenek katakan, maaf, kalau boleh tahu Nama Nenek siapa?" tanya Nirmala yang berharap kalau nama nenek yang ada di hadapannya ini sama dengan nama neneknya di dunia nyata.

"Aku nenek Seruni, panggil aku Nenek Runi..." ucapan Nenek Runi membuat mata Nirmala terbelalak, dia langsung memeluk erat Nenek Runi dan dia merasakan kalau kedua orang yang sangat dekat dengannya itu benar-benar seperti orang yang sama meski mereka sebenarnya tidak memiliki hubungan darah. Nirmala kemudian berpikir kalau mungkin dirinya dan Nenek Runi memang sudah di takdirkan bertemu dan bersama sejak dulu.

"Nenek, aku akan melakukan apa yang kamu inginkan. Aku sangat beruntung bertemu di kehidupan ini dan juga dikehidupanku di masa depan. Sekarang bagaimana kita akan keluar dari sini?" tanya Nirmala yang langsung di jawab senyuman oleh Nenek Runi. "Nirmala, sebentar lagi kita akan di bawa pergi dari tempat ini dan akan di bawa ke tempat orang yang menjadi dalang dari semua ini, dia seorang tabib yang sangat jahat yang menentang istana. Dia dulu adalah seorang tabib istana yang kemudian di kebiri karena ingin berbuat tidak pantas pada permaisuri. Namanya Tabib Tao yang masih memiliki darah keturunan China.

"Dia telah jatuh cinta kepada permaisuri dan saat mengibati permaisuri dia berbuat tidak pantas kepadanya dan ketahuan Pangeran Arjuna, makanya dia kemudian di masukkan ke dalam penjara bawah tanah dan berhasil melarikan diri, aku telah tertipu dengan kata-katanya yang telah memutarbalikkan fakta bahwa kerajaan melakukan kesalahan yang menyengsarakan rakyat. Kini aku sangat menyesal dan aku harus menyelamatkan kerajaan dengan membuat tabib Tao tidak bisa mewujudan keinginannya, jadi nanti saat kita dalam perjalanan, sebaiknya kamu melarikan diri dan mengembalikan daun itu kepada Raja atau Pangeran Arjuna." ucap Nenek Runi menasihati Nirmala yang langsung menganggukkan kepalanya.

Beberapa saat kemudian, penjaga yang tadi membawa Nirmala datang dan segera membawa mereka meninggalkan gubuk yang ternyata berada di tengah hutan. Nirmala sangat mengenal hutan ini, dia pernah melewati hutan ini sebelum tergelincir ke dalam sungai dan hanyut sebelum di temukan oleh Pangeran. Dia sudah tahu apa yang akan di lakukan saat neneknya nanti memintanya pergi, dia akan menyusuri sungai agar dia bisa kembali sampai ke istana dan mengembalikan daun-daun herbal ajaib itu.

"Kalian akan kami bawa ke tempat Tabib Tao, sekarang kalian harus bersikap baik dan menurut agar kalian selamat." ucap orang yang menangkap Nirmala, sementara empat orang lainnya memegangi tubuh Nirmala dan juga Neneknya masing-masing dua orang. "Tuan, kamu kenapa membawa pemuda ini juga? bukankah kamu berjanji akan melepaskannya? aku akan membawamu kepada cucu perempuanku." Nenek Nirmala mencoba bernegisiasi agar Nirmala di bebaskan, tetapi tentu saja orang itu tidak menuruti apa yang diinginkan Nenek Nirmala.

"Sebaiknya kamu diam Nenek tua, Tabib Tao akan senang jika aku membawa pemuda ini, aku lihat dia sangat tampan. Bkankah kamu tahu kalau tabib Tao menyukai orang-orang yang sangat cantik dan tampan?" tanya orang yang wajahnya sangat menyeramkan itu. Nirmala bergidik ngeri membayangkan seperti apa wujud dari orang yang bernama Tabib Tao itu. Nirmala dan Nenek saling memandang, saat ini mereka sudah agak jauh meninggalkan tempat mereka tadi di kurung, Nirmala juga sudah bisa mendengar suara air, itu berarti saat ini mereka sudah dekat dengan sungai.

"Tuan, maafkan aku, tetapi aku ingin buang air kecil sebentar. Apakah anda bisa melepaskan ikatan tanganku? sejak kemarin aku sudah menahannya dan sekarang aku sudah tidak tahan lagi." Nirmala memang sangat ingin buang air kecil, dia mencoba meminta ijin untuk buang air kecil dan akan menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri.