"Kamu jangan membodohiku anak muda! aku tahu kamu ingin kabur." Lelaki itu ternyata bisa membaca pikiran Nirmala, tetapi Nirmala tentu saja tidak akan semudah itu menyerah. Dia kemudian tersenyum dan kembali mengatakan sesuatu kepada orang yang saat ini terus berjalan di depannya. "Tuan, kalau kamu tidak membiarkanku buang air kecil, aku akan kencing disini, dan kalian akan merasakan aroma yang sangat memuakkan nanti sepanjang perjalanan." ancam Nirmala, akhirnya dengan kesepakatan kalau kedua orang yang memegangi Nirmala ikit mengantarkan Nirmala diijinkan buang air kecil di balik semak-semak.
"Anak muda, kami akan menunggu kamu disini. Jangan coba-coba kabur kalau kamu mau selamat." ucap kedua orang yang saat ini mengantar Nirmala yang sedang buang air kecil di balik semak-semak. Tangan Nirmala masih terikat dan di awasi dengan ketat oleh kedua orang yang sejak berangkat memeganginya, tetapi bukan Nirmala namanya jika dia tidak bisa mengelabui kedua orang lelaki yang kini menjaganya di balik semak-semak itu. Nirmala berhasil melepaskan ikatannya kemudian dia mengikatkan ikatan itu pada sebatang pohon di depannya, dia kemudian segera berlari sejauh mungkin setelah menyelesaikan hajatnya.
"Anak muda, kenapa kamu lama sekali? kamu buang air kecil apa tidur?" tanya orang yang memegang tali yang terikat dengan tubuh Nirmala, mereka menarik tali itu dan masih terasa berat, mereka bisa bernapas lega saat ini karena mengira kalau Nirmala masih berada di balik semak itu. Sementara itu Nirmala sudah jauh meninggalkan tempat di mana tadi dia dan neneknya berada.
"Kalian kenapa lama sekali? kita sudah terlambat!" ucap lelaki yang sepertinya adalah pemimpin dari keempat orang yang membawa Nirmala dan Neneknya. "Sebentar Tuan, Anak muda itu tidak segera selesai." ucap kedua orang yang menjaga Nirmala, lelaki yang menangkap Nirmala kemudian mendekati kedua lelaki yang menjaga Nirmala dan menarik tali itu, dia mengerutkan keningnya karena orang di balik semak tidak bergerak. Dia segera melihat di mana Nirmala berada tetapi disana tidak ada siapapun dan tali itu terikat pada sebatang pohon. "Dasar bodoh!" lelaki itu memukul kedua orang yang menjaga Nirmala dan lalai sehingga Nirmala berhasil melarikan diri.
"Maafkan kami Tuan, kami sama sekali tidak menyangka kalau dia bisa melepaskan diri." ucap kedua orang yang kini menundukkan kepalanya. Lelaki yang menjadi pimpinan keempat orang itu kemudian memerintahkan kepada keempat orang anak buahnya untuk segera membawa Nenek Runi ke rumah Tabib Tao sementara dia akan mengejar Nirmala. Dia harus mendapatkan Nirmala kembali, dia sudah berjanji kepada Tabib Tao akan memberikannya hadiah berupa seorang pemuda yang sangat tampan, dia pasti akan di siksa oleh Tabib Tao apabila kembali dengan tangan kosong. Apalagi cucu dari Nenek Runi juga belum bisa di temukan.
"Kalian bawa Nenek jelek ini dan serahkan kepada Tabib Tao, aku akan mengejar dan menangkap kembali pemuda itu." ucap lelaki bertubuh kekar dan berwajah menyeramkan itu segera terbang meninggalkan keempat lelaki yang kini membawa pergi Nenek Runi dan akan segera menuju ke rumah Tabib Tao yang hanya tinggal beberapa saat lagi.
Sementara itu, Nirmala sudah sampai di tepi sungai, dia kemudian berjalan menyusuri sungai menuju ke rumah pohon di belakang istana, dia masih memerlukan waktu setengah hari lagi untuk sampai di tempat itu. Apabila perjalanannya lancar, dia akan sampai sebelum petang. Sayangnya dia saat ini di hadang oleh orang yang kemarin menangkapnya. "Anak muda! jangan harap kamu akan bisa melarikan diri dengan mudah. Kamu tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa." ucap lelaki kekar berwajah seram itu. Nirmala sedikit terkejut tetapi dia akan melawan lelaki itu. Dia sudah belajar ilmu bela diri juga memiliki sedikit kekuatan spiritual yang telah di berikan oleh Arjuna beberapa saat yang lalu.
"Tuan, cepat sekali anda menemukanku, tetapi maaf, aku tidak akan ikut denganmu. Aku akan kembali ke tempat asalku. Sebaiknya kamu segera pergi dan anggap kita tidak pernah saling bertemu." ucap Nirmala mencoba mengelabui lelaki itu yang kini akan kembali menangkapnya. Nirmala sudah bersiap menghadapi lelaki itu, akhirnya perkelahian tidak terhindarkan lagi. Nirmala mengambil belati yang di berikan oleh Pangeran Arjuna sementara lelaki itu menggunakan golok yang cukup tajam untuk menyerang Nirmala.
Kekuatan mereka tidak seimbang, Nirmala masih terlalu lemah untuk menghadapi lelaki ini, dia bahkan terkena sabetan golok milik lelaki yang berwajah menyeramkan itu, tubuhnya kini penuh luka tetapi dia tidak mau menyarah, dia kemudian menggunakan jurus rahasia yang di ajarkan oleh Arjuna dan berhasil melukai lelaki itu. Mereka berdua sama-sama mengalami luka yang sangat parah. Nirmala menggunakan kesempatan ini untuk kembali melarikan diri, dia terbang dan hinggap dari dahan pohon ke dahan yang lain dan akhirnya dia merasa kelalahan. Nirmala kemudian jatuh ke semak-semak dan tidak sadarkan diri saat ini, dia kehabisan banyak darah dan tenaganya juga sudah terkuras saat perkelahian tadi.
Sementara itu, lelaki yang tadi bertarung dengan Nirmala sudah berhasil mengobati lukanya. Meski belum pulih, dia saat ini kembali mencari keberadaan Nirmala. Tujuannya tidak lagi membawa Nirmala dan menyerahkannya kepada Tabib Tao, tetapi dia ingin membunuh pemuda itu sekarang. Nirmala berhasil membuat wajah lelaki menyeramkan itu terluka bahkan kini wajahnya bertambah jelek. Dia sangat marah dan akan membuat perhitungan dengan Nirmala.
Di tempat lain, Nirmala sudah sadarkan diri tetapi dia sangat lemah. Dia melihat sekelilingnya dan merasa ada seseorang yang mendekat, dia bersembunyi di balik sebatang pohon yang sangat besar dan juga di tumbuhi ilalang yang panjang sehingga bisa menyembunyikan tubuh mungilnya. Saat Nirmala merasa sudah aman dan dia akan keluar dari semak-semak, dia merasakan tubuhnya di tangkap oleh seseorang. jantungnya berdebar kencang. "Habislah kamu Nirmala! kamu akan mati di tangan orang ini." gumam Nirmala dalam hati, karena gugup dan sudah tidak memiliki sisa tenaga lagi, akhirnya Nirmala jatuh tak sadarkan diri lagi. Orang yang menangkapnya segera membawanya pergi dari tempat mereka berada saat ini. Entah akan di bawa kemana dia oleh orang itu, Nirmala tidak akan tahu nasibnya seperti apa.