"Tapi semua itu tidak mungkin dan tidak akan pernah terjadi." Nirmala segera melepaskan pelukan Arjuna dan langsung duduk memakan bekal yang sudah di persiapkan oleh pengawal Arjuna sebelum berangkat tadi.
"Kenapa Nirmala? asalkan kamu mau dan juga kamu mencintaiku, kenapa tidak?" Arjuna memutar tubuh Nirmala dan menatapnya dalam, tetapi gadis itu malah menundukkan wajahnya. Nirmala tidak berani menatap wajah Arjuna, apa lagi menatap matanya. Sudah pasti dia akan ketahuan kalau dia juga sebenarnya menyukai pangeran tampan itu.
"Arjuna, dunia kita berbeda. Kamu seorang pangeran sedangkan aku hanya rakyat jelata. Aku yakin kalau kedua orangtuamu tidak akan pernah merestui kita. Daripada nanti kita sama-sama terluka, lebih baik kita tidak membiarkan perasaan itu tumbuh. Aku hanya ingin menemukan tanaman itu dan aku akan segera mencari jalan kembali." Nirmala kembali memakan bekal mereka.
"Nirmala, aku akan tetap memperjuangkanmu apapun yang terjadi nanti. Aku akan membujuk kedua orangtuaku agar mereka merestui hubungan kita." Nirmala tersenyum sinis. Sedangkan membayangkan menyukai farel yang satu derajat dengannya saja dia tidak berani, apalagi dengan seorang pangeran? apakah dia mencari mati?
"Sudahlah Arjuna, kamu jangan berimajinasi terlalu tinggi. Aku dan kamu tidak akan pernah bersatu. Sekarang, kalau kamu benar-benar menyayangi aku maka kamu harus membantuku menemukan segera tanaman itu. Aku akan kembali dan kita akan melanjutkan kehidupan kita masing-masing seperti dulu lagi." Nirmala sudah selesai makan dan kini dia berdiri. Nirmala akan mengembalikan sisa makanan kepada Arjuna untuk di makan lagi saat mereka lapar nanti.
Tetapi, sebelum dia berbalik dan memberikan bekal itu, Arjuna sudah lebih dulu memeluknya dari belakang. Arjuna memeluk erat tubuh Nirmala, dia meletakkan dagunya di bahu Nirmala, posisi Arjuna tentu saja sangat tidak nyaman, dia sangat tinggi sedangkan Nirmala sangat mungil. Makanya, ketika Nirmala mengenakan pakaian laki-laki, dia terlihat seperti seorang yang masih sangat muda.
"Arjuna, lepaskan! Nirmala berusaha melepaskan pelukan Arjuna. Nirmala berusaha melepaskan tangan Arjuna yang memeluk erat pinggangnya. Tetapi apalah daya, Nirmala hanya seorang gadis kecil dan Arjuna adalah seorang pangeran yang memiliki ilmu kanuragan yang sakti mandraguna.
"Aku tidak akan pernah melepaskanmu, Nirmala. Sebelum kamu menerimaku sebagai kekasihmu. Aku sangat mencintaimu, Sayang. Aku mohon kamu mau menjadi kekasihku!" Arjuna kemudian memutar tubuh Nirmala sehingga kini mereka saling berhadapan. Arjuna menagkupkan kedua tangannya di wajah kecil Nirmala, Arjuna tidak akan membiarkan Nirmala menghindari tatapannya lagi.
"Tatap mataku Nirmala!" Arjuna memaksa Nirmala yang menghindari tatapannya. "Kalau kamu menghindariku, kamu juga mencintaiku kan? kita saling mencintai, kenapa kamu tidak mau mengakuinya?" Arjuna mendekatkan wajahnya dan kini kembali melumat bibir Nirmala. Arjuna akan membuktikan kalau perasaannya tidak salah.
"Sayang, kamu juga menikmatinya, kan?" Nirmala kini menitikkan air matanya. Dia sudah tidak tahan lagi. Nirmala sudah tidak bisa menyembunyikan perasaannya lagi saat ini. Saat mata Arjuna menatap matanya, dia tentu tidak bisa berbohong lagi.
"Arjuna, kamu benar. Aku sangat mencintaimu, maka dari itu, aku harus segera menemukan tanaman itu dan segera kembali selagi perasaan ini belum terlalu dalam. Aku tidak mau menyakiti perasaanmu nantinya kalau saatnya kita harus berpisah." Arjuna tersenyum, dia kembali melumat bibir Nirmala dan kini Nirmala memejamkan matanya. Kedua tangannya membalas pelukan Arjuna. Keduanya kini saling memejamkan mata dan menikmati rasa manis dari bibir mereka masing-masing.
"Kalau begitu, sekarang kita adalah sepasang kekasih. Aku tidak mau mendengar penolakan dari bibirmu." Nirmala akhirnya menganggkkan kepalanya. Dia akan menggunakan waktu bersama Arjna dengan baik. Kalau saatnya dia kembali telah tiba, Nirmala harap Arjuna bisa melepaskannya nanti.
"Arjuna, aku sudah memperingatkan kamu kalau kita meneruskan hubungan ini kita akan tersakiti nantinya, tetapi karena kamu tidak mau mendengar maka kamu harus menanggung semuanya nanti kalau saatnya tiba. Saat di mana aku harus meninggalkanmu!" Nirmala kemudian melepaskan pelukan Arjuna.
"Kita harus melanjutkan perjalanan, aku tidak mau terlalu lama tinggal di hutan!" Arjuna tersnyum karena Nirmala kini memeluk lengannya dengan erat saat mereka kembali mendekati kudanya. Arjuna segera menaiki kudanya lalu menarik tubuh Nirmala dan keduanya kini telah berada di punggung kuda.
Nirmala berada di depan segangkan Arjuna berada di belakangnya. Keduanya segera menarik tali kekang pada kuda mereka dan segera meninggalkan tempat itu. Arjuna dan Nirmala tidak sadar apabila saat ini mereka sedang diikuti oleh lima orang bandit. Di jaman ini, para bandit banyak yang bersembunyi di dalam hutan.
"Amir, Sabah, Tamim, kalian kepung mereka! Wira kamu ikut aku dan memancingnya ke tempat yang sulit untuk mereka bergerak." Salman memerintah anak buahnya. Kelima bandit itu kemudian segera mengepung Arjuna dan Nirmala. keduanya sangat terkejut saat mendapati dirinya telah di kepung lima orang bandit.
"Arjuna, siapa mereka?" Nirmala bertanya tanpa memiliki perasaan takut. Arjuna hanya menyunggingkan senyumnya yang terlihat mengejek kepada kelima bandit itu.
"Sayang, kamu tenanglah! mereka hanya kroco-kroco yang mengotori perjalanan kita saja. Kita tidak perlu khawatir." Nirmala menganggukkan kepalanya. Kini, mereka sudah menghentikan kudanya dan keduanya segera turun dari punggung kuda. Kini posisi Arjuna dan Nirmala saling membelakangi dengan posisi punggung yang saling menempel. Keduanya bersiap menghadapi kelima bandit itu dan segera membereskannya.
"Nirmala, kamu kalau takut bersembunyi saja!" Arjuna berbisik di telinga Nirmala. "Tidak ada kata takut dalam kamusku Arjuna, kecuali satu saja yang aku takuti..." Nirmala menghentikan ucapannya. "Apa itu, Nirmala?" Arjuna sangat penasaran dengan apa yang di takuti kekasihnya itu.
"Aku takut ulat bulu!" Arjuna menyunggingkan senyum dan saat ini para bandit sudah mulai menyerang. Nirmala sendiri sudah berlatih beberapa kali dengan Arjuna jadi dia sudah bisa sedikit menguasai ilmu beladiri. Keduanya kemudian berhasil mengalahkan kelima bandit yang kini lari terbirit-birit dengan tubuh penuh luka.
"Kamu sangat hebat, Sayang!." Arjuna mencium kening Nirmala, mereka memutuskan untuk kembali meneruskan perjalanan mereka. Tidak berapa lama, keduanya telah sampai di lokasi biasanya Arjuna berburu rusa. Keduanya mulai menaiki pohon dan bersembunyi. Sementara itu, Arjuna sudah menyiapkan busur dan panahnya.
"Arjuna, bolehkan aku belajar memanah?" Nirmala menatap Arjuna dengan tatapan memohon. Arjuna kembali tersenyum dan menjawab pertanyaan Nirmala. "Tentu saja boleh, tetapi kamu tidak perlu menggunakan panah dan busur ini. Kamu cukup menggunakan tatapan matamu dan aku sudah terpanah oleh cintamu!" Nirmala memutar bola matanya saat mendengarkan apa yang di kataan oleh Arjuna.
"Dasar pangeran Alay!" Nirmala kemudian mencoba memperhatikan apa yang di lakukan oleh Arjuna selama berburu. Ini adalah pengalaman pertama Nirmala.