#NAD_30HariMenulis2020
#Hari_ke_12
#NomorAbsen_144
Jumlah kata : 460 kata
Judul : Polemik Covid-19
Isi :
Kasus pengambilan jenazah dari rumah sakit secara paksa saat ini tengah viral. Masyarakat seperti tidak terima anggota keluarganya yang telah meninggal tidak bisa dimakamkan secara layak. Mereka seperti tidak menyadari bahaya atau bahkan tidak peduli. Mempertaruhkan nyawa untuk bisa memakamkan keluarga mereka yang berpulang.
Duka yang mendalam dan kurangnya kesadaran atas bahaya virus Covid-19 membuat mereka melakukan tindakan nekat tersebut tanpa peduli dengan resiko yang mungkin menimpa mereka dan orang-orang di sekeliling mereka.
Hal tersebut bahkan sampai harus pihak berwajib yang turun tangan. Perseteruan dengan pihak rumah sakit berbuntut di jalur hukum.
Masyarakat sendiri sebenarnya sudah tertekan. Begitu pula dengan pihak rumah sakit. Bahkan pasien yang meninggal dengan penyakit selain corona juga sulit untuk diambil oleh pihak keluarga. Perselisihan terjadi antara pihak keluarga dan rumah sakit. Sedang masyarakat di sekitar kediaman yang meninggal ketakutan. Khawatir mereka meninggal terjangkit oleh Covid-19 tanpa tahu kebenarannya.
Pihak rumah sakit akhirnya meminta maaf dan mengeluarkan pernyataan bahwa pasien tidak meninggal karena Covid-19 dan meminta maaf pada keluarga yang berduka. Meski begitu mungkin masih saja orang-orang ketakutan dan mengucilkan keluarga dari orang yang meninggal tersebut.
Itulah yang saat ini tengah dirasakan oleh masyarakat. Akan tetapi di balik segala kisruh dan perselisihan yang tengah terjadi dengan pihak rumah sakit dan kepolisian, nyatanya banyak orang yang memang tidak peduli dengan keselamatan mereka.
Mereka bisa mengucilkan keluarga dari orang yang meninggal meski sudah dipastikan tidak terkena Covid-19, tetapi dengan tidak peduli mereka pergi ke mall atau pasar untuk berbelanja. Bahkan saat lebaran kemarin, beberapa mall yang buka diserbu oleh pengunjung. Mereka juga nekat melakukan tradisi lebaran yaitu mudik yang meski telah diperingatkan tetap saja tidak diindahkan.
Masyarakat memang kini seperti berada dalam kungkungan polemik. Ketakutan dan kekhawatiran, tetapi juga ada yang meremehkan. Beranggapan mereka sudah cukup menjaga diri dengan masker dan hand sanitizer, maka mereka akan kebal. Jika demikian, maka Covid-19 tidak akan membahayakan.
Saat terjangkit, barulah timbul perasaan takut dan mencari kesalahan orang lain untuk bisa dipersalahkan.
Mereka lupa bahwa yang terpenting saat ini bukanlah saling menyalahkan, tetapi menjaga diri sebaik mungkin. Janganlah keluar dari rumah jika tidak benar-benar penting, seperti bekerja atau berbelanja kebutuhan pokok, karena hal tersebut tidak bisa dihindari atau ditunda karena kita tetap butuh asupan makanan dan uang. Akan tetapi, jika hanya untuk tujuan bersenang-senang, maka sebaiknya hal tersebut ditunda dulu hingga wabah corona berakhir agar penyebaran tidak makin luas. Apalagi saat ini dikabarkan jumlah penderita masih terus bertambah.
Alangkah baiknya jika kita bisa menjaga diri kita dan orang-orang di sekeliling kita agar tetap sehat. Akan tetapi kita juga tidak perlu bersikap terlalu paranoid dan ketakutan yang justru menyebabkan masalah dengan orang lain. Untuk mereka yang melanggar aturan hanya untuk hal yang tidak penting, mungkin perlu juga diambil tindakan tegas pemerintah sehingga penyebaran covid-19 tidak semakin meluas dan jumlah korban tidak terus bertambah.
Sumber :
- https://megapolitan.kompas.com/read/2020/06/10/20205001/warga-di-pasar-jakarta-sudah-sadar-pentingnya-penggunaan-masker-tapi?page=2
- https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/makassar/read/2020/06/10/22380621/datangi-rs-di-makassar-sejumlah-orang-coba-ambil-paksa-jenazah-pasien-covid
-
https://www.google.com/amp/s/www.bbc.com/indonesia/amp/indonesia-53009450