Rumah Audy
Audy sibuk menyuapi anaknya yang sedang makan sembari menonton kartun kesukaan mereka. Sesekali mereka berceloteh dan bercanda layaknya ibu dan anak. Audy sangat bahagia dengan panggilan baru Alex padanya,dia juga kasihan kenapa ada ibu yang tidak mau dengan anak setampan itu. Audy tidak habis pikir masih ada wanita diluaran sana yang tidak menginginkan anak seperti Alex.
Dering hp membuyarkan lamunan Audy,segera ia mencari hp nya yang entah dimana. Dia mendapati hp nya yangg masih tersimpan rapi di dalam tasnya. Jari nya bergerak ke tombol hijau dan meletakkan di telinganya.
"halo"
....
"ya,saya yang menemukannya,ini dengan siapa saya berbicara"
.....
"oh baiklah,bisakah saya meminta agar dijemput agak sore karena saya mau menghabiskan waktu bersama nya sedikit"
....
"baiklah" Audy meloudspeaker hp nya agar sipenelpon yang mengaku ayah bisa bicara dengan alex.
.....
"ya papa"
.....
"ya Alex baik-baik saja pa,Alex lagi bermain bersama mama dan juga adik Yaya"
....
"ya pa" Telpon pun mati,sementara Alex terlihat murung karena ia sangat betah tinggal bersama Audy. ia juga punya teman untuk bermain tidak seperti dirumahnya dia hanya bermain sendiri di dalam kamar nya.
Audy yang melihat Alex nampak bersedih,ia merasa tidak tega. sebenarnya dia juga menginginkan anak itu bersamanya tapi tidak mungkin dia seegois itu sedangkan disana ada keluarga yang mencarinya.
"kakak kenapa?" Yaya merasa ada yang aneh pada kakaknya setelah bertelepon.
"tidak ada apa apa" Alex tersenyum pada adiknya agar adiknya tidak bertanya banyak.
Audy menangkup pipi anaknya agar sang anak terlihat semangat untuk pulang. "sayang.... jangan sedih dong,mama jadi sedih juga melihat kakak begitu. Kan kita masih bisa bertemu,kakak bisa datang kesini tiap hari menemui mama dan juga yaya,kita bakalan bermain dan pergi jalan2 kalau kakak nanti kesini lagi".
Benar saja Alex pun terlihat tersenyum pada audy "benarkah ma,kita akan jalan2 bersama."
Audy mengangguk membenarkan, Alex terlihat bahagia hanya dengan kata2 manis Audy. saking bahagianya ia mengajak Audy untuk berjanji sembari mengacungkan jari kelingking nya. Audy membalas nya dengan menautkan jari kelingkingnya juga. Alex tersenyum sumringah saling bahagianya ia memeluk adik disampingnya dengan refleks.
"kakak,Yaya tidak bisa nafas" Alex tertawa mendengar suara adiknya akibat kelakuannya yang memeluk dengan erat.
Audy yang melihat keduanya akur sangat bahagia,dia tidak pernah sebahagia ini setelah apa yang terjadi dengan nya di masa lalu. Masa lalunya yang menguras air mata,masa lalunya yang melelahkan untuknya. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk kuat melawan siapapun yang menindasnya hingga akhir ini.
Untuk menghilangkan pikiran nya yang mulai teringat masa lalu,ia mengajak kedua bocah nya untuk bermain permainan monopoli. Monopoli itu permainan papan yang tujuannya untuk menguasai semua petak diatas papan tersebut melalui pembelian,penyewaan dan pertukaran properti yang pastinya siapa paling banyak uang dialah pemenang nya. Mereka sangat bersemangat untuk bermain yang duluan mendapat giliran akan melemparkan dua buah dadu,setelah itu memindahkan bidaknya ke tempat yang dipilih oleh dadu tersebut.
Selain dadu dan bidak didalamanya juga terdapat kartu seperti kartu hak milik untuk setiap properti. Kartu ini diberikan kepada pemain yang membeli properti itu. Di atas kartu tertera harga properti, harga sewa, harga gadai, harga rumah dan hotel.
Papan permainan dengan petak-petak:
22 tempat, dibagi menjadi 8 kelompok berwarna dengan masing-masing dua atau tiga tempat. Seorang pemain harus menguasai satu kelompok warna sebelum ia boleh membeli rumah atau hotel.
4 stasiun kereta. Pemain memperoleh sewa lebih tinggi bila ia memiliki lebih dari satu stasiun. Tapi di atas stasiun tidak boleh dibangun rumah atau hotel.
2 perusahaan, yaitu perusahaan listrik dan perusahaan air. Pemain memperoleh sewa lebih tinggi bila ia memiliki keduanya. Rumah dan hotel tidak boleh dibangun di atas perusahaan.
Petak-petak Dana Umum dan Kesempatan. Pemain yang mendarat di atas petak ini harus mengambil satu kartu dan menjalankan perintah di atasnya.
Uang-uangan Monopoli.
32 rumah dan 12 hotel dari kayu atau plastik. Rumah biasanya memiliki warna hijau, hotel warna merah.
Kartu-kartu Dana Umum dan Kesempatan.
Mereka bermain dengan sangat gembira,seskali tertawa mengiringi ketiga nya. mereka membuat permainan siapa yang kalah akan di coret dengan lipstik. saking gembiranya mereka sampai lupa waktu.